14.

53 7 3
                                    

Seulgi masuk kedalam ruangan Seongwu di klub. Ya, Seongwu mengajak bertemu dengan Seulgi di klubnya.

Seongwu pulang lebih dulu dari kantornya. Seongwu merasa ia harus menyelesaikan masalahnya hari ini. Sebelum ia kehilangan Hyera.

Seulgi menghampiri Seongwu.

"Maaf jalanan macet, mungkin karena jam makan siang."

"Iya, tak apa. Duduklah dulu."

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan Seongwu?"

Seongwu menghela nafas, entah harus darimana ia memulai untuk menjelaskan semuanya pada Seulgi. Ia takut itu akan membuat Seulgi kecewa.

"Ahh, iya aku lupa. Aku sudah menemukan arsitek untuk mendesign gedung agensi yang akan kau dan Minhyun bangun."

Seongwu mengernyit.

"Kau lupa? Kau dan Minhyun sangat ingin mengembangkan klub mu ini menjadi sebuah agensi bukan?"

"Anni bukan itu, maksudku, hanya saja aku perlu waktu untuk memikirkan itu semua. Banyak yang harus kami fikirkan sebelum semuanya bisa di bilang siap untuk mendirikan agensi."

"Apa itu karena Hyera?"

"Ya, dan kami sedang ada masalah sekarang."

Seulgi menghela nafas. Terlihat rasa kecewa tergurat di wajah cantik Seulgi.

"Apa Hyera begitu penting sampai kalian harus menunda rencana kalian."

"Kami mendirikan klub ini bertiga, aku, Minhyun, dan Hyera. Dan mimpi itu bukan hanya mimpiku dan Minhyun. Tapi mimpi Hyera juga. Jadi, kalau salah satu dari kami ada yang belum siap. Sudah pasti kami akan menunggu sampai orang itu siap."

"It's ok, aku mengerti. Kau bisa memberitahuku kalau kalian sudah siap."

Seongwu mengangguk.

"Hyera mengakhiri hubungan kami." Ucap Seongwu memulai penjelasannya.

"Maksudmu? Hubungan apa? Pertemanan kalian?"

"Maafkan aku Seulgi."

"Kenapa kau minta maaf Seongwu?"

"Aku dan Hyera, kami mempunyai hubungan. Lebih dari teman. Bisa dibilang kami berpacaran."

Seulgi tersenyum sarkas.

"Apa Hyera yang bilang kalau kalian berpacaran? Apa dia begitu sangat menginginkanmu sampai sampai dia mengakui kalau kalian berpacaran?"

"Ini bukan salah Hyera. Ini salahku."

"Salahmu? apa maksudmu? Jangan bertele-tele Seongwu!"

"Aku, sebenarnya.... " Seongwu menghela nafas berat dan memejamkan matanya mengumpulkan keberaniannya untuk mengatakan semuanya pada Seulgi.

"Tidak amnesia." lanjut Seongwu

Seulgi terkejut, ia menatap mata Seongwu, mencari kebohongan di mata Seongwu.

"Kau bercanda?"

"Tidak Seulgi. Aku tidak bercanda. Aku serius. Maafkan aku."

Seongwu ingin memegang tangan Seulgi namun segera di tepis oleh Seulgi. Seulgi menatap Seongwu. Perlahan cairan bening jatuh dari pelupuk mata Seulgi.

"Kenapa kau melakukan itu Seongwu?"

"Maafkan aku, saat itu aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan padamu. Kau merasa kalau aku sudah memberi harapan lebih padamu sampai kau menyatakan lagi perasaanmu padaku. Aku takut kau kecewa jika aku menolakmu. Aku takut kau melukai dirimu sendiri lagi. Makannya aku tidak menolakmu. Tapi, Kau memintaku untuk membawamu ke Korea. Aku tidak mungkin membohongimu tentang Hyera. Dan aku juga tidak mungkin membuat Hyera kecewa saat aku kembali ke Korea bersamamu."

MIANHAE | ONG SEONGWUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang