Sudah setahun rasanya nggak kerasa aku benar-benar sudah melupakan mu. Sudah mengabaikan feeling ku sendiri tentang keberadaan mu yang teringang - ngiang di pikiran ku itu. Dulu, aku suka sekali merangkai sajak dengan kosa kata yang mudah hingga susah dipahami. Aku mulai suka sajak berawal terinspirasi dari kamu. Sering buat sajak hanya sekedar untuk kau tengok di story instagram ku itu harapan ku. Sederhana kan harapan ku. Perlahan belajar merangkai sajak hingga akhirnya aku bisa menjadi seorang yang puitis, dibilang sok puitis ya terserah ya kan hahaha... . Menjadi seorang yang hanya bisa menyampaikan perasaan nya hanya lewat media sosial perantara yang mendukung ku yang pengecut ini. Hari pertama aku kirim sajak ke story instagram hingga hari ke- 125 dan tetap sama nihil hasilnya tidak kau tengok story ku. Perlahan mulai aku menghentikan membuat sajak, percuma saja aku membuat jika tidak kau lihat.
Bulan sembilan tepat 2018 yang lalu entah ada angin apa kau mulai melihat story ku, disitu aku terdiam dan menggumam "Tumben??" . Ah, mungkin kepencet kali ya nggak usah ke gr-an deh. Dan semakin kesini semakin yakin aku harus meninggalkan membuat kata - kata sajak yang puitis , dan tidak ada guna nya juga aku melanjutkan sajak. Memang nya kamu peduli dengan sajak ku? Merespon nya dan melemparkan ku sajak balik? Nggak mungkin kan. Iya lah nggak mungkin, orang kamu itu super dingin dan cuek. Mana mungkin merespon ku yang hanya seorang puitis. Dulu saja hingga sampai ku pakai nama inisial saja dari beberapa lembar sajak yang ku buat. Tapi ya sama , tidak sama sekali kamu lihat. Sia - sia ? Iya lah dia - sia toh juga itu niat nya memang bertujuan buat kamu. Aku pikir sudah cukup, capek. Dengan sikap yang begitu dingin kan sudah menandai dia tidak tertarik dengan ku, tapi aku seorang yang keras kepala tetap saja berpendirian teguh akan mencairkan sikap dingin mu itu. Itu hanya imajinasi ku saja, mustahil.
Bulan sepuluh , sebelas hingga dua belas 2018 perlahan memang kamu mulai melirik story ku tapi aku rasa harus bersikap biasa saja karena menurutku itu mungkin kepencet atau kelewatan jadinya melihat isi story ku. Ketika kamu mulai melihat beberapa story ku, kamu terlambat! Karena aku mulai menghentikan sajak yang ku buat untuk kamu. Feel untuk membuatmu lagi biar kamu lihat sudah hilang diambil semesta yang tidak ingin melihatku berjuang sendiri. Kalau diingat-ingat dulu tepat tahun 2017 ketika aku buat story hanya dua kali saja kamu melihatnya dan aku melihat balik apa yang kamu buat di story instagram mu itu. Berjalan nya waktu kamu buat story lagi dan aku sengaja buat story lagi , dan kamu tidak melihatnya lagi. Hingga kini. Dan kini kamu melihat isi story yang aku buat. Aku tidak tahu apa rencana semesta untuk kamu dan aku. Apa perlahan doa ku yang dulu mulai terwujud? Semesta memang pandai untuk susah ditebak.
Hingga awal tahun ini dan sampai sekarang apa yang aku buat sering kamu lihat. Itu membuatku kesenangan sendiri dalam lubuk hatiku. Senang aja nggak lebih kok. Tapi dari tiap - tiap isi story mu aku mulai berfikir, "Sejak kapan kau mulai suka dengan senja dan sajak yang kau rangkai?". Karena jujur aku pribadi yang suka sekali dengan hal yang berbau senja. Aku mulai berfikir dari situ. Tapi aku pikir itu hanya kebetulan mungkin, kamu baru beri tahu jika kamu suka dengan senja juga. Suatu ketika aku buka akun instagram ku dan kamu buat story lagi, ini yang bikin aku terkejut dan spontan. "Sajak?? Mulai suka sajak sekarang??". Makin dibikin heran sejak kapan menjadi seorang yang puitis, aku pikir mungkin ini bukan buat aku mungkin ini buat seseorang yang menginspirasi dia yang suka dengan senja dan sajak. Mungkin dia ingin menyampaikan perasaan nya lewat sajak yang dibuatnya. Aku harus berpikir positif saja, tapi pikiran ku tidak bisa tenang untuk memikirkan itu. "Hey, kamu siapa? Kenapa memikirkan sosok dia yang tiba-tiba suka dengan senja dan sajak. Sudahlah, sudah cukup. Kamu capek, berjuang sendiri selama ini. Buang jauh-jauh pikiran mu itu" . Perlahan aku mulai tenang dan menghiraukan nya.
Untukmu, yang suka sajak tetap lah berkarya dan kembang kan kosa kata yang lebih baik lagi..
Untukmu, yang suka senja. Aku mendukungmu karena apa, karena aku hingga kini tidak bosan dengan senja. Senja mengajarkan aku arti untuk saatnya menetap atau pergi. Senja itu cantik, apalagi ketika aku menoleh disebelah ku melihat senyuman yang begitu manis dari seorang yang menerima aku apa adanya.
"Kamu tahu arti senja nggak , Nja?" Ia berkata
"Tahu sedikit tapi ini versi aku, mungkin kebanyakan pernah pakai kata-kata ini" Ujar ku
"Apa coba?" Ia mulai serius mendengarkan ku
"Senja itu cantik. Kadang ia merekah bagaikan pelangi yang indah dan kadang ia gelap bagaikan awan hitam yang akan mengguyur hujan. Tapi langit tetap menerima senja apa adanya." Ujar ku
"Berarti sama dong aku kaya langit" Ujar dia mulai menggoda
"Kamu kaya langit? Kejauhan atuh mas" Ujar ku binggung
"Hahahaha.. nggak gitu senjaa.. maksudku , aku sama kaya langit yang sama menerima kamu apa adanya" Ujar ia yang asik tertawa terbahak-bahak
"Hmm.. jadi kecil kepala deh aku hahaha.." Ujar ku sambil menggenggam pasir dan melemparkan ke muka nyaSekian dulu ya,
Untukmu yang mulai menghilang kan sikap dingin dan mulai menjadi seorang puitis untuk seseorang. Semangat yaa!! Itu doa ku untukmu. Asal kamu tahu meski aku tidak merangkai sajak lagi, tapi aku tetap merangkai doa yang ku terbang kan ke semesta agar di wujudkan :))Maaf sekali, baru update lagi karena lagi nggak mood untuk menulis dan menjabarkan cerita. Tapi terima kasih untuk kalian yang tetap setia menunggu cerita dari ku.. salam hangat dariku dan peluk dari jauh untuk kalian
Salam dariku yang pernah berjuang sendiri
Mmwah!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Senja
Non-FictionHujan, Senja & Kenangan satu paket komplit yang ringan diucap tapi berat untuk dilupakan