Bersaing dan Kerjasama

26 2 2
                                    

"Rambu untuk sekarang lebih baik kita menyusun rencana!"

Masih dengan tatapan serius terukir di mata Tasya

"Tung-tunggu dulu santai saja, kita harus mempunyai tempat terlebih dahulu untuk menyusun rencana"

"Menurutmu dimana?"

"Kamarku mungkin?!"

"Yang seluas 3×2 meter itu? Untuk bernapas saja susah"

Tasya telah membuat hati Rambu remuk redam

"Baiklah orang kaya... menurutmu sendiri dimana?"

Tasya memutuskan tempatnya adalah di kamarnya

Aku bisa menolak apa? Kamar ibunya saja seluas rumahku. Jangankan bernapas aku bisa membongkar motor skupi dikamar seluas itu

"Kapan kita kerumahmu?"

"Sekarang bisa tapi aku harus mengobrol dahulu dengan ibumu"

Dia mengangguk sambil menunjuk ibuku yang asik mengobrol dengan ayah Tasya di teras

"Mengobrol apa?"

Dia hanya mengedipkan mata

Dasar ibu-ibu

...

Akhirnya aku pergi kerumah Tasya bersama ibuku setelah percakapan tadi

Kami diantar oleh ayahnya Tasya menggunakan mobil

"Oh ya ibu"

"Iya?"

"Tadi malam aku diantar oleh supirnya Tasya karena aku terlalu larut untuk berjalan sendiri malam tadi"

"Ibu sudah tahu, tadi ayahnya Tasya juga sudah menceritakannya"

"Aku ingin meminta maaf karena keluar tanpa pamit"

Aku menunduk karena aku tahu aku sudah melakukan kesalahan

Tangan ibu langsung menggenggam tanganku

"Iya tidak apa-apa tapi jangan sampai terulang lagi"

Aku tersenyum didepan ibu

"Bukannya kemarin ada seorang gadis yang kerumah? Kapan dia pamit dari rumah?"

Aku bingung harus menjawab apa, tapi aku harus terus terang ke ibu

"Namanya Zaya, tadi malam dia tiba-tiba mengh-"

"Rambu kita sudah sampai"

Tasya memotong percakapanku sesaat setelah mobil berhenti

Ibu langsung keluar dari mobil dan masuk kerumah Tasya

"Ram! Sungguh?"

Tasya membuka pintu mobil dan memperlihatkan raut wajah bingung dan kecewa

"Kenapa?"

"Apakah aku harus menjelaskan? Jika ada orang dewasa yang tahu tentang hal ini akan berbahaya"

Aku mengerti apa yang dimaksud oleh Tasya, jika ada orang dewasa yang tahu maka aku akan dibawa ke psikolog atau rumah sakit

Atau Zaya mungkin saja akan kembali, dan jika memang dia kembali dia akan diintrogasi orang dewasa yang mengetahui hal ini

"Aku mengerti"

Pemikiran cepat Tasya... bagus dan maafkan aku yang ceroboh

"Sudah lah cepat masuk dan jenguk ibuku!"

...

Aku dan ibu sudah menjenguk ibunya Tasya dan syukurlah demamnya memang sudah membaik

Ibuku langsung pulang dan diantar lagi oleh ayahnya Tasya

Aku sekarang bersama Tasya ingin mendiskusikan hal ini

...

Dikamar Tasya

"Aku bingung ingin memulai dari mana, aku mulai dari hal yang mengganjal di pikiranku terlebih dahulu"

Tasya memulai perencanaan ini dengan memakan kerupuk kentang

"Jika benar Zaya datang kemarin dari dunia lain, aku mempunyai hipotesa berkaitan dengan buku NOTHING HERO yang dia bawa"

Tasya menjabarkan bahwa jika benar kita sekarang berbeda dimensi dengan Zaya

Maka membawa benda antar dimensi tidak akan mungkin bisa terjadi jika perpindahan tersebut memang hanya tentang memindahkan 'kesadaran'

"Jadi menurutmu selain memindahkan 'kesadaran' disini kita juga bisa memindahkan benda antar dimensi?"

"Yap, kita asumsikan saja pemindah ini berwujud gerbang"

Disaat Rambu dan Tasya sedang berpikir keras, waktu dikamar ini seperti ikut menyimak pemikiran mereka

"Lalu apa lagi?"

"Ini tentang ayahnya Tira, jika yang kamu ceritakan benar... ayah Tira tidak mungkin bisa berpikir anaknya telah hilang hanya dengan tidak ada dirumah beberapa jam saja"

Menurut Tasya terlalu aneh untuk seorang ayah bisa menyatakan anaknya telah hilang hanya gara-gara tidak ada dirumah beberapa jam saja

"Jadi menurutmu ayah Tira adalah dalangnya?"

"Kita belum bisa memastikan, tapi yang kita tahu bahwa ayah Tira ini kemungkinan besar terlibat"

Dia masih mengunyah kerupuk kentang itu

"Aku rasa masih ada dibenakmu hal yang mengganggu"

"Ya... mungkin ini yang terpenting"

Suasana tegang menunggu pernyataan penting yang akan keluar dari mulut Tasya

"Eits... sebelum itu, kamu ini kenapa? Aku tahu kamu kaya tapi memberikan kerupuk kentang tidak mungkin membuatmu miskin"

"Oh maaf-maaf aku lupa menawarkanmu, ini kamu mau?"

Dia menyodorkan kerupuk kentang yang sudah diobok-obok olehnya

Parahnya kerupuknya hanya tersisa satu

"BISAKAH AKU MEMINTA KERUPUK KENTANG YANG BERJEJER DI DALAM RAK BENING ITU?"

"Hahaha aku bercanda, akhirnya kamu meminta juga"

"Cepatlah apa pertanyaan terakhirmu?"

Dia kembali dari mengambil kerupuk tadi

"Jika benar kau masuk ke dunia itu setelah kamu pingsan, maka hanya satu jalan yang kali ini bisa kita tempuh..."

Tasya mengambil tongkat golf disudut kamar dan mengampiriku

Perasaanku tidak enak

"Tas aku tahu kamu akan melakukan apa, tapi apakah itu satu-satunya jalan? Tas, Tas, TASYA!!"

Dia dengan cepat memukul kepalaku dengan tongkat golf

😴😴😴😴😴 akhirnya cover baru!! Bagaimana menurut kalian? Bagian kali ini juga sedikit membingungkan hehe... dibagian selanjutnya Rambu akan masuk kedunia SAU atau kerumah sakit ya? Jawabanya ada di bagian selanjutnya! 😪😪😪😪😪

Nothing Hero In My EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang