Tragedi Lapangan Futsal

95 8 0
                                    

Sampai dilapangan futsal...

"Dimana teman-teman yang lain Wan?"

Tanyaku sambil melihat lapangan futsal yang kosong melompong

"Entahlah, padahal hari sudah sore seperti ini mereka belum datang!"

Jelas sahabatku sambil melihat langit yang mulai berwarna jingga tetapi masih terasa panas

Kami duduk dibawah pohon pisang yang terletak tidak jauh dari lapangan

"Kenapa hari ini panas sekali ya Ram?"

"Mungkin karena saat ini siang! kan kalau malam disini dingin! Cobalah kesini jam 12 malam"

Candaku ke Iwan

"Menurutku faktor terbesarnya adalah tukang es cendol yang berdiri disana!"

Tatapan sahabatku tajam kearah gerobak es cendol yang membuat sore yang panas ini menjadi lebih terasa gerah

Dua jam pun berlalu...

"SAMPAI KAPAN KITA MENUNGGU MEREKA RAM?!!"

Teriak Iwan sambil berdiri, yang membuat aku terkejut

"Sudahlah Wan sabar"

Ucapku sambil duduk melihat awan yang melintas dilangit

"Ram aku sudah memutuskan"

"Memutuskan apa?"

"Kita pergi ketempat bang Samsul!"

Perintah Iwan sambil menatapku seolah-olah dia ingin aku membaca pikirannya

Ya walaupun aku sudah tahu maksudnya

"Main ps disitu lagi?"

"Ya"

Jawabnya dengan cepat

"RAMBUUU! IWAAAN! heei"

Terdengar teriakan seseorang di belakang kami, aku pun melihat kebelakang

"Jepri! Kenapa terlambat? Rumahmu pindah ke Mesir?"

Celotehku kepadanya yang tengah berlari kearah kami

"Ya maaf tadi aku dan anak-anak yang lain dimintai tolong sama pak Kadir untuk mencari Tira"

Jelas Jepri yang sudah berhenti dari larinya dan masih ngos-ngosan

"Mencari Tira, memangnya dia kemana?"

Tanyaku kebingungan serta heran

"Entahlah Ram!"

Jawabnya

"Aku harus mencarinya Wan!"

Tegasku kepada Iwan

"Tahan dulu Ram nanti saja! anak-anak sudah datang"

Terlihat ramai teman-temanku berlari kearahku

"Aku khe he dua! Akhu khe tigah ha ha ha"

Bicara para teman-temanku dengan nafas yang ngos-ngosan

"Jangan lupa kalau aku yang pertama"

Jepri menunjuk dirinya

Jepri memang seorang atlit lari disekolahku

"Apakah kalian sudah menemukan Tira?"

Tanyaku cemas

"Belum, tapi pak Kadir menyuruh kami untuk berhenti mencarinya. Sepertinya sudah ketemu"

Kata salah satu temanku

"Ya sudah tunggu apa lagi, ayo main!"

Iwan mengajak semuanya kelapangan.
Tapi aku melihat suatu kejanggalan

"Eeh kalian bapak-bapak yang  sedang bersemangat, bolanya mana?"

Tanyaku disertai ejekan kepada teman-temanku yang kelewat bersemangat

Mereka saling bertatapan seolah bertanya siapa yang memegang bola

"Sepertinya ketinggalan dirumah pak Kadir tadi"

Jepri menyaut dari kejauhan, setelah dia berbicara seperti itu semua tatapan mengarah kepadanya... beberapa detik kemudian semuanya secara bersamaan menyorakinya termasuk aku

"Sudahlah biar aku saja yang mengambilnya!"

Aku pun berlari kerumah pak Kadir ayahnya Tira sekalian menanyakan kejadian hilangnya Tira

....

Bola itu tergeletak dibawah meja diteras rumah Tira

"Permisi om"

Aku mengetuk pintu dan sepertinya ada langkah kaki yang datang

Pintu terbuka dengan agak kasar pak Kadir keluar dengan aura marah. Dia datang menghampiriku lalu tiba-tiba secara cepat dia mencekik kerah bajuku

"Kau-kau yang telah... aaah"

Dia mendorongku hingga terduduk lalu dia masuk kembali kedalam rumahnya dengan menutup pintu dengan cara membanting pintu itu

Aku gemetar serta takut, apa salahku?

Aku ambil bola itu lalu lari sekencang- kencangnya kelapangan yang jaraknya cukup jauh

....

"Ram cepatlah hari mulai sore!"

Bentak Iwan dari kejauhan memanggilku

Aku berlari ke arah lapangan, tapi  pantatku terasa sakit beberapa kali mungkin karena didorong oleh pak Kadir tadi

Sakit itu membuat aku pusing sesekali

Ditengah lari itu aku merasakan pusing yang sangat dahsyat, pandanganku memutih dan tanpa sadar aku sudah tergeletak ditanah

Mataku tidak mau terbuka yang bisa aku rasakan atau lebih tepatnya yang hanya bisa kudengar adalah derap kaki teman- temanku yang datang menghampiriku...

😴😴😴😴😴 Yeee! Akhirnya bagian selanjutnya nanti Rambu akan masuk dunia fantasi. pengennya si pembaca dunianya yang bagaimana? Komen saja!😪😪😪😪😪

Nothing Hero In My EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang