Tamu Taruhan

41 2 0
                                    

Rambu melihat sekeliling berulang-ulang namun tetap saja

"Zaya, menghilang?"

Aku hanya bisa termenung setelah semua ketidak jelasan ini

Ditengah hujan deras terlihat dua lampu depan mobil yang datang ke arahku

Tepat berhenti didepan rumah Tasya, pintu mobil itu terbuka dan keluar seorang pria yang memakai jas hitam

"Rambu? Kenapa diluar sini nak, masuklah!"

"Tidak terima kasih paman, aku ingin langsung pulang"

Aku melangkah menjauh dari ayahnya Tasya dengan tatapan tertunduk dan pikiran kosong

"Nak tunggu! Biar paman antar kamu kerumah!"

"Tidak usah khawatirkan aku paman, tidak apa-apa"

Ayah Tasya langsung memerintahkan supirnya untuk mengantarkanku

"Nak rumahmu lumayan jauh tidak baik juga menolak kebaikan"

Aku merasa tidak enak

"B-baiklah, terima kasih paman"

....

Aku diantarkan sampai didepan rumah

"Terima kasih paman"

"Ya sama-sama, kalau begitu paman kembali ke rumah Tasya dulu ya"

"Ya hati-hati dijalan"

Aku segera masuk kedalam rumah

*cklek

"Oh tidak dikunci, berarti ibu sudah pulang"

Aku membuka pintu dan terlihat sesosok wanita dengan aura menakutkan

"RAMBU! DARI MANA SAJA? PULANG LARUT MALAM SEPERTI INI, DIANTAR SIAPA KAMU TADI? BLA... BLA... BLA..."

malam itu berakhir dengan omelan panjang ibu

Aku langsung tidur setelah diomeli panjang lebar

....

*gdok gdok

"Rambu bangun! Tasya ada di ruang tamu katanya ingin bicara denganmu"

Suara ibu dari balik pintu kamarku

Oh iya jika diingat-ingat tadi malam adalah pertama kalinya ibu marah padaku

Dan pertama kalinya juga aku pulang larut malam gara-gara pergi kerumah teman

"Rambu, kamu sudah bangun?"

"Iya-iya, tadi siapa di luar?"

"Tasya"

"Oh Tasya.... EEEH?!"

Kenapa Tasya kesini?

*gdubrak

"Rambu jangan membanting pintu! Apa lagi ada ibu disini lho. Kamu ini benar-benar tidak bisa dimanjain lagi"

"Maaf bu aku hanya terkejut, kenapa Tasya datang kesini?"

"Mana ibu tahu, katanya dia ingin bicara langsung sama kamu"

"Baiklah"

Aku melangkah keruang tamu

Tiba-tiba tangan ibu menahanku

"Kamu ini tidak malu dengan rambut acak-acakan dan air liur itu bertemu dengan teman perempuanmu"

Oh iya

Hampir-hampir

"Terima kasih ibu"

"Kenapa berterima kasih, mandi sana!"

Nothing Hero In My EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang