AWAL (BAGIAN 3)

44 2 1
                                    

Menjadi seseorang yang mencintai dalam diam memang susah-susah gampang, bagaimana tidak? Aku mencintainya tapi dia tidak tahu aku punya perasaan kepadanya. Episode ini akan ku jelaskan semua tentangnya dan bagaimana akhirnya. Menjadi seorang junior/Adek kelas yang kucel, kusam, jelek, tomboy, dekil, tidak suka dandan seperti cewek lainnya. Latihan Paskibra, Pramuka dibawah terik matahari yang sangat menyengat hingga di ubun-ubun. Dan cuek sekali dengan penampilan. Menyukai seorang kakak kelas ( Alumni ) yang tampan, chubby, putih, wangi, bersih, rapi. Kalau disandingkan mungkin akan jadi bagai langit dan bumi. Hmm...

Aku pikir ini tidak akan menjadi cerita yang bahagia, aku meyakini akan jadi cerita yang sedih. Tiap-tiap event perkemahan/sekolah/luar aku hanya bisa bertemu dia di kesempatan itu juga. Oh iya, waktu itu pernah membuat ku speechless.

Tepat tanggal 31 Maret 2014 malam minggu aku mengikuti kegiatan perkemahan. Renungan malam pun tiba, aku memasuki ruangan yang begitu gelap karena lampu dimatikan. Sebenarnya aku sebal karena gelap, aku takut gelap. Aku duduk lurus rapi seperti teman-temanku. Dan para pemberi motivasi masuk semua ke ruangan itu, aku dan teman-temanku juga disuruh tutup mata nya sambil mendengarkan renungan malam dari pembina. Tapi yang aku heran kan mereka nangis, malah ku tinggal tidur dengan posisi duduk.

"Senja, kamu jangan tidur" ucap Diana mencubit lenganku.
"Aauhh.. sakit lah, aku nggak tidur kok cuman ketiduran aja hehehehe.. kenapa nangis? Udah lah jangan nangis Cup.. Cup.." Ujar ku sambil mengelus punggung belakang Diana.
"Kerudung sampai banyak ingus nya nih, basah semua. Sini kerudung mu tak pakai buat buang ingus" Ujar Diana terisak-isak
"Iiih... Ogah" Ujar ku sambil bisik-bisik.

Ketika pembina ku menyuruh kakak-kakak untuk memberi motivasi untuk adiknya, mereka bebas untuk memilih. Satu per satu didatangi oleh kakak-kakak. Urut dari yang awal hingga akhir.
"Semoga mas chubby yang ngasih motivasi buat aku please.." Ujar ku didalam hati.
Daaann.. dugaan ku benar sekali tepat sasaran. Dia berdiri tegap dihadapan ku , aku tahu soalnya aku bandel mata ku melihat seharusnya kan nggak boleh melihat dulu hehehehe...
Aku dibangunkan sama dia, "Ayo dek bangun" Ujar mas chubby sambil membangunkan dari lamunan ku.
Semua sudah memberi motivasi masing-masing untuk adik-adik nya. Dan aku juga di beri kata motivasi dari mas chubby langsung.

"Dek? Denger nggak??" Ujar mas chubby sambil lebih dekat denganku sambil berbisik
"Iya denger kok kak" Ujar ku senyum-senyum sendiri. "Untung lampu nya dimatikan kan nggak kelihatan kalau aku senyum-senyum sendiri hehehehe" Ujar ku dalam hati.
"Kamu harus bisa mempertahankan organisasi mu, saling menguatkan ada yang rapuh bangun lagi jangan malah dibiarkan. Buang ego masing-masing, Selalu berbakti kepada orang tua ya dek, Kamu harus fokus memperindah prestasi mu, meski kamu anak organisasi tapi untuk mata pelajaran harus ada prestasi. Jangan pacaran dulu, kamu nggak boleh kecewain orang tua mu yang susah payah untuk kamu sampai saat ini. Jangan tiru teman mu yang negatif, pacaran, bolos sekolah, sering absen prestasi nol. Jangan ya :)). Satu hal lagi aku percaya sama kamu, ini ada hadiah buat kamu tapi jangan dilihat dari harganya tapi lihatlah siapa yang memberinya. Ini ada sebuah PIN kepercayaan dari aku buat kamu" Ujar mas chubby sambil memasangkan PIN kepercayaan di saku depan baju ku.
"Iya kak terima kasih banyak" Ujar ku
"Tetap semangat ya, pertahankan apa yang seharusnya kau pertahankan yaa.." Ujar mas chubby sambil memegang daguku ke atas agar aku bisa melihat dia bicara.
"Iya siap kak, Insha Allah PIN ini akan ku jaga dan motivasi kakak sangat membantu. Terima kasih" Ujar ku sambil menghapus air mata. Dan mereka kembali ke barisan masing-masing, masih ada sesi terakhir yaitu berjabat tangan dan beri semangat.
"Tetap semangat ya dek" Ujar kak Hani sambil berjabat tangan dengan ku.
"Iya kak makasih" Ujar ku membalas jabat tangan nya.
"Ayo semangat 45, Ojo kendor. Semangat tetap membara" Ujar Kak Okta
"Hehehe.. iya, makasih kak" Ujar ku sambil melirik dibelakang kak Okta ada mas chubby
"Semangat ya dek, jangan lupa kata-kata ku tadi ya. Aku yakin kamu pasti bisa" Ujar mas chubby sambil tangan satu nya berjabat tangan satu nya lagi menepuk lenganku.
"Oh ya, udah jangan nangis lagi" lanjut dia sambil berbisik
"Hehehe... Iyaa kak" Ujar ku.

Catatan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang