-two

683 95 0
                                    

Ujian akhir semester satu akan dilakukan minggu depan. Kini, Bian dan Gea berada ditengah - tengah gramedia, mencari buku untuk latihan - latihan soal ujian nasional dan untuk memasuki universitas.

"Gue cari disebelah sana, lo disebelah sana ya?" Ucap Gea saat mereka tidak dapat menemui pegawai gramedia yang menganggur, karena hari ini toko buku dipadati oleh banyak orang.

Bian berhenti saat ada sebuah buku menarik perhatiannya, ya, buku fantasi. Ia menyusuri rak penuh buku yang ber-cover gelap, membaca satu persatu sinopsisnya.

"Bian?"

Bian mendongak mendapati Nana. Teman masa kecilnya saat mereka satu komplek. Namun Nana sekarang sudah pindah sejak mereka berusia sekitar tiga belas tahun.

"Kak Nana?"

Mereka berpelukan singkat.

"Kamu nyari novel apa?"

"Tadinya sih mau nyari buku latihan soal, tapi bentar deh kak kesini dulu, hehe,"

"Eh? Itu buku latihan soal disana," Nana menunjuk rak dipojok yang tidak terlalu dipenuhi orang, "aku nemenin temenku juga nyari soal ujian buat adiknya,"

"Okay, thankyou ya Kak Na, kapan - kapan main kerumah,"

Nana mengacungkan jempol dan Bian melambai.

Gea
Sini, ke rak paling ujung kiri, disini tempatnya
Gea
Ge
P

Bian menunggu Gea untuk bersama - sama menuju rak paling ujung. Tak lama Gea datang dengan novel ditangannya.

"Tuhkan udah gue tebak pasti mlipir dulu,"

"Lah, lo juga," Gea menunjuk novel fantasi yang dipegang Bian

Akhirnya mereka tertawa bersamaan.

Gea dan Bian berjalan beriringan menuju rak buku pelajaran. Disana buku - buku tertata rapi, mudah menemukan latihan ujian soal untuk kelas XII.

Saat mereka hendak mengambil buku yang letaknya di rak paling atas, ada seseorang sedang berjongkok dibawah, melihat - lihat buku yang ada di rak bagian bawah.

"Permisi," Bian menghadap orang yang jongkok dihadapannya

Orang itu mendongak, seketika wajah yang tertutup topi dan kupluk hoodie itu terlihat jelas.

Bian terdiam. Seakan tubuhnya tidak dapat bergerak, Gea memandang keduanya secara bergantian.

"Bian?" Bobby berdiri sambil membawa buku

"Ha—hai kak," Bian kaku

"Apa kabar?" Bobby tertawa renyah

"Baik, kak Bobby?" Bian seakan kelu mengucapkan nama itu

"As you see,"

"O–okay, hehe,"

"Lo mau ngambil buku apa?" Bobby sedikit mundur

"Itu kak, buku diatas," Bian menunjuk buku yang berada di rak bagian atas

"Yaudah," Bobby mengambil buku yang ditunjuk Bian, "dua?" Bobby mengambil buku lagi saat Bian mengangguk

"Makasih ya kak,"

"Santai,"

Bian tidak tau harus berucap apalagi, "oh iya, lo waktu itu ketemu June ya?"

Bian dan Gea mengira pembicaraan mereka akan berakhir, namun ternyata tidak, "i–iya kak, seminar,"

"Gue udah terima salam lo,"

Bian melotot, "sa—salam?"

"Hahaha, biasa aja kali ekspresi lo,"

Sukses. Tubuh Bian menghangat dan rasanya wajahnya pasti memerah.

"Bob, udah–?" Perempuan dibalik Bobby berhenti, "oh, Bian?"

"Oh, hai Kak Na," oh gosh, Bian merasa pusing

"Kalian saling kenal?" Tanya Nana mendekat

"Kita satu sekolah," jelas Bobby dan dibalas anggukan, "yaudah gue duluan ya," Bobby mengangkat tangannya dan dibalas anggukan oleh Bian dan Gea.

Saat Bobby dan Nana telah pergi Bian jongkok, ia merasa seluruh tenaganya telah terkuras habis, bahkan buku ditangannya telah berada di lantai.

"Bi, lo nggakpapa kan?" Gea menyentuh pundak Bian, "muka lo merah gila, hahaahahaha," kini Gea terbahak karena mengingat Bian tadi

"Gue—gue nggak ngerti harus ngapain sekarang," Bian masih berjongkok sambil tatapannya menerawang kedepan

"Dan lo masih bilang udah lupa sama Kak Bobby?"

"Damn!" Bian berdiri, "ayo!" Ia kini berjalan dengan cepat menuju kasir, menbayar buku nya, menunggu Gea sebentar lalu berjalan cepat lagi.

Restoran Jepang.

Bian mendadak merasa sangat lapar setelah baru saja bertemu dengan Bobby.

Ia memesan ramen khas Jepang dengan porsi dua orang sedangkan Gea porsi normal.

"Gila ya lo?!"

"Kok gue deg - degan ya,"

"Kenapa? Nggak bisa nerima kenyataan kalo Kak Bobby sama tetangga lo itu?" Gea tertawa lagi

"Lo yang gila!"

"Sensi amat, btw kapan deh lo ketemu kak June?"

Bian membenarkan posisi duduknya, "waktu itu, pas gue selesai seminar, kan gue nungguin lo itu sama Kak June,"

Gea manggut - manggut, "makin ganteng aja Kak June. Gue ketemu dia, masa dia senyum ke gue," Gea mengusap wajahnya

Bian hanya mengangguk mengiyakan. Mengingat ketampanan June dan Bobby yang semakin berkilau.

After We Write [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang