masih ragu.

3.2K 171 2
                                    


"Re lo suka sm gue?" Tanya Reza kepada Rere, mereka sekarang sedang berada dibelakang sekolah, dibawa pohon dengan angin yang berhembus halus hingga siapapun yang merasakan pasti akan mengantuk.

Ini adalah tempat favorit Reza, jika ia banyak masalah atau apapun pasti akan berada ditempat ini untuk menyejukkan pikiran nya.

"Gak" jawab Rere, ia berada duduk disebelah Reza memandang ke depan, entah apa yang ia pandang tetapi yang jelas ia tertarik untuk melihat nya.

"Bohong, satu kelas tau Lo suka sama gue" ucap Reza masih menatap ke depan.

"Iya gue suka sama Lo" hingga kata kata itu muncul dari bibir Rere, ia sudah tak tahan lagi untuk tidak mengatakan nya, ia mencintai Reza.

"Gue gak bisa nerima Lo sekarang" jawab Reza, ia tak kaget ketika Rere mengucapkan hal itu kepada nya, ia sudah mengetahui nya dari sikap Rere kepada dirinya.

"Berarti suatu saat Lo bakal Nerima gue?" Tanya Rere, ia mulai tertarik dengan perkataan Reza hingga membuat pandangan nya tertuju pada wajah tampan Reza.

Tak ada jawaban, Reza masih diam dengan mata yang menatap lurus ke depan.

"Lo suka juga sama gue?"

"Gak tau" jawaban itu membuat semua rongga didalam dada Rere terasa sesak yang teramat dalam.

"Kenapa?" Tanya rere, ia sedikit menunduk rasa nya sakit sekali hingga mata Rere memerah menahan air mata yang ingin jatuh.

"Gue duluan" ucap Reza, kemudian bangkit dan meninggalkan Rere sendiri.

Cairan bening itu tak bisa Rere bendung lagi, setelah sekian lama ia pendam perasaan nya terhadap Reza dan akhirnya seperti ini.

Rere sebenarnya bukan wanita murahan yang menyatakan cinta nya terlebih dahulu kepada laki laki, hanya saja ini cinta pertama nya Rere, menurut Rere ia harus berjuang mungkin dengan cara mengungkapkan ia akan mendapatkan nya.

Sebelum nya Reza memang telah mempunyai pacar dan itu yang membuat Rere tak mau kehilangan Reza untuk yang kedua kali nya, ia takut jika Reza memiliki pacar lagi selain dirinya.

***

Keesokan hari nya Reza dan Rere tak lagi menyapa seperti ada jarak yang telah dibuat Reza, Rere tak menyangka jika akhir nya akan seperti ini, jika ia tau ia tidak akan mengungkapkan nya kemaren, lebih baik ia pendam agar selalu berada didekat Reza.

Sekarang Rere bingung ia harus berbuat apa rasa nya ingin sekali menangis, semua salah nya, jika saja waktu dapat diputar ulang ia tak mau kejadian kemaren terjadi.

Detik berganti menit, menit berganti jam, dan jam berganti hari, sudah satu bulan ini Reza selalu menghindari Rere untuk sekedar berbicara saja ia tak mau, Rere tak kuat lagi ketika ia sedang berada dikelas rasa nya seperti sedang dibayang bayang kematian.

Tak seperti dulu memang, jika dulu mereka saling bercanda bersama, ngobrol bersama, terkadang ketika Rere sendirian dimeja nya Reza akan menghampiri nya lalu mengajaknya bercanda, dulu mereka sedekat nadi.

Hingga untuk kesekian kali nya Rere tak mau terus terus seperti ini, ia harus bicara dengan Reza.

"Za" ucap Rere ketika bel pulang sekolah berbunyi, ia dan Reza masih berada dikelas, semua nya telah pulang jadi kelas sepi hanya ada mereka berdua.

"Apa" ucap Reza datar ia masih fokus membereskan buku buku nya kedalam tas.

"Lo kenapa? Kalo Lo gak suka sama gue yaudah gue juga gak maksa Lo suka sama gue, tapi kenapa Lo buat jarak antara kita, gue gak bisa terus terusan gini za" ucap Rere menahan sesak di dada nya, ia ingin sekali menangis dihadapan laki laki ini, hanya saja ia tak mau dianggap wanita lemah.

Reza tak menjawab pertanyaan Rere, setelah selesai membereskan buku nya ia langsung pergi meninggalkan Rere.

"Za jawab" ucap Rere lirih, menahan tangis yang sudah keluar.

Dan ini adalah akhir dari percakapan mereka hingga akhirnya tak ada lagi kata kita, teman, atau semacamnya diantara kedua nya, mereka bak orang asing yang tak pernah dipertemukan, walaupun mereka sekelas, mereka tak pernah mengobrol sedikit pun.

Rere terbangun dari tidur nya, Karna mimpi buruk masa lalu nya yang selalu mengiangi dirinya.

Dengan keringat yang membasahi kening dan nafas yang tak teratur, Rere berjalan menuju dapur untuk mengisi tenggorokan nya yang kering.

Setelah haus nya hilang Rere duduk termenung di meja makan, rasa nya ia masih memikirkan mimpi masa lalu nya itu, mimpi buruk yang selalu terbayang bayang dipikiran nya.

Ia sedikit berfikir sudah satu bulan ini Reza tak lagi memberi nya kabar datang kerumahnya pun tidak pernah lagi semenjak pulang dari reuni itu, Rere jadi ragu jika Reza memang benar benar serius dengan ucapan nya.

Jika benar Reza mencintai nya lalu semenjak kapan ia mencintai Rere, sewaktu Rere mengungkapkan nya Reza seperti tak membalas perasaan Rere.

***

Setelah solat subuh Rere menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan Wira ayahnya.

"Udah siap semua re?" Tanya Wira yang baru datang.

"Sudah pah, ayok kita makan"

"Gimana re, Reza udah ngasih kamu kabar?" Tanya Wira, ia tau jika Reza tak mengasih kabar anak nya satu bulan ini.

"Belum" jawab Rere, ia rasa nya tak lagi nafsu makan ketika mengingat Reza.

"Sabar aja nama nya juga tentara" jawab Wira menenangkan.

"Rere jadi ragu pah sama mas Reza"

"Kenapa?"

Tok tok tok
Suara ketukan pintu yang menandakan ada seseorang yang ingin bertamu.

"Biar papah saja re" ucap Wira menghentikan putri nya yang ingin membukakan pintu.

Setelah Wira membuka pintu dan mengetahui siapa yang bertamu sepagi ini, ia memanggil anak nya.

"Re kesini nak" ucap Wira memanggil Rere untuk ke depan menemui tamu nya.

"Jelaskan pada Rere" ucap Wira sambil memegang pundak Reza, setelah itu Wira masuk kedalam rumah meninggalkan Reza duduk dikursi depan teras.

"Ada apa" ucap Rere ketus kepada Reza.

"Duduk dulu re" ucap Reza. Ya tamu nya adalah Reza dengan seragam PDH nya yang teramat membuat siapa pun pasti takjub melihat nya.

Kemudian Rere duduk di samping Reza pandangan nya ke depan, entahlah ia tak ingin melihat Reza, kecewa? Pasti, Rere kecewa dengan Reza yang tak memberi nya kabar bak ditelan bumi.

"Aku kesini mau jelas--" ucapan Reza terputus  karena Rere memotong pembicaraan nya.

"Aku jadi ragu dengan lamaran mu" ucap Rere masih memandang ke depan.

"Maksud mu?" Tanya Reza tak mengerti, ia menatap wajah teduh Rere dari samping.

"Ya semenjak menghilangnya kamu, aku jadi ragu dengan lamaran mu, dulu kamu bilang tak menyukai ku, lalu kau datang dengan lamaran mu, dan kemudian hilang entah kemana" ucap Rere menahan sesak di dada nya, cukup ia tak akan nangis disini ia bukan wanita lemah, dan menurut nya sudah banyak air mata yang ia keluarkan untuk lelaki disebelah nya ini.

Reza menghembuskan nafas dengan kasar, ia tak menyangka jika kepergian nya satu bulan ini akan berdampak pada lamaran nya terhadap Rere.

"Jadi mau mu apa re?" Tanya Reza dengan suara lembut, seperti nya mau ia jelaskan seperti apapun Rere tak akan mendengarkan nya.

"Sudahi ini semua mas" ucap Rere lirih ia tak kuat menahan air mata nya yang ingin jatuh.

"Tidak akan pernah" ucap Reza dengan lantang lalu pergi meninggalkan Rere.

Reuni ketemu jodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang