4 (Empat)

63 7 0
                                        

Setelah rapat di sekolah yang Davine tempati Kaira kembali ke sekolah dengan Kevin dan kembali merencanakan bagaimana program kerja yang sudah direncanakan akan terlaksana dengan baik. Ia tak sempat sedikitpun untuk melirik ponselnya. Kegiatan nya cukup sibuk hari ini. Dispen sejak jam pelajaran ke sembilan yaitu sesudah jam istirahat kedua membuatnya harus lebih ekstra mengerjakan pekerjaan dalam organisasinya. Sebenarnya tadi ia dan Kevin sampai sekolah tepat jam pulang selesai akan tetapi keinginan Kaira untuk menyelesaikan semuanya hari ini juga membuat Kaira lebih bersemangat dan tidak memikirkan untuk pulang ataupun kejadian sebelum ini.

"Lo ngga mau pulang,Kai?" Tanya Kevin yang sibuk membaca isi proposal yang dibuat Kaira. Kaira menggeleng pelan wajahnya tak menoleh sedikitpun ke arah Kevin. Tangannya bermain lincah di atas keyboard laptop.

"Mau pulang gimana? Lo mau gue tinggal buat ngurus beginian?" Tanya Kaira sedikit kesal aktivitas nya terganggu.

"Kan Lo cape kali,Kai terlalu diforsir kerja Lo"

"Udah deh ngga usah banyak komentar deh Lo, Kev. Mending Lo ambil alih yang lain jangan baca proposal. Pusing pala gue yang ada Lo ngomong mulu di sini." Sahut Kaira menanggapi kicauan Kevin.

"Lo mah gue kan baik Kai ngingetin Lo biar ngga terlalu cape. Lagian biasanya juga Lo pulang kan." Bela Kevin. Kaira yang mendengar pembelaan Adit hanya mengangguk-angguk pelan sambil memutar bola matanya malas. Heran dirinya datang salah nda datang lebih salah. Maunya apa sih ini si Kevin gemas lama lama Kaira pada Kevin.

Tak berselang lama adik kelas dan pengurus OSIS kelas sebelas pun berdatangan mereka langsung bersikap tanggap mengambil alih segala pekerjaan yang belum tersentuh dan menyelesaikan.

***

Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Ah rasanya begitu cepat sekali menurut Kaira saat dirinya benar benar ingin menghabiskan waktunya hanya untuk organisasi nya tanpa memikirkan apapun itu. Kaira berkemas dan berpamitan pada rekan rekannya beserta adik kelasnya di OSIS untuk pulang lebih dulu karena memang dirinya sudah berjanji akan pulang jam setengah lima.

"Kai,ayo bareng!" Seru seseorang. Kaira menoleh seperti paham dengan wajah yang memanggilnya dari kejauhan.

"Loh,kok Lo belum pulang sih Vel?" Tanya Kaira setelah sudah tau bahwa yang memanggilnya adalah Marvel sepupunya.

"Kan gue nungguin Lo. Gimana sih ngga peka banget." Goda Marvel. Kaira memutar bola matanya sebal.

"Ngga usah alay deh Lo" ejek Kaira. Marvel tertawa pelan mengacak acak rambut sepupunya itu gemas.

"Vel ngga pake acak acak rambut gue bisa kan?" Tanya Kaira ketus. Marvel semakin dibuat tertawa melihat ekspresi yang ditujukan Kaira kepadanya.

"Hahaha lagian Lo sih gemesin banget jadi anak kan gue jadi suka." Jawab Marvel dengan seringainya.

"Suka yah? Suka pengin ngejahilin." Tambah Marvel dengan terkekeh. Kaira mendelik tajam. Entah kapan sepupunya ini berniat akan berhenti mengganggunya. Tangannya sudah bersiap untuk mencubit perut Marvel. Sedangkan Marvel yang sudah hafal apa yang akan dilakukan Kaira dengan tangannya pun bersiap lari menuju parkiran tempat mobilnya terparkir dengan berlari.

"Yak! Marvel jangan lari Lo!" Seru Kaira mengejar Marvel. Marvel yang dikejar Kaira semakin mempercepat langkah larinya untuk sampai ke mobilnya. Dengan diiringi tawa dan nafas yang tersengal-sengal ia berhenti di depan mobilnya. Kaira yang memang tadi lari tepat di belakangnya pun melakukan hal yang sama walaupun di wajahnya masih tersirat sedikit kekesalan.

"Lo itu yah ish, baik dikit sama gue kenapa sih. Kerjaannya jahilin gue mulu Lo ish sebel gue sama Lo." Racau Kaira ketika nafasnya sudah teratur. Tangannya bergerak menggelitik perut Marvel. Marvel tertawa keras seraya meminta ampun pada Kaira tanpa berniat meminta maaf atas kelakuannya. Tangan Marvel berusaha meraih tangan Kaira supaya berhenti dan ia berniat kembali menyerang Kaira dan menggelitik perut Kaira.

Tak Pernah TernilaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang