e p i l o g u e

228 41 3
                                    

•d e a t h m a p•

Samar, Hyunjin membuka mata perlahan, menyesuaikan terang yang menerobos irisnya.

"Berjumpa lagi, Hwang."

Di hadapannya, kini berada seseorangㅡdengan wajah yang begitu damai. "Kamu sudah sampai." Tangannya kini terulur, menciptakan ragu pada jiwa Hyunjin.




Hyunjin membangun pikirannya kembali, dilihatnya tempat itu teliti.

Sang langit begitu bersih, entah dimana ia menyembunyikan arakan awan serupa kapas itu. Hanya ada padang ilalang tinggi, ditiup seirama dengan terpaan angin.





Juga dengan orang yang bersamanya kini, ia tersenyum. Hyunjin sudah paham, ia telah berpulang. "Senang berjumpa lagi denganmu, Nancy."

Dengan kalimat itu, Hyunjin menggenggam tangan Nancy, mengikuti kemana gadis itu membawa pergi.



Langkah-langkah kecil, juga dengan perasaan yang ringan, perlahan menembus tingginya ilalang.

Disini begitu hening, hingga lirih terdengar denting-denting piano, yang juga perlahan menjelas seiring langkah yang menepis jarak, semakin cepat.



Hingga akhirnya, mereka bisa menembus padang ilalang tinggi itu. Hingga akhirnya, Hyunjin kembali bertemu, di bawah satu-satunya pohon besar disanaㅡmelengkapi yang ganjil menjadi genap.



Jeon Somi menghentikan jarinya menari diatas tuts, menengok pada Hyunjin, tersenyum hangat, pun dengan Lee Jeno disampingnya.



Penampilan mereka tak jauh berbeda, Somi dan Nancy dengan gaun putih selutut, pun dengan karangan bunga di kepala mereka. Jeno dengan kemeja putih, sama seperti Hyunjin.



"Selamat datang, Hwang." Begitu, Hyunjin berlari memeluk ketiga sahabatnya.






Tuhan memang memberi kasihnya disaat yang rahasia. Untuk empat anak manusia itu, Tuhan memberikan sebuah kehidupan, dimana gelisah tak lagi ada.


Mereka sudah mencapainya, tempat tertinggi di sisi Tuhanㅡmeninggalkan dunia, juga dengan ceritanya, karena sejauh apa pun seorang hamba pergi, bukankah mereka akan kembali pulang?




Jiwa mereka terbebas, jerat derita terlepas. Bahagia yang kekal, persahabatan yang abadi. Kisah mereka telah berakhir, menoreh memoriㅡbiar yang terjadi berikutnya, menjadi rahasia yang tak perlu dicerita.







Mereka telah sampaiㅡmelesat melewati batas kehidupan, menuju akhir bahagia yang tak berkesudahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEATH MAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang