17. contusion

12 4 0
                                    

"Mmmh. . ." Desahan yang keluar dari mulutnya itu membuat kesadarannya kembali.

"Ah, kepala gue." Ucap Kekey dari balik selimut rumah sakit itu.

"Rumah sakit?" Gumamnya saat ia melihat lihat sekelilingnya.

Klek.

Kekey yang berada di atas kasur rumah sakit itu segera memalingkan wajahnya ketika ia rasa ada seseorang yang masuk ke ruangannya.

Kekey mengerutkan keningnya, "Ken?"

"Lo udah sadar dari kapan, Key?" Ucap Ken saat ia melihat bahwa Kekey sudah sadar dari pingsannya.

"Gue gatau juga."

"Bentar gue panggilin dulu dokter." Lalu, setelah itu ia keluar dari ruangan tersebut.

Dan tidak beberapa lama kemudian, Ken dan seseorang yang berada di sampingnya menggunakan jas putih. Yang di yakini adalah dokter dari Kekey segera masuk ke ruangan tersebut.

Lalu, dokter itu pun segera memeriksa tubuh Kekey. Setelah selesai ia berbicara pada Ken tidak lama.

"Anda kerabat dari, nona Cathelin?" Tanya sang dokter tersebut.

"Iya, dok. Gimana keadaannya sekarang?"

"Keadaannya mulai membaik, tetapi benturan yang di timbulkan itu, terlalu keras untuk kepalanya. Dan luka dalam di kepalanya masih belum sepenuhnya sembuh, maka lebih baik jika nona Cathelin di rawat disini lagi selama seminggu."

"Apa lukanya parah, dok?"

"Lumayan, nak. Maka dari itu nona Cathelin sebisa mungkin tidak boleh memikirkan apapun yang dapat membuatnya stress, itu juga dapat membuat sakit di kepalanya akan terasa."

Ken hanya diam mendengarkan penjelasan yang di berikan oleh dokter Kekey itu. Ia benar benar takut, jika suatu saat Kekey harus mengetahui kebenaran dalam hidupnya.

Ia takut jika itu akan membuat Kekey terbebani, dan rasa sakitnya akan timbul. Ken benar benar tidak mau itu akan terjadi padanya.

Lalu, Ken akhirnya tersadar dari lamunannya, "Yaudah dok kalo gitu biarin Kekey di rawat inap aja disini, biar administrasi nya saya yang bayar."

"Iya, nak. Saya juga akan kasih kamu obat yang perlu di konsumsi untuk nona Cathelin agar luka di kepalanya tidak akan terlalu terasa sakit baginya."

"Makasih banyak, dok."

Lalu, dokter itu hanya tersenyum dan mengangguk kemudian meninggalkan Ken di sana yang terdiam setelah mendengarkan keluhan yang terjadi pada Kekey.

Sebaiknya, ia tidak dulu memberitahukan pada Kekey apa yang sebenarnya terjadi padanya.

Sepertinya begitu.

Lalu, Ken segera beranjak dari sana dan menuju tempat administrasi untuk membayar semua peralatan rumah sakit Kekey.

-·-·-·-·

Di ruangan tempat Kekey di rawat.

Kekey yang sedang tiduran di kasurnya sembari melamun memikirkan apa yang membuatnya dapat terbaring di tempat ini adalah karena Mamanya.

Dan satu hal yang dapat membuatnya sangat sangat takut hingga ia merasa pusing di bagian kepalanya, yaitu ketika mengetahui bahwa Neneknya sudah tiada.

"Ahhh. . ." Ringis Kekey sembari memegang kepalanya yang terasa sakit sekarang.

Ia pun menggulingkan tubuhnya agar rasa pusing di kepalanya dapat hilang, namun nihil. Rasa sakit itu tambah terasa semakin sakit.

freak love life [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang