Tiadalah aku menjadi yang boleh dicapai,
Kerekau kau mencari pun,
Walakin,
Melatat-melotot kau kepada bentangan kerdipan itu,
Kerna inilah bintang yang sering saja tenggelam dalam kalutnya kekelaman,Tiadalah aku menjadi yang senantiasa di sana,
Saat kemarau nyenyat menyinggah,
Kendatipun,
Ketika ani-ani menuai masaknya galu-galu,
Dan jagung juga mula mengupih,
Kerna inilah molekul yang sering saja berubah dalam panasnya bara,Tiadalah aku menjadi peneman yang kafi,
Bahkan jauh sekali daripada sifatnya kamil,
Sebaliknya,
Inilah pungguk yang mengangankan satelit asli itu,
Selama 28 hari maraun bulatnya bentala,
Sedang ia mencuba menjadi yang sumurung,Bertahan saja dulu,
Bergeming dulu,
Berteguh hati dulu,
Ditambat saja rasa itu.