★Empat★

24 7 0
                                    

Sampailah Devan di UKS. Ia langsung menidurkan Aira di ranjang yang telah tersedia.

"Cantik juga" gumam Devan.

"Paan sih. Inget, dia hanya adik kelas yang gue tolongin waktu pingsan" kata Devan.

Devan tidak tahu jika Aira sudah membuka matanya dan mendengar apa yang Devan katakan.

"Kak, aku dimana?" Kata Aira yang membuat Devan gelagapan.

"Emm, lo, lo dari kapan sadar?"

"Dari tadi kakak tidurin Aira sambil bilang-"

"Lo denger semua?" Potong Devan.

"Iya"

"Anggep aja gue nggak ngomong gitu"

"Tapi kenapa?"

"Ah, udahlah nih teh anget. Diminum, dihabisin"

"Iya kak, makasih" lalu Aira meminum teh tersebut perlahan.

"Gue takut lo baper" gumam Devan. Tak sengaja Aira mendengarnya kembali.

"Hah? Baper?"

"Lo denger lagi?"

"Iya. Tapi kak, baper itu apa?"

"Lo nggak tau?"

"Nggak"

"Hm, bagus"

"Apa artinya?"

"Lo nggak perlu tau"

"Kenapa?"

Devan mulai geram karena Aira terus bertanya kepadanya. "Diminum, tanya mulu!"

Aira merasa takut lalu meminum teh hangatnya kembali.

Di lapangan,

"Devan mana Devan?" Kata Aina yang kebingungan mencari Devan.

"Emang kenapa?" Jawab cewek yang tadi memaki Aira.

"Dia di suruh ketemu sama pak Hendro"

"Tadi dia ke UKS. Ada siswi yang pingsan" kata teman cewek sebelahnya.

"Iya. Tadi sih siswi itu sempet gue maki, ya karena dia terlambat" lanjut cewek yang tadi memaki Aira.

"Yaudah lah, gue mau nyusul" jawab Aina langsung pergi meninggalkan 2 temannya yang sedang berada di pinggir lapangan.

Aina pergi menuju UKS dengan sedikit berlari. Sesampainya di UKS, Aina terkejut ketika melihat Devan sedang berada di samping seorang siswi yang tak asing baginya.

"Aira?"

"Kak Aina"

"Loh na, lo kenal dia?"

"Iya, dia adek gue"

"Tadi dia pingsan di lapangan"

"Pingsan? Kok bisa?" Tanya Aina penuh kebingungan.

"Banyak bacot lo. Urus nih, gue mau ke lapangan" kata Devan lalu meninggalkan Aira dan Aina.

Tak lupa dengan sikap cool nya.

"Dek, kamu kenapa?"

"Tadi, waktu jongkok sambil jalan, Aira pingsan di lapangan" ucap Aira dengan nada polosnya.

"Kok bisa?" Aina mulai menghampiri dan duduk di kursi sebelah ranjang Aira.

"Tadi, Aira kan belum sarapan"

"Kenapa?"

"Kan tadi kak Aina ninggal Aira. Terus tadi Aira juga dimarahin sama senior gara-gara Aira terlambat"

Study Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang