AWAL (BAGIAN 2)

35 3 4
                                    

Waktu itu tepat nya bulan juli masih bulan puasa, saat aku lagi nggak ada kegiatan tiba-tiba aku lagi rindu. Rindu yang ingin segera terobati, membumbung tinggi ke angkasa. Jauh, namun terasa dekat. Aku buka foto kontak telepon yang ada dilayar handphone, lagi asyik lihat foto nya. Tiba-tiba kepencet telfon, aku kaget "Mampus, gimana ini kepencet telfon" Ujar ku sambil bengong dan panik
Terdengar ada suara di balik telfon itu.
"Halo, Halo.." Ujar Mas chubby
Disitu masih belum aku matikan telfon nya
Dan akhirnya aku matikan saja tanpa bicara sepatah kata pun.
"Terus gimana ini? Kalo ketemu di sekolahan gimana? hmm.. apa harus pura-pura tidak tahu kalo aku memilih dia?" Gerutu ku dalam hati.
Dalam beberapa selang menit kemudian, dering pesan dari layar handphone.
"Drrrt.. drrrt..." Ku buka sebuah pesan singkat , Dan iya benar
"Maaf ini siapa?" Ucap Mas Chubby didalam cerita singkatnya.

Saat aku masih tertidur pulas di pagi hari ada sebuah panggilan tak terjawab satu kali, jam 06.55 WIB . Aku pikir siapa yang nelfon di jam segini? Ah iya, Mas chubby nelfon lagi. "Mungkin dia masih pengen tahu siapa yang nelfon kemarin malam, Hahaha.. anggap aja salah telfon mas" Ucap ku dalam hati.

19 Juli 2014, lagi asyik main handphone tiba-tiba bergetar. Ku tatap layar handphone dan iyaa, dia nelfon lagi.
"Lha, ngapain telfon lagi? Padahal waktu itu aku nggak sengaja telfon, Apa masih pengen tahu siapa yang telfon tempo hari?" Ucap ku sambil terheran-heran. Lumayan lama dia nelfon, dan akhirnya dimatikan telfon nya.
Ku lirik jam 19.35 WIB dia nelfon. Nggak hanya berhenti disini saja. Dia ternyata nelfon aku lagi saat mau buka puasa, jam 17.40 WIB dia nelfon lagi tapi tidak ku angkat lagi. "Apa masih kepo? Apa aku harus telfon balik? Jelasin kalo akuu.." Ujar ku bimbang mau menekan tombol telfon.

Seharusnya kejadian tempo waktu itu, aku harus ngomong ya sekalian. Bodoh!!..
"Bodoh! Kamu senja, ngungkapin duluan nggak bisa, ngomong duluan nggak bisa, bisa nya cuman memandang dari jauh dan diam-diam jatuh cinta sendiri. Lantas, sampai kapan kamu berani mengungkapkannya. Sampai negara api menyerang? Atau sampai batu bisa bicara sendiri??" Gerutu ku kesal ngobrol sendiri didepan kaca. Dasar pengecut!

Terus sampai kapan kamu bisa jatuh cinta bersama? Apa tidak capek jatuh cinta sendiri? Sepertinya angan mu hanya akan menjadi angan debu yang akan segera hilang. Sudah lah, aku pusing..

Aku pernah sedekat nadi sama kamu, sejauh mata memandang. Kita asyik bicara, tertawa hingga terbahak-bahak. Membahas hal konyol hingga serius tentang organisasi. Jadi teman curhat, keluar bareng. Tapi itu hanya "Mimpi". Sudah cukup untuk menghayal nya, dan yang paling penting apakah angan ku bisa jadi pelangi atau rinai hujan yang turun sangat deras membasahi pelupuk pipiku?

Aku rasa, rasa yang ku rasa hanya perasaanku saja. Bukan dia, dia rasa rasa saya yang saya rasa hanya sebatas spasi.

Disini ada yang pernah seperti aku? Atau hanya aku saja yang pernah merasakan ini.
Senja, kamu kuat! Coba lihat langit lembayung merah jingga kadang cerah kadang gelap tapi langit tetap sama menerima kamu apa adanya.

----
----
----
----




Saran dan kritikan , sangat membantu.
Cerita ini benar nyata yang pernah ku alami..

Terima kasih, telah membaca...
Tapi, ini masih belum selesai.
Akan ku selesaikan di bagian 3.
Sebenarnya banyak kisah tentang dia, tapi ku singkat yang bagian penting yang masih membekas di hati.




Salam, dari ku yang pernah singgah di hatimu. Mmwah!!

Catatan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang