Prolog langsung baca di bagian satu.
Hanya cerita mainstream bertema age-gap perjodohan
Copas from @gadisbaper_ (akun keduaku yg sudah dihapus)
DILARANG MENJIPLAK SATU ATAU BEBERAPA BAGIAN DALAM CERITA INI ❌🚫
PLAGIAT JAUH-JAUH 🚯
Dugaan Diandra yang mengira bahwa Guntur Pranaja menyimpan sesuatu di depan orang tuanya sendiri ternyata benar. Pria itu berubah menjadi sosok yang lain saat berdua saja dengannya di dalam mobil.
Bukan sosok seperti dedemit, genderuwo atau semacam setan lainnya, melainkan sikapnya yang berubah dingin dan seram.
Jika saat di restoran tadi, Guntur selalu memperlihatkan sikap bak pria baik-baik yang menebar senyum kapan saja, tapi sekarang, Diandra bahkan tidak melihat Guntur bicara satu patah kata pun. Bahkan wajahnya kusut seperti baju yang tidak disetrika selama setahun.
"Om—"
"Stop." Guntur menaruh satu jarinya di depan mulut Diandra, "saya gak suka dipanggil Om."
Sejak meninggalkan area parkir, Diandra maupun Guntur tidak saling bicara. Diandra bingung mau bicara apa, sedangkan Guntur terus bersikap malas-malasan. Daripada canggung, lebih baik Diandra bertanya apa alasan Guntur ingin pulang berdua saja dengannya.
"Lah suka-suka aku dong mau manggil apa. Lagian Om kan yang ngebet nikah sama aku," balas Diandra tak kalah songong.
"Ucapan kamu tidak berdasar. Kamu kira saya mau menikah denganmu tanpa imbalan." Guntur bicara dua kalimat dalam satu hembusan napas. Ia tidak menoleh, atau sekedar melirik ke arah Diandra yang kini memasang wajah tak terima.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tentu saja Diandra tidak terima. Apa-apaan Guntur bicara seolah dia sangat menginginkan pernikahan ini. Justru sebaliknya, Diandra ingin rencana perjodohan orang tuanya batal.
Cogan mah bebas. Maklum aja Di.
No way! Diandra menolak dewi jahat dalam hatinya. Mau dia cogan kaya melintir sekalipun, Diandra tidak mau pria seperti Guntur bisa bebas melakukan apa saja padanya. Imbalan? Hah! Tidak semudah itu, Pranaja!
"Om komedian ya?" Diandra tertawa mengejek, "Om kira aku mau nikah sama om-om kayak kamu? Ih geli banget. Kalo Om mau tau, sampai kapanpun aku gak terima perjodohan ini."
Bukannya marah atau tersinggung dengan ucapan Diandra, Guntur justru ikut-ikutan tertawa. Namun tawa Guntur terdengar lebih mengejek dan menjengkelkan daripada tawa Diandra.
"Kalau kamu bisa nolak perjodohan ini, silahkan. Tapi saya yakin kamu gak bakal mampu. Selain itu, seharusnya kamu bangga karena saya pilih kamu dari dua puluh wanita yang Papa tawarin ke saya."
Diandra semakin kesal saat Guntur menyelesaikan ucapan sombong itu seraya menaikkan sebelah alisnya. Dia menggeram kesal, ingin mencakar wajah Guntur dan mencabuti satu per satu rambut kumisnya yang tipis itu sampai botak.
Selain sok ganteng, ternyata Guntur adalah pria yang sombong dan menyebalkan. Diandra kira, ia termasuk pria berhati es yang jarang ngomong, tapi sekalinya ngomong, sadis. Ternyata mulut Guntur cerewet seperti nenek-nenek.
"Bangga?" Diandra tertawa sumbang, "Om mim—
"Jangan panggil saya Om!" Guntur berteriak sangat keras hingga membuat Diandra terlonjak ke belakang, "saya nikahnya sama kamu, bukan tante kamu!"
"Ya Allah serem amat nih orang," gumam Diandra sambil mengelus dadanya. Dia tidak percaya kalau Guntur sampai berteriak seperti itu. Belum menikah saja Diandra sudah kena sembur, bagaimana jika nanti mereka tinggal berdua?
Oh tidak. Itu tak akan terjadi!
Guntur kembali ke sikap malas-malasan seolah dia tidak pernah berteriak sebelumnya. Diandra bingung di buatnya. Mau dia apa sih?
Sekarang Diandra yang mati kutu. Dia masih ingin protes soal rencana pernikahan mereka nanti, tapi akibat salah nama panggilan tadi, Diandra memilih tuk diam. Lagipula benar kata Guntur, dia tidak punya kuasa untuk membatalkan perjodohan ini karena paksaan orang tuanya mutlak tanpa bisa dibantah.
Oke, ralat. Maksud Diandra, paksaan Papanya. Karena Papa-lah yang sangat antusias jika Diandra jadi menikah dengan Guntur. Mungkin Papa sudah diguna-guna oleh Om setan ini. Mungkin.
"Gak usah banyak pikir. Nikah sama saya gak ada ruginya," ucap Guntur tiba-tiba, membuyarkan lamunan Diandra. "Saya kaya, ganteng, idaman. Kamu pasti bangga punya suami seperti saya," lanjutnya.
Diandra tanpa sadar membalas ucapan itu dengan akting seperti ingin muntah. Selain songong, ternyata Guntur juga punya kadar percaya diri setinggi dewa. Astaga, Diandra langsung ilfil dengannya.
"Kayaknya Om—kamu perlu periksa ke psikolog deh. Udah umur segitu kok makin narsis." Mulut Diandra gatal ingin menyebut 'om'. Rasanya ada yang salah kalau dia memandang Guntur sebagai teman sebaya.
"Saya bukan narsis, tapi itu adalah faktanya."
Guntur bersandar santai dengan satu tangannya memegang kemudi, dan satu yang lain menggenggam persneling. Pria berkumis tipis itu terlihat percaya diri, dan sialnya membuat aura jantan dalam tubuhnya semakin berkilau hingga mata Diandra silau.
Kalau wajah Guntur seperti anak cowok bad boy di sekolahnya dulu yang hobi merokok di WC, Diandra pasti sudah menendangnya jauh-jauh. Tapi wajah Guntur malah—akhh!! Diandra tidak tahu kapan waktunya dia akan menyerah pada ketampanan mutlak itu.
"Gak heran sampe sekarang kamu belum nikah-nikah. Bukan salah ceweknya, tapi salah kamu sendiri. Gak ada cewek yang gak ilfil lihat cowok narsis kayak kamu," gerutu Diandra sambil melipat tangannya di dada. Ia memalingkan wajah ke arah jalanan, muak melihat wajah Guntur yang terlalu pede itu. Tetap ganteng sih.
"Terserah kamu mau bilang apa, tapi saya mau diskusi soal imbalan seperti yang saya bilang tadi." Guntur membelokkan setir ke kiri, kemudian melajukan mobilnya dengan ahli.
Diandra mulai siaga, sebelum Guntur bicara soal imbalan konyol itu, dia harus protes lebih dulu. Tidak adil dong kalau Guntur sudah sibuk mengurusi imbalan di saat Diandra masih ragu soal perjodohan ini.
"Stop dulu Om—maksudku, Gun.. Guntur. Aku aja belum setuju mau nikah sama kamu!" ucap Diandra kewalahan.
"Setuju atau gak, kita tetap nikah, Sayang." Guntur terkekeh pelan, "imbalannya mudah banget kok. Saya mau anak kembar, bisa gak nanti kita ikut program?"
****bersambung****
Makasih udah baca ❤️❤️❤️
Seneng banget daku part kemarin tembus 1600 votes 🤣 ahh sumpah pengen loncat2 saking bahagianya.