Pukul 07.30 WIB.
Seluruh siswa kelas X telah memasuki aula dan duduk berjajar sesuai barisan kelompoknya.
Kelompok ini terdiri dari kelas X IPA 1-6 dan kelas X IPS 1-6 yang jumlahnya 12 kelas. Berisi 30 anggota dengan jumlah laki-laki dan perempuan genap-genap. Tetapi ini bukan pembagian kelas langsung melainkan hanya untuk kelompok MOS saja.
Aira duduk di lantai aula sebagai murid kelas X IPA 3 sementara. Dia bersebelahan dengan Fany, cewek yang ia tanyai saat di lapangan tadi.
"Mm, hai Aira. Aku belum kenal banget sama kamu. Aku boleh nggak kenal lebih jauh tentang kamu?" Tanya Fany mengawali pembicaraan.
"Maksud Fany?" Jawab Aira lugu tak tertinggal suara cempreng khasnya.
"Ya, aku pengen jadi temen kamu"
"Oh, boleh kok. Salam kenal Fany"
"Salam kenal juga Aira. Aku harap kita bisa sekelas bareng, biar aku bisa sebangku sama kamu"
"Amin" jawab Aira sambil tersenyum lebar.
"Perhatian untuk seluruh siswa kelas 10, harap tenang karena acara akan segera dimulai" suara cewek itu terdengar jelas di mikrofon.
Aira yang mengenali suara itu langsung mendongakkan kepalanya ke atas karena tertutup oleh bahu murid yang lain. Terlihat jelas itu adalah kakak Aira, yaitu Aina. Aina yang menjadi pengisi acara MOS kali ini berdampingan dengan seorang cowok bertubuh tinggi semampai.
"Baik. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" kata Aina bersamaan dengan cowok yang ada di sampingnya itu dengan raut muka bersemangat.
"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh" jawab murid-murid serempak.
"Kak Aina. Aira kira kak Aina ngga bisa jadi MC" kata Aira disertai kekehannya.
"Itu kakak kamu ra?" Kata Fany.
"Iya"
Fany hanya ber-oh ria lalu kembali memperhatikan acara yang sedang berlangsung.
"Sebelum acara dimulai, kita kenalan dulu nih. Namaku Aina Eka Putri Mahendra biasa di panggil Aina. Sekarang aku duduk di kelas XII IPA 2, so salam kenal adek-adek" kata Aina memperkenalkan diri dengan ramah.
"Namanya Aina"
"Kakak cecan"
"Cantik banget"
"Body goals anjayy,-"
"Imut. Suka deh"
"Udah punya belum ya?"
"Calon menantu emak gue tuh"
"Sepupunya Carly Gibert"
"Putihnya astaga duragon.."
"Pengen belai rambutnya"
"Pengen ngelus pipinya"
"Pengen nyubit idungnya"
"Pengen gelitikin dia gue"
"Gue pengen milikin dia"
Begitulah reaksi kaum adam ketika Aina memperkenalkan diri. Memang, Aina jika dibandingkan dengan Aira dari segi postur lebih menonjol kedewasaanya Aina daripada Aira. Secara, satu umur mereka terpaut 2 tahun, dua Aira tidak begitu suka dengan dandanan kakanya yang feminimnya hampir lewat alias sedikit menor dan ribet dan tiga Aira memiliki watak masih seperti anak kecil dibandingkan kakaknya yang kini sudah berusia 17 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Study Loving You
Fiksi RemajaAnak polos yang tidak sesuai dengan usianya, itulah yang sering dikatakan banyak orang jika melihatku. Tapi, aku tetaplah aku. Walaupun orang lain berkata aku seperti anak kecil, tapi aku tidak ambil pusing dengan itu semua. Banyak orang yang memili...