Chapter 18

8K 648 182
                                    

Hari kini telah malam.

Krist dan teman-temannya telah kembali ke rumah masing-masing.

Krist sendiri dirumah tengah melakukan sebuah pesta bersama kedua orang tuanya.

Pesta sederhana, namun penuh arti untuk Krist. Mungkin, setelah ini Krist akan merindukan masa-masa berkumpul bersama dengan kedua orang tua dan adiknya itu.

Ting!

Krist menaikkan salah satu alisnya ketika ponselnya berbunyi di atas meja makan.

Dilihatnya nama SingTuan dilayar ponselnya. Krist mengambilnya dan membaca chat itu.

SingTuan

Aku diluar. Keluarlah.

Krist melotot.

Jantungnya tiba-tiba berhenti berdetak untuk sesaat.

"Hah?!" Krist tanpa sadar berucap keras.

Ayah ibunya sontak melihat Krist yang tengah memandang ponselnya.

"Krist? Kenapa? Ada apa?" tanya ibunya.

Krist tersadar dari kagetnya, "Ah, tidak. Hanya... Ah! Aku keluar dulu, Mae, nanti aku jelaskan." Krist membalas dengan segera berdiri dan berlari menuju pintu keluar rumahnya.

Ketika Krist membuka pintu rumahnya, disana, Singto bersandar di mobil hitam--yang Krist lagi-lagi yakin itu bukan mobil yang sama dengan yang dulu Singto pakai.

Krist buru-buru mendekati Singto.

"Hai," Singto menyapa.

"Astaga, Phiii... Kenapa datang tidak bilang-bilang???" balas Krist yang telah berdiri di depan Singto.

Singto terkekeh, "Balasan?" Singto membalas tidak yakin. Senyum khasnya yang menggoda nampak diwajahnya.

Sialan, wajah Krist jadi memerah karenanya.

"Aku. Sangat. Terkejut!" Krist menggerutu. Dengan berkacak pinggang Krist menatap Singto,"Kenapa tiba-tiba? Ada tugas kerja?"

Singto menggeleng, "Tidak,"

Krist mengerutkan alisnya, "Lalu?"

"Graduation? Party? Berkenalan dengan orangtuamu?" Singto membalas.

"Hah? Apa? Berkenalan dengan orangtuaku? Bagaimana, bagaimana? Phiii... Serius dong!" Krist merujuk tidak terima.

Astaga, kenapa P'Singto tiba-tiba menjadi sangat penuh kejutan seperti ini.

"Krist? Kamu dengan siapa diluar? Ada temanmu yang datang?" Ibu Krist tiba-tiba ikut keluar rumah karena penasaran dengan Krist yang keluar begitu lama.

Krist lagi-lagi terkena serangan jantung sesaat, astaga, apa yang harus Krist bilang ke ibunya?!

"Oh, saya teman jauh Krist, bi," Singto berjalan melewati Krist. Kedua tangannya entah sedari kapan telah menenteng paper bag. Mungkin isinya oleh-oleh.

Krist ingin sekali menjedukkan kepalanya sekarang juga. Phi Singtooo... Apa sih maumuuu...

"Ahh... Teman jauh Krist?" tanya ibu Krist tidak paham.

Kini, Singto berada di depan ibu Krist, "Ya, perkenalkan nama saya Singto Prachaya Ruongrajh," ujar Singto memperkenalkan diri.

Ibu Krist melotot, iyalah. Ibu Krist bukan ibu rumahan yang hanya tau memasak dan bersih-bersih rumah. Siapa sih, yang tidak tau Singto Prachaya Ruongrajh yang sering hilir mudik di layar televisi karena prestasi berbisnis nya???

Chatting with CEO!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang