Chapter 19

34 7 0
                                        

Deringan Ponsel membuat Dira tersentak dari lamunannya.

Di lihatnya layar ponsel itu,dan terlihat ada sebuah panggilan masuk.

Di tekannya log 'jawab',dan mendekatkan ponselnya ke telinga sebelah kanan.

"Iyah kenapa-?"belum sempat Dira menyapa.

Namun Mark yang di seberang sana lebih dulu menyela"Ra.. Lo harus cepet-cepet ke bandara!"pekiknya nyaring yang membuat Dira menjauhkan ponselnya beberapa centi.

"Mark! Jangan teriak-teriak dong!"ucapnya dengan kesal,yang membuat Mark mendengus"emangnya ada apa?"ibuhnya sambil menatap lurus kedepan dengan pandangan yang terlihat khawatir,karena perasaanya tiba-tiba jadi gak enak.

Terdengar helaan nafas di seberang sana sebelum Mark menjawab"hari ini Jaemin bakal pindah ke Jepang. Pokonya,lo harus gercep sebelum lo nanti bakalan nyesel karena gak ketemu sama dia"jelasnya yang membuat Dira melorotkan badannya karena merasa lemas dadakan.

"Oh iya,nanti gue send bandaranya lewat chat"

Mark menutup sambungan telepon sebelum Dira kembali dalam kesadaran yang maksimal.

Apakah Dira punya salah sampai-sampai Jaemin tidak memberitahunya tentang kepindahannya ke Jepang?

Atau.. Apakah Jaemin tidak menganggapnya penting?

Ah sudahlah! Lebih baik Dira menanyakannya langsung ke pemuda itu.

Dira menghentikan langkahnya ketika melihat siluet Jaemin yang terlihat di kelilingi beberapa orang.

Langkahnya langsung ia percepat karena tak sabar ingin berjumpa. Sudah hampir sebulan penuh dirinya tidak melihat batang hidungnya pria itu.

"Jaemin!"pekiknya nyaring,yang membuat si pemilik nama menoleh. Ah bukan Jaemin saja yang menatapnya,namun semua orang yang mendengar teriakannya karena intonasinya terbilang cukup tinggi.

Jaemin mematung,tatapannya pun ikun menyendu saat melihat seorang perempuang berparas cantik itu berlari mendekatinya.

Dan.. Menubruk badannya yang kurus.

"Hah.. K-kenapha kamhu?-"

Belum sempat Dira menyelesaikan kalimatnya yg putus-putus karena masih tersenggal,Jaemin lebih dahulu membuat pergerakan"maafin aku"ucapnya lirih,sembari mengeratkan dekapannya.

Dira tidak bisa membendung air matanya lagi"kenapa kamu harus pergi tanpa memberi tahu aku dulu Jaem? Apa aku gak penting buat kamu?"tanyanya yang sontak membuat Jaemin menunduk dalam.

"Maafin aku. Karena aku gak mau buat kamu sedih karena kepergianku"cicit Jaemin merasa menyesal.

Dira menghela nafas samar sebelum menyeka sudut matanya yang basah"tapi itu akan sangat menyakitkan saat aku mengetahui kamu pergi tanpa ada kabar"ujarnya sembari mengusap dagu Jaemin yang basah.

Ada alasan lain yang membuat Jaemin harus pergi tanpa pamit ke Dira,namun Jaemin sangat tidak ingin melakukan itu sekarang! Dirinya sangat dilema dan egois dengan semua kenyataan yang menamparnya cukup keras.

Apakah sekarang waktunya? Atau Jaemin hanya akan membuat Dira menderita dengan menunggunya pulang ke Korea.

Jaemin tidak sejahat itu! Tapi Jaemin juga tidak sebodoh itu untuk mengakhiri semuanya!

Tertekan dengan keadaan,Jaemin lebih memilih berbicara terus terang,karena dirinya tidak menginginkan wanita yang sekarang ia peluk itu jatuh terlalu dalam,dan sulit untuk melepaskannya. Meski.. Jaemin yakin kalo dirinya akan kembali.

Jangan egois kau Na Jaemin!

Jaemin melerai dekapannya pada Dira. Pria itu tersenyum nanar dengan apa yang akan ia lakukan sekarang.

Tanpa pikir panjang,Jaemin melepaskan tautan tangannya dan tangan Dira. Dan hal itu cukup membuat Dira terkejut"e-eh?"

