Dira tersenyum saat dirinya melihat seorang pria yg mengenakan pakaian serupa dengannya,tengah duduk di atas bangku taman deket rumahnya.
Dira menepuk bahu pria itu sambil tersenyum ceria"udah lama?"tanyanya.
Taeyong tersenyum sambil menggeleng"enggak kok"ucapnya.
Dira mendudukan dirinya di sebelah Taeyong yang terus menatap lurus kedepan.
"Kapan kakak pulang?"tanya Dira membuka topik pembicaraan.
Taeyong menoleh sembari tersenyum"kemarin"ucapnya singkat.
Dira mengangguk mengerti"udah lama ya?"ucapnya tersenyum masam.
Taeyong lagi-lagi di buat menoleh dengan perkataan Dira yang sangat dia pahami apa arti kata-kata itu.
Tatapan Taeyong sedikit menyendu saat dirinya melihat raut wajah Dira yang muram.
"Maaf"
Hanya satu kata yang mampu mewakili rasa bersalah Taeyong saat ini.
"Kenapa minta maaf? Kakak gak salah kok. Cuman.. Keadaan yang membuat semuanya menjadi rumit"ujar Dira sambil tersenyum simpul.
"Aku kira kamu udah buang baju itu"ucap Taeyong mengalihkan pembicaraan. Pandangannya lurus kearah baju yg saat ini Dira kenakan.
Dira terkekeh samar"seberapa kecewanya aku sama kakak,tapi aku gak akan pernah membuang barang-barang yang sangat berharga bagi aku"ucapnya santai.
Taeyong tertegun. Lagi-lagi rasa bersalah itu merayapi hatinya yang bergejolak"maafin aku Ra.. Seharusnya aku gak pernah tinggalin kamu"ucapnya sembari menunduk dalam.
Di usapnya punggung kokoh milik Taeyong oleh Dira. Satu senyuman manis Dira pancarkan dari bibirnya yang ranum"udah.. Jangan menyalahkan diri sendiri. Aku kan udah bilang kalo keadaan yang membuat kita berpisah. Meskipun yeah aku sedikit kecewa sama Kakak,tapi sampai kapan pun aku enggak akan ngelupain Kakak"ucapnya yang terdengar sangat blak-blakan,namun Dira benar-benar tulus dengan apa yang dia katakan.
Taeyong tidak bisa jika tidak menarik tubuh mungil milik Dira kedalam dekapannya. Dia sangat rindu akan tubuh mungil yang dulu sangat dia jaga dengan apik.
"Jika Aku boleh egois,bisakah Kita seperti dulu?"tanya Taeyong yang membuat Dira membeku seketika.
Dira mendongak menatap netra biru tajam itu dengan nanar"Kita gak bisa.."cicitnya dengan suara bergetar.
Taeyong panik saat melihat satu tetes air bening meluncur dari ujung mata Dira yang sipit"kenapa nangis hey!?"tanyanya sedikit kebingungan.
Dari dulu Taeyong tidak pernah berubah. Dia selalu panik ketika melihat Dira menangis. Dia tidak pernah sekalipun membuat perempuan di hadapannya menangis.
Taeyong kembali mendekap tubuh mungil itu dengan lembut"Udah jangan nangis"ucapnya kembali menenangkan.
Dira mengeratkan kedua telapak tangannya pada pinggang Taeyong yang kekar"Aku gak bisa Kak.."ucapnya lirih.
Taeyong terdiam,namun dia mengerti dengan ucapan terkasihnya yang dulu. Taeyong tidak sebodoh dan sepolos itu untuk tidak mengerti makna dari ucapan mantan pacarnya itu,meskipun dulu dari keduanya tidak ada yang mengatakan kata putus,tetapi Taeyong tahu diri jika sekarang telah ada yang menggantikan posisinya. Dan Taeyong tidak marah atau pun kecewa,karna itu juga salahnya.
Taeyong hanya merasa... bodoh.
Di lepasnya dekapan itu oleh Dira,dirinya menatap Taeyong dengan perasaan yang campur aduk"maafin aku Kak. Aku gak bisa pertahanin hubungan Kita. Aku telah membawa sosok asing kedalam hubungan ini. Aku--aku udah khianati Kakak"akunya dengan tangisan yang tersedu-sedu.
Taeyong menggeleng sembari tersenyum menenangkan"Kakak mengerti. Dan Kakak bersyukur karena selama Kakak gak di sisi kamu,ada orang yang menjaga kamu. Kakak gak pantes untuk marah ataupun kecewa,karena ini semua berasal dari kesalahan Kakak"ujarnya dengan senyuman yang tidak luntur.
Dira merasa dirinya sangat jahat karena telah menghianati seorang pria berhati malaikat seperti Taeyong.
Satu lengkungan tipis terpatri di wajah kusam milik Dira"Makasih karena Kakak bisa ngertiin Aku. Aku harap,suatu saat nanti ada orang yang tulus mencintai Kakak. Menggantikan posisi Aku yang mengundurkan diri untuk bersinggah di hati"ujarnya mencoba untuk tidak lagi menangis.
Taeyong mengangguk sebagai jawaban singkat. Namun dalama hatinya dia berdo'a lirih kepada Tuhan'semoga wanita yang ada di hadapanku lah orang yang tulus mencintaiku. Tidak peduli jika sekarang dia telah berpindah hati,namun diriku yakin,jika hatinya akan kembali berlabuh dalam dekapan ini'.
"Aku kangen banget sama eomma"ucap Taeyong mengalihkan topik perbincangan.
Dira terkekeh"kalau gitu ayo kerumah aku!"ujarnya kembali ceria.
Taeyong mengangguk sambil mengelus rusai hitam kemerahan milik MANTAN PACARNYA itu dengan lembut"terus ceria seperti sekarang ya? Jangan pernah menangis untuk hal-hal yang enggak berguna"
Dira mengerutkan alisnya ketika tiba-tiba Taeyong berkata seperti itu. Namun sedetik kemudian ia mengangguk sambil tersenyum"jangan khawatir! Walau sekalipun aku dalam keadaan terpuruk,masih ada kak Taeyong yang bisa membuat aku bersandar"ucapnya dengan mantap.
Rasanya Taeyong sedikit dejavu mengingat sekarang dirinya bukan siapa-siapa lagi bagi perempuan yang berada di hadapannya itu.
Taeyong mengangguk kukuh sambil merangkul Dira untuk berjalan berdampingan dengannya"iyah. Kakak akan selalu ada untuk kamu"ujarnya menyetujui.
"Jika sekarang ada orang yang bisa membuatmu nyaman,maka sedikit demi sedikit aku tidak akan ragu untuk melepaskanmu.."-Jaemin.
"Yaampun Taeyong!"
Dira menutup kedua telinganya saat Min Young berteriak nyaring yang membuat gendang telinganya serasa akan pecah.
"Eomma! Jangan teriak-teriak ih!"pringat Dira dengan sedikit menggerutu.
"Abisnyakan udah lama banget gak ketemu Taeyong! Aduh sekarang kamu udah dewasa yah Taey makin ganteng lagi"cerocos Min Young teruntuk Taeyong.
Yang jadi topik pembicaraan sekarang hanya tersenyum milihat tingkah Min Young yang kelewat senang.
"Eomma apa kabar?"tanya Taeyong kepada Min Young.
"Baik. Kamu gimana? Mama Papa kamu ikut pindah ke Korea?"tanya Min Young balik.
Taeyoung menganggukan kepalanya singkat. Dirinya sedikit kewalahan dengan tingkah Min Young yang sedikit berlebihan.
Maklumlah. Karena Min Young dulu sangat dekat dengan Taeyong,karena cowok itu anak dari sahabatnya sekaligus sahabat dari anaknya Joon.
"Emm Mama Papa kamu kapan kesini? Udah lama banget gak ketemu mereka. Terakhir kali pas kamu SMA. Kalau ketemu jadi pengen bernostalgia"lagi-lagi Min Young berkicau yang membuat Dira pusing seketika,karena Ibunya itu menjadi sangatlah cerewet.
"Eomma udah dong jangan ngebombardir Kak Taeyong dengan segala pertanyaan itu"ujar Dira sedikit kesal dengan tingkah Ibunya yang berlebihan.
Namun tepukan halus yang Taeyong berikan di bahu Dira, membuat perempuan bernetra coklat itu menghela nafas"maaf yah Kak"ucapnya merasa bersalah.
Taeyong hanya tersenyum maklum sambil mengalihkan pandangannya kearah Min Young kembali"mungkin besok mereka baru bisa kesini"jawab Taeyong seadanya.
"Oh gitu"ujar Min Young sedikit canggung.
"Emm kalo gitu Aku pamit dulu ya? Ada sesuatu yang harus Aku urus"ujar Taeyong.
Dira menggangguk maklum,mengingat Taeyong akan mengurus kepindahan kuliahnya di Korea"iyah. Titip salam ya sama Paman dan Bibi Lee"jawab Dira dengan lembut.
Taeyong menggangguk sambil tersenyum"kalo gitu Aku pamit"ujarnya berniat undur diri.
"Hati-hati yah nak. Jangan lupa sering-sering main ke sini"ujar Min Young yang Taeyong angguki dengan senyuman.
*Tbc*
Jangan lupa vout dan kommentnya ya~★

KAMU SEDANG MEMBACA
Still Bangsat
FanfictionTugasku hanya untuk menarikmu dari dunia malam,dan menjadikanmu anak yang baik. Itu saja tidak lebih!! Cas:NaJaemin