"Uwaaaaaaaaaaaaa." Teriak Kekey dalam kamarnya sembari berguling di atas kasurnya.
Ia benar benar masih sangat malu saat mengingat kejadian di mobil tadi. Ia benar-benar benar tidak dapat tidur.
Tok Tok Tok
Kekey berhenti dari kegiatannya dan melihat ke arah pintunya "Siapa dah?" Lalu ia beranjak untuk membuka pintu.
Saat Kekey telah membuka pintu kamarnya, ia melihat sosok yang sudah sangat ia kenali dari dulu.
"Ma-mama?"
Tiba tiba, Gita-ibu Kekey menarik pergelangan Kekey dan menyeret anak tak berdosa itu. Entah akan di bawa kemana gadis itu, ia hanya diam ketika tangannya di tarik oleh ibunya.
"Ma? Pelan pelan, Ma, tangan Kekey sakit." Ucapnya sembari merintih pelan.
"Diem kamu!" Bentak Ibu Kekey sembari terus menarik anak itu.
Kekey hanya diam, sembari mensejajarkan jalannya agar tangannya tidak di tarik dengan keras. Namun, itu sia sia.
Ibunya ternyata membawa Kekey ke belakang rumahnya, dimana disana tempat menyimpan barang barang bekas yang sudah usang.
Disana benar benar sangat gelap dan pengap. Dan itu dapat membuat Kekey sesak nafas karena ventilasi disana sangat minim.
Bruk.
Gita dengan tiba tiba mendorong Kekey sehingga membuat anak itu jatuh ke lantai.
"Gara gara kamu! Ibu saya jadi meninggal! Mau kamu apa lagi sih!" Kekey yang saat itu mendengar teriakan Ibunya sangat sangat terkejut.
Ia sempat memerhatikan Ibunya yang sedang marah padanya, namun ia tidak takut dengan kemarahan Ibunya ia hanya takut di tinggalkan oleh Neneknya.
"Ma-mamah me-meninggal? Ga-gamungkin, I-Ibu cuman bohong kan? Bu, kalo Ibu emang benci sama Kekey, Ibu boleh sakitin Kekey gimana pun juga. Tapi jangan buat berita bahwa orang yang Kekey sayang meninggal, Bu."
Plak!
Gita menampar Kekey dengan keras sehingga membuat pipi gadis itu memerah.
"Kamu gausah sok perhatian ya! Gara gara kamu, Ibu saya meninggal! Gara gara kamu!" Lalu Gita, membawa kayu yang ada disana dan memukulkannya pada kaki Kekey.
"Saya gapernah minta kamu ada di dunia! Kamu harusnya ga hidup disini! Saya hanya ingin keluarga saya tetap bersama sama!" Ibu Kekey terus memukul kaki Kekey dengan kayu dan membuat kakinya membiru dan berdarah.
Kekey benar benar tidak bisa apa apa, ia hanya pasrah dengan perlakuan Ibunya padanya.
Kakinya benar benar tidak bisa di rasanya, sepertinya tulang kaki Kekey patah. Karena Ibunya memukul menggunakan kayu tepat di tulang keringnya dengan keras.
Kekey terus menangis.
"Bu, maafin Ke-Kekey. Ke-kekey ba-bakalan lakuin se-semua yang I-Ibu mau. To-tolong berhenti B-Bu." Kekey memohon pada Ibunya yang sekarang telah memukul bahunya dengan keras.
Dan itu membuat Kekey benar benar tidak dapat bergerak.
"Kenapa! Tuhan kasih saya kesialan terus pada saya! Kamu! Harusnya kamu yang mati! Bukan Ibu saya!"
Ibu Kekey terus menerus memukul semua tubuh kecil Kekey dengan kayu di tangannya dengan keras.
"Bu ma-maafin Ke-Kekey." Kekey terus menggumamkan maaf pada Ibunya.
Namun, itu hanya sia sia saja. Karena Ibunya terus menerus menyiksa Kekey seperti sedang kesurupan.
Hingga tubuh Kekey benar benar tidak berdaya. Darah yang keluar mengalir dari tubuh Kekey, hingga akhirnya Ibunya memukul kepala Kekey dan itu membuat Kekey tidak sadarkan diri seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
freak love life [discontinued]
Teen Fiction2 K k e n k e k e y [ different humans but same hearts ]