★Sepuluh★

11 6 0
                                    

Pukul 08.30 WIB.
Rumah keluarga Mahendra.

Tok-tokk-ttookkk, ceklekk-

"Aira sayang" bunda menghampiri Aira yang sedang duduk di meja rias dan menyisir rambutnya itu dengan buru-buru.

"Iya bunda, ada apa? Kok bunda mau anter Aira ke penjahit aja rapi gini?" Tanya Aira seraya menoleh ke arah bunda.

"Iya sayang, gini. Bunda hari ini lupa kalo ada peresmian cabang butik bunda dan bunda harus hadir. Maaf kalo bunda ingkar janji karena bunda bener-bener lupa, bunda nggak tau. Bunda janji hari ini bakal usahain anter Aira ke penjahit buat ambil seragam Aira tapi kayaknya agak malem, semoga aja Aira belum tidur ya nak" jelas bunda.

"Oh gitu. Yaudah bunda nggak usah anter Aira biar nanti Aira suruh kakak buat nganter. Bunda fokus aja sama cabang butiknya bunda. Selamat ya bun akhirnya buka cabang butik yang kedua" ucap Aira lalu memberi selamat atas keberhasilan bundanya.

"Makasih sayang. Kalo gitu bunda pamit, asslamualaikum" Aira mencium tangan bunda.

"Waalaikumsalam bunda" kata Aira sambil tersenyum dan senyuman itu berbalas.

"Sampaiin ke kak Aina ya, dia masih tidur di kamarnya" kata bunda lalu menutup kamar Aira.

"Oke bun" Aira kembali melanjutkan kegiatannya kembali, yaitu menyisir rambutnya.

Setelah dirasa cukup, Aira meletakkan sisir hijau itu lalu ia menyemprotkan parfum dengan bau vanila kesukaannya. Di leher, baju dan sedikit di tangannya. Aira mendengar ketukan pintu kamarnya dari luar refleks menoleh kearah pintu lalu berjalan dan membuka pintu tersebut.

"Iya bi, ada apa?"

"Itu non, di bawah ada yang nyariin non Aina tapi tadi bibi ke kamar non Aina dianya masih tidur"

"Siapa yang nyariin kakak bi?"

"Katanya temen"

"Perempuan?"

"Laki-laki"

Aira terdiam sejenak, lalu- "oke bi, nanti Aira yang bangunin kak Aina. Cowoknya dimana?"

"Di bawah non, duduk di ruang tamu"

"Iya, makasih bi"

"Sama-sama non"

Aira pergi menemui cowok tersebut ke ruang tamu.

"Kak Devan?"

Devan sedang duduk di sofa ruang tamu rumahnya dengan menggunakan hoodie army dan menggunakan jeans hitam serta sepatu hijau merk ternama favoritnya. Potongan rambut undercut miliknya menambah kesan keren dari penampilannya. Aira sedikit terpesona melihat Devan kali ini.

"Eh, kok deg-degan gini jantungnya Aira?" batin Aira seraya memegang dadanya.

"Eh, Aira. Kakak lo mana?"

"Anu, kak Aina lagi tidur"

"Emang dasar tuh anak! Tolong bangunin bisa nggak?"

Aira sedikit takut menjelaskannya, " kak Devan, mendingan kakak aja yang bangunin soalnya Aira takut kalo bangunin kak Aina tidur"

"Emang kenapa?"

"Gini kak dev, kak Aina itu kalo dibangunin katanya bunda sama aja kayak bangunin singa waktu tidur. Aira kan takut singa"

"Ngaco lo. Biar gue bangunin, kamarnya mana?"

"Di atas"

"Tunjukin"

"Oke"

Aira mengantar Devan menuju kamar Aina. Aira berjalan mendahului Devan, sedangkan Devan berada di belakang Aira. Mereka menaiki beberapa anak tangga lalu tibalah mereka di pintu kamar memiliki gantungan wol pink bertuliskan 'AINA EKA P.M'. Itu adalah kamar Aina.

Study Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang