Malam Itu,

2 0 0
                                    

Tiadalah aku menjadi yang indah nuraninya,
Ketika tuhan meminjamkan ku segenap cahaya,
Masih ku leka berdengkur di kaki pelangi,
Sehingga aku sesat dalam kepulan awan,
Lalu didatangkan injak-injak di hujung langit,
Tidak sekali pun aku acuhkan,
Tetap saja aku dengan delusi fana,
Menjadi layang-layang tanpa kenur,
Namun setiap kalinya tidak pernah sekalipun,
Waktu di mana aku dibiarkan terkoteng-koteng,

Tertanya aku pada pendosa ini,
Kapan bisa kau menoktahkan noda itu?
Bila lagi boleh kau membiarkan iblis beradu?

Jangan terlalu kelamaan,
Saat habuk di kanan terus menebal,
Kian menunggu saatnya diusir.

KeKataWhere stories live. Discover now