kisah dulu

32 2 0
                                    

Di saat tinta ini aku tulis,
Seakan air mataku bergelingan,
Namun berselindung aku dalam kegagahan,
Engkau,
Ketahuilah kata rindu yang ku ungkap bukanlah omongan kosong,
Yang hanya kuat dilontarkan tetapi palsu semata,
Seperti kosongnya tin buruk digoncangkan bersama batuan,
Engkau,
Percayalah kekesalan aku akan masa silam ku itu adalah benar,
Yang meragut bahagia ku bersama mu,
Seperti hilangnya purnama ditelan kegelapan malam,
Engkau,
Sungguh kenangan kita seringkali bermain di minda ini,
Yang mengganggu aku setiap kali malam tiba,
Seperti berulangnya titisan air di daunan setiap kali hujan,
Engkau,
Rasa sayang ini masih saja wujud walau kehadiran ku sering kau tepis,
Yang memaksa aku untuk terus mengejar kau,
Sepertinya keterpaksaan ini membunuh hari hari ku,
Ingin saja ku bina tembok keegoan tinggi tinggi,
Agar bisa aku palsukan perasaan ini,
Namun setiap kali itu rasa sayang ini sering meruntuhkan nya,
Engkau,
Tidaklah aku mengharapkan rasa sayang kau seperti dulu,
Bukan jua ku harapkan simpati kau dengan kehancuran ku,
Dan tidak juga ku harap rasa benci kau bersurutan,
Cuma harapku,
Agar dapat ku keluar dari belenggu rasa ini,
Agar kenangan engkau tidak lagi ku simpan,
Agar selamanya kau ku lupa,
Maafkan aku,
Kerana masih menyimpan kisah kisah lalu ku,
Bukan apa,
Cuma baru ku belajar erti menghargai.

KeKataWhere stories live. Discover now