"Ini kembaliannya, terima kasih! Mampir lagi ya!",
"Pasti!",
Gadis yg masih berpakaian seragam itu mengambil kembaliaannya lalu berjalan dengan senang keluar toko sambil membawa kantong plastik berisi roti yg baru saja dia beli. Begitu gadis itu pergi, pintu terbuka kembali dan masuklah gadis lain. Gadis itu berlari menuju meja kasir.
"JAEHWAAANNN!!!",
"Gak usah teriak kali! Udah di depan muka juga!",
"Hehehe... sorry sorry...",
"Minggir dulu deh Ki, ada yg mau bayar!",
"Oh.. oke!",
Gadis bernama Minki itu minggir sejenak dan memberikan kesempatan pada pelanggan lain untuk membayar. Dia dengan sabar menunggu saudara tirinya menyelesaikan tugasnya. Tunggu... saudara tiri? Jadi...
Dua gadis bernama Jaehwan dan Minki sebenarnya adalah dua gadis yg bersahabat dari kecil, entah bagaimana ceritanya ketika mereka kuliah, ayah Jaehwan dan ibu Minki memutuskan untuk menikah dan kini mereka jadi keluarga. Lucu bukan? Ibu Jaehwan meninggal karena sakit sedangkan orang tua Minki berpisah. Mengetahui bahwa mencari pekerjaan tidak semudah yg mereka bayangkan, Jaehwan dan Minki yg kebetulan punya hobi yg sama dia bidang cake dan roti, mereka pun memutuskan untuk membuka sebuah toko roti bersama. Baru dua tahun dibuka, bisa dibilang toko roti mereka sukses besar. Selain karena mereka pintar mencari tempat strategis, mereka berani menjual roti enak dengan harga yg cukup murah. Yg awalnya hanya sebuah toko roti kecil, kini toko roti mereka mulai berkembang. Mereka juga menyediakan tempat untuk pelanggan yg ingin makan di tempat sambi berbincang dengan keluarga atau teman. Toko roti itu selalu ramai, entah itu hari libur maupun hari kerja. Jaehwan dan Minki cukup senang dengan hasil kerja mereka.
"Jae, udah ada karyawan juga kenapa masih lo yg jaga kasir sih?",
"Bukan berarti sekarang ada karyawan terus kita bisa seenaknya sendiri Minki! Lo dari mana?",
"Tadi gue ke cafe yg ada di pojokan sana",
"Terus?",
"Jae, gue mikir, daripada kita cuma nyedian minuman dingin kemasan di kulkas gitu, kenapa gak kita nyediain minum juga? Ya awalnya sih cuma kayak teh anget atau es teh, terus kopi gitu, nanti lama-lama kan bisa dikembangin lagi? Lagian nih menurut gue, agak kurang cocok kalau makan roti tapi minumnya cola",
"Yah.... lo ngeluyur mulu ternyata ada hasilnya ya?",
"Ya iyalah! Minki! Jadi gimana?",
"Boleh tapi... kita harus mikirin lagi soal karyawan",
"Apa lagi yg mau dipikirin Jae? Itu tuh karyawan yg bagian ngelayanin di rak roti tuh terlalu banyak Jae, lo ambil satu atau dua terus lo suruh bikin minum. Ya awalnya kita nyiapin teh aja, teh anget atau es teh. Masa iya bikin teh aja gak bisa? Nanti sambil jalan, kita ajarin bikin minuman yg lain. Gimana?",
"Gak salah gue pilih lo jadi partner gue! Boleh! Tapi kita tetep harus bilang sama ayah",
"Kalau itu mah pasti! Nanti gue yg jelasin ke ayah. Lo tinggak urus soal karyawan aja, nanti soal ijin dari ayah sama perlengkapannya, serahin ke gue",
"Oke!",
"Ya udah! Gue ke dapur dulu ya!",
"Urusin sana dapur jangan ngeluyur mulu! Iya kalau ngeluyur dapet pacar!",
"Eh... lo ngomong apa?",
Jaehwan hanya tetawa melihat reaksi saudaranya itu. Minki emang agak sensitif kalau bahas soal pacar. Jaehwan sendiri heran kenapa Minki begitu terobsesi untuk punya pacar bahkan menikah. Ayolah, umur mereka masih 24 tahun, tidak bisakah Minki memikirkan hal lain selain menikah??
KAMU SEDANG MEMBACA
bakery love story ✔ [Minhwan+JRen's Story]
FanfictionKisah ini bermula dari sebuah toko roti.... -JRen -Minhwan