"Maaf Ra.. Tapi sekarang kita gak bisa lagi bersama.. Cukup sampai di sini hubungan ini. Aku minta maaf karena lebih memilih untuk mutusin kamu,karena aku gak mau buat kamu menunggu aku pulang ke Korea. Karena itu gak pasti. Aku gak bisa nyiksa kita dengan jarak yang jauh,karena aku tidak sekuat itu"ucapan Jaemin membuat Dira membeku dan terbengong kaku. Tidak tahu harus berbuat apa.

Air mata perempuan itu mulai turun kembali,di dongakkannya kepala itu menatap Jaemin yang juga menatapnya dengan sendu"aku yakin kita bisa Jaem. Kamu jangan mutusin aku.. Aku akan kuat buat nunggu kamu pulang,meskipun itu akan memakan waktu yang lama,tapi aku gak peduli! Aku mohon.. Jangan ambil keputusan seperti ini.."pintanya tulus,yang membuat hati Jaemin sedikit merasa teriris.

Jaemin menganggukan kepalanya mengerti"aku tahu kamu kuat! Tapi.. Aku gak tahu kalau andaikan nanti aku yang membuat kamu tersakiti. Aku cuman manusia biasa yang bisa berubah pikiran. Aku mohon kamu mengerti Dira.."ucapnya dengan tangan yang menyatu.

Dira memalingkan wajahnya kearah lain,dan dengan tidak di sengaja,dirinya melihat sosok perempuan yang juga tengah menatapnya dengan tatapan tajam. Dia adalah Park Caehyun.

Tidak mau berpikiran jauh,Dira menatap Jaemin kembali"a-aku gak mau Na Jaemin! Aku gak bisa! Kamu tahukan kalo aku sangat mencintai kamu! Aku mengerti jika maksud kamu baik buat gak bikin aku tersakiti di sini. Tapi aku gak bisa lepasin kamu gitu aja! Kita ini sama-sama udah dua tahun lebih! Dan aku tahu semua tentang kamu! Aku percaya kamu bisa jaga kepercayaan aku!"

Jaemin mematung. Pandangannya kosong karena lontaran kata yang membuat hatinya kembali terenyuh.

Secinta itukah Dira kepada dirinya?

Perempuan itu sangatlah bodoh!

Dia tidaklah cocok jika harus di sandingkan dengan pria sebangsat Na Jaemin!

"Maaf. Tapi aku udah buat keputusan ini dengan matang. Jika emang kita jodoh,pasti kita akan bersama kembali. Aku percaya itu. Makasih atas semuanya,dan maaf karena aku-kamu selalu menangis. Good bye my Heart"setelah mengatakan rentetan kata yang panjang seperti jalan kenangan ,Jaemin berbalik dan pergi menjauh,karena perawat 5 menit lagi akan landing.

Dan.. Caehyun terlihat mengikuti pria itu dari belakang.

Entah perasaannya saja atau memang real,Dira merasa kepergian Jaemin ada kaitannya dengan seorang Park Caehyun.

"Aku yakin kita akan bersama kembali Na Jaemin. I love you more"ucap Dira lirih,yang membuat orang-orang di sana tidak bisa mendengar gumamannya.






"Kenapa lo?"

Dira tersentak saat dirinya mendapati Guanlin yang tengah menatapnya dengan heran"enggak"kilahnya cepat,yang membuat pria itu mengerutkan alisnya.

"Ngomong-ngomong,tadi kata eomma,lo di suruh kerumah"ucap Guanlin datar.

Dira hanya menganggukan kepalanya saja tanpa mendengarkan apa yang Guanlin katakan.

Pria jangkung itu menghela nafas sebelum beranjak pergi dari hadapan Dira.

Hari ini Dira sangat tidak mood untuk melakukan apapun,termasuk mengiyakan ajakan Jennie ke kanti. Saat tadi.

Jadi dirinya hanya melamun sendirian di kelas karena teman-temannya sudah jelas pergi ke kantin untuk makan siang.

Tidak tahu harus melakukan apa,Dira lebih memilih menelungkupkan kepalanya di kedua lipatan tangannya.

Kembali teringat pada kenangan-kenangannya bersama Jaemin,perempuan itu terisak samar,yang membuat seorang pria mematung di ambang pintu.

"Ternyata secinta itu lo sama Jaemin. Padahal dia itu gak pernah cinta sama lo. Gue nyesel udah kasih tahu lo tentang kepergian pria bangsat itu"gumam Mark dalam hati yang tidak bisa Dira dengar.











* Tbc...

Akhirnya chapter ini selesai juga🎉


Kepada para reader tolong tinggalkan jejakmu👇😘💜

💬💬💬💬💬💬
★★★★★★

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Still BangsatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang