Chapter 15

5.8K 608 226
                                    

Hari yang awalnya panas dengan sinar matahari terik membakar kulit, kini telah berganti dengan warna oranye--matahari siap berganti dengan sang bulan.

"P'Singto, khop khun khaarp," Toota berucap dengan merangkul Off yang berjalan di sampingnya.

Mereka tengah berjalan-jalan di sebuah taman yang cukup terkenal di Ciang Mai.

"Haha, ya..." balas Singto. Wajahnya nampak tersenyum kecil. Singto pun berjalan berdampingan dengan Krist.

"Jarang-jarang kita bisa jalan-jalan bareng kayak gini," Gunsmile menimpali.

"Hah... Harusnya Gun ikut juga," Off menggerutu tidak jelas.

"Halah, ngapain ngajakin si Gun? Yang ada kamu malah nambahin polusi mata aja, elah. Ngertiin lah, temen-temen mu yang jomblo ini!" Toota menyahut tidak setuju.

"Gun? Pacarnya Off?" Singto bertanya. Yang lainnya mengangguk meng-iya kan.

"Iya. Apes mulu aku tuh, P' kalo jalan sama mereka." sahut Krist ketika mengingat lagi pengalamannya yang dijemput oleh Off dan ternyata si Gun ikut.

Jadi obat nyamuk dah si Krist.

Gak bisa atuh Krist diginiin.

"Hahaha. Emang ya, Krist tuh paling apes kalo dijemput si Off. Gimana nggak, ujung-ujungnya dia duduk di belakang terus liatin pemandangan depannya yang ada si Off sama si Gun lagi pegangan tangan sambil ketawa haha-hihi," Gunsmile ikut menyahuti kali ini.

Teman-teman Krist hapal betul bagaimana pasangan Off-Gun bermesraan seperti apa. Ya secara lah, kalian pasti ngerti gimana Gun manjannya kayak gimana kan ya? ;)

"Loh, Krist sering dijemput gilir gitu?" tanya Singto menengahi.

"Ya, begitulah. Rumahnya kan yang paling jauh dari sekolah, P'. Jadi kadang kami menjemputnya. Biasanya yang paling sering itu Off. Soalnya rumahnya yang jaraknya lumayan dekat dengan Krist." balas Knott menjelaskan. Singto mengangguk mengerti.

Singto sedari tadi seperti menahan kata-kata gombalan dari mulutnya.

Dengan menghela napas berat, Singto ingin berkata,

"Kalau kamu disini, nanti P' siap kok nganter-jemput kamu setiap saat,"

Suasana menjadi hening.

"Hah?" Krist membalas tidak mengerti.

Singto ikut terkejut dengan apa yang dia katakan.

Sialan. Padahal cuma memikirkan nya kenapa jadi beneran di ucapkan sih!

"Uwooohh... Makanya Krist, kuliah saja disini!" ucap Toota memecahkan keheningan yang sukses mendapat geplakan dari Knott.

"Haha..." Singto tertawa ragu.

Kalau misal ini cuma ada dirinya dan Krist, Singto pasti bakal melanjutkan gombalannya.

Ya tapikan--ini didepan teman-teman Krist.

Malu lah.

Iyalah.

Om-om macam dia godain anak SMA, ya Lord.

Eh, Singto ngaku dong kalo dia om-om--

"Eh udah malem banget, nih." Off melirik jam tangannya. Pukul 10 malam tertera jelas,"Besok harus ke bandara pagi-pagi juga."

"Kalian pulang besok?" tanya Singto.

"Iya, P'. Besok jam 8 take off." timpal Krist.

"Besok P' jemput ya? Kalian mau pergi ke bandara jam berapa? Jam 7 gimana? Ciang Mai gini-gini macet juga kalau pagi." Singto menawarkan dengan senyum khasnya yang bisa bikin klepek-klepek.

Chatting with CEO!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang