★Delapan★

14 7 2
                                    

Pukul 17.00 WIB.
Rumah keluarga Mahendra.

"Kak, nih drakornya main" teriak Aira di depan tv ruang keluarga.

Terlihat Aina sedang berjalan buru-buru menuju depan tv untuk menyaksikan drkaor favoritnya. Rambut yang masih ia balut dengan handuk menandakan ia baru saja mandi. Sedangkan Aira, ia sudah mandi sejak tadi dan tengah memakan pop mie di depan tv.

"Mana? Eh, iya. Udah sana kamu ke kamar atau tempat lain kakak mau nonton sendiri"

"Emang kenapa? Aira juga mau nonton drakor biar Aira tau"

"Nggak! Nanti kakak dimarahin bunda kalo kamu liat"

"Kok dimarahin? Kan Aira cuma mau nonton. Lagian Aira belum ada PR kok tadi masih nyatet jadwal pelajaran"

"Iya, ya udah sana siapin bukunya. Pasti belum kan?"

Aira teringat, ia belum menata buku pelajaran untuk besok.

"Oh iya. Yaudah deh kak Aira ke kamar dulu ya buat siapin buku" lalu Aira pergi ke kamarnya dan menutup rapat-rapat pintu kamarnya.

"Untung aja" ucap Aina pelan sambil mengelus dada.

Di kamar Aira.

"Apa yang harus disiapin?"

Aira menaruh pop mie nya di atas meja rias lalu pergi menuju meja belajar dan mengambil beberapa buku yang masih bersampul plastik menandakan itu buku baru.

Aira mengambil beberapa pcs buku lalu ia melihat jadwal pelajaran yang Aira tulis kemarin.

"Bahasa Indonesia, Matematika, Kimia, SBK" kata Aira. Dia langsung memberi identitas di buku halaman depan miliknya.

"Eh, masa cuma butuh 1 buku masing-masing mapel. Kan, beda-beda" tanya Aira pada dirinya sendiri. Lalu ia berinisiatif untuk menanyakan hal ini kepada kakaknya.

Ia menuruni anak tangga lalu menghampiri Aina yang tengah seru-serunya menonton drakor kesukaannya. Setelah Aira sampai, alangkah terkejutnya ia melihat drakor yang Aina tonton adalah saat adengan-

Kiss.

"Omaygatt dicium ihh pengen batt anjirrr iri guee sumpahh dahh anjayy anjaayyy!!" teriak kakaknya kegirangan.

"Kak" Aira memanggil Aina. Aina diam mematung lalu menoleh ke arah Aira cepat. Ia merasa kaget karena Aira berada tepat di belakang soffa dan sedang menyaksikan adegan itu dengan jelas.

"KAMU SEJAK KAPAN ADA DISINI?" kata Aina meninggi tapi ada rasa ketakutan.

"Sejak, sejak itu, emm" kata Aira gugup.

"SEJAK KAPAN?" bentak Aina.

"Sejak sebelum adengan, kiss" lanjutnya.

"WHAATT!! YA AMPUN DEK, KAN TADI KAKAK UDAH BILANG JANGAN. NONTON. INI. KAKAK. MAU NONTON. SENDIRI. KAMU KE KAMAR, KENAPA KAMU BALIK LAGI SIHH?" ucap Aina meninggi dan penuh penekanan seraya berdiri.

"Yaudah sih kak. Aira cuma mau tanya soal buku"

"Yaudah sih, yaudah sih, kalo bunda tau gimana? Kakak bisa dimarahin habis-habisan kalo gini. Untung bunda belum pulang kalo udah kan-"

"Bunda udah pulang dari tadi" ucap bunda di balik dinding yang mengarah ke ruang keluarga.

"Bun, bunda. Bunda sejak kapan ada di situ?" Tanya Aina gugup.

"Sejak Aira turun dari tangga" ucap bunda datar.

"Kok bunda pulangnya awal sih?" Tanya Aira.

"Gimana sih, bunda pulang telat ditanyain, bunda pulang awal ditanyain. Mau kalian apa?" Ucap bunda tegas lalu pergi menuju kamarnya meninggalkan Aira dan Aina tanpa mengucapkan salam seperti biasanya.

Study Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang