Part 22

2K 151 0
                                    


Hay guys ini part 22 ya jangan lupa vote, comment and like.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Emilly pergi ke rumah sakit bersama dengan Richard. Sesampainya disana Juna tengah menulis laporan pasien di mejanya. Emilly langsung berlari dan mengambil pekerjaan Juna. " Kakak tidak boleh bekerja dulu, pokoknya selama sakit tidak boleh melakukan apapun " sergan Emilly. " Emy kakak sudah baik sebaiknya kamu berikan laporan itu " Emilly melihat perubahan wajah Juna akhirnya dia menyerahkan laporan itu dan pergi dari ruangan itu. Kenapa......kenapa harinya jadi buruk seperti ini, kakaknya tidak biasanya marah padanya. Emilly berjalan kemanapun mungkin sudah jauh diluar rumah sakit. Sedangkan Richard masih didalam kamar Juna. " Ada apa dengan Emilly? " tanya Juna sambil menyelesaikan laporanya. " Sebenarnya ini semua salah saya tuan, nona muda beberapa kali bertanya pada saya. Kenapa saya dari dulu menjaga nona muda dan tentu saja karena masalah pekerjaan tidak lebih " Richard membuang mukanya.

Tidak mungkin dia mengatakan yang sebenarnya isi hati Richard pada Juna. " Cari Emilly mungkin sekarang dia sudah tidak ada di sekitar rumah sakit, lindungