Diandra menekan kombinasi angka pada kunci apartemen Guntur yang merupakan tanggal ulang tahunnya—Guntur sendiri yang memberitahu saat mereka sedang makan malam waktu itu. Namun bedanya, dulu Diandra bersikap masa bodoh dan menganggap informasi itu cuma hoax, "gak mungkin password apartemennya tanggal lahir aku?! Hah sok ngerayu pula dasar om-om." Begitu kata Diandra versi labil. Sekarang dia merasa keki, karena ternyata ucapan Guntur benar.
Dengan langkah gontai, Diandra masuk dan menjelajahi apartemen tersebut, mulai dari ruang tamu yang tampak lengang, ruang tengah yang berisi televisi dan perabotan rumah tangga lainnya, kemudian ruangan-ruangan berpintu tertutup yang Diandra duga adalah kamar tidur. Setelah sampai diruang makan, Diandra melihat semangkuk sup jagung yang masih mengepul seolah habis dimasak.
Namun sepanjang Diandra berkeliling diapartemen mewah itu, Guntur belum terlihat batang hidungnya.
"Hemm wangi banget..." Diandra mencium aromanya dari dekat. Seakan tidak cukup hanya membaui, dia pun mencolek sedikit sup itu dengan ujung jari, lalu dijilatnya meski agak panas. Wahh lezat sekali.
Saat Diandra ingin mengambil sendok dirak makan, perutnya tertarik ke belakang dengan cepat oleh tangan kekar dan kuat. Siapa lagi kalau bukan Guntur?
"Ya ampun ngagetin aku aja!" Diandra memukul tangan Guntur yang melingkar diperutnya. Aroma jeruk dari aftershave yang Guntur gunakan setelah bercukur menerobos masuk ke hidung saat Guntur mencium pipinya dengan lama dan gemas.
"Ya, saking gemasnya Guntur cium aku, bisa-bisa bolong nih pipi," ucap Diandra dalam hati. Namun disatu sisi lainnya, ia sangat suka Guntur menciumnya seperti itu
"Saya senang sekali lihat kamu di sini." Guntur menaruh kepalanya diatas pundak Diandra.
"Kenapa?" tanya Diandra dengan sedikit menoleh.
"Seperti melihat istri," jawab Guntur dengan masih bermanja-manja pada Diandra.
Diandra berakting ingin muntah mendengar ucapan gombal itu, namun dalam hatinya berkata lain—dia berbunga-bunga. Detakan jantung Guntur yang terasa cepat dipunggungnya seolah menjadi pemicu atas desiran menyenangkan dalam tubuhnya.
"Kamu gak kaget apa lihat aku di sini? Padahal aku datengnya diam-diam loh," kata Diandra seraya melepaskan pelukan Guntur dengan lembut. Kepalanya sontak mendongak saat saling berhadapan dengan Guntur seperti ini. Entah sudah berapa kali, Diandra memuji tubuh pria itu. Terlihat begitu proporsional, dengan tinggi badan yang patut disombongkan dan dada kokoh yang menggiurkan.
Pantes aja Tiana ngebet kawin sama Guntur. Selain kaya, badannya keliatan enak banget.
Guntur tampak sedang berpikir, "saya sempat kaget sih waktu lihat kamu di dapur. Tapi...."
"Tapi apa?" sergah Diandra.
"Tapi rasa senang saya lihat kamu lebih besar daripada kaget. Makanya tadi langsung peluk." Tanpa permisi, Guntur kembali memeluk Diandra. Kali ini, dia mengusap-usap rambut Diandra dengan elusan sayang.
Kalau dibiarkan lebih lama, Diandra yakin akan meleleh secara menyedihkan, bahkan lututnya sudah goyah seperti ingin terjatuh—jatuh didada Guntur nikmat juga—oh astaga, hentikan pikiran konyolmu Diandra!
"Bisanya gombal aja kamu Mas," ucap Diandra sambil melepaskan pelukan Guntur dan menjauh untuk mengambil sendok, "ini kamu yang masak?"
Guntur dengan sigap menarik kursi untuk calon istrinya, "iya dong. Saya masak khusus buat kamu. Kamu kan belum makan siang." Senyumannya terbit melihat Diandra menyantap sesendok penuh sup jagung buatannya. Bibir Guntur pun semakin lebar saat melihat ekspresi puas sambil mendesah nikmat dari wajah Diandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Om-Om!! [TAMAT]
RomanceProlog langsung baca di bagian satu. Hanya cerita mainstream bertema age-gap perjodohan Copas from @gadisbaper_ (akun keduaku yg sudah dihapus) DILARANG MENJIPLAK SATU ATAU BEBERAPA BAGIAN DALAM CERITA INI ❌🚫 PLAGIAT JAUH-JAUH 🚯