Sepuluh

128K 12.7K 866
                                        

Terkadang Diandra bertanya-tanya, apakah deksripsi tentang ruangan kerja CEO dinovel percintaan yang sering dia baca hanya imajinasi sang penulis? Diandra bahkan sering berpikir kalau beberapa penulis sering melebih-lebihkannya supaya terlihat dramatis dan real.

Namun setelah melihat ruang kerja Guntur, Diandra bersumpah tidak akan meremehkan imajinasi penulis lagi. Sekarang Diandra berasumsi positif bahwa seorang penulis pastinya melakukan observasi dan riset terlebih dahulu sebelum menulis cerita. Contohnya saja ruangan kerja pemimpin perusahaan besar seperti Guntur Pranaja.

Ah sebenarnya, Guntur menjabat sebagai CEO setelah ditunjuk oleh Papanya sendiri, Rega Pranaja, sebagai Owner dari Diamond's Pranaja Utama. Banyak orang bilang itu tindakan nepotisme, namun setelah melihat dedikasi kerja Guntur selama setahun, semuanya pun tunduk di bawah asuhan CEO baru.

"Kamu duduk di sana dulu," ucap Guntur seraya menunjuk sofa berbahan katun yang kelihatannya mahal. Hmm pasti.

Diandra mengangguk lalu berjalan lambat menuju tempat yang ditunjuk Guntur.  Setelah dia duduk, tangannya bergerak sendiri untuk mengusap permukaan sofa yang terasa halus.

"Kamu kerja di ruangan ini?" tanya Diandra, iseng-iseng menghidupkan televisi yang berada tak jauh di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu kerja di ruangan ini?" tanya Diandra, iseng-iseng menghidupkan televisi yang berada tak jauh di depannya.

"Matikan," suruh Guntur sesaat Diandra mengganti saluran TV kabel itu, "saya jadi tidak konsen."

"Huh." Diandra mencebik, "tadi aja sweet cium-cium pipi aku, lah ini judesnya balik lagi," gerutunya.

Guntur diam-diam tersenyum kecil melihat tingkah Diandra yang menurutnya gemas itu. Dia pun kembali memeriksa laporan hasil rapat penting yang sempat dia tinggalkan tadi.

Alih-alih menjawab pertanyaan Diandra tadi, Guntur justru memesan minuman favorit Diandra di aplikasi ojek online. Untung saja perusahaannya ini dekat dengan salah satu mall di Jaksel, jadi tukang ojolnya tidak terlalu lambat.

"Kamu kenapa sih masih kerja? Pegawai kamu aja udah pada pulang semua," celetuk Diandra sambil memainkan ponsel. Ia jadi teringat pada pandangan para pegawai saat mereka menuju lantai teratas gedung ini.

Banyak yang meliriknya dengan raut penasaran, tapi tidak ada yang berani bertanya. Mereka hanya menyapa hormat sambil lalu seolah takut pada Guntur. Heh, ternyata pria itu termasuk bos menyeramkan sampai ditakuti seperti itu.

"Ada satu masalah yang belum diurus," jawab Guntur singkat, lalu dia menekan tombol pada telepon, "panggil dia kemari."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jodohku Om-Om!! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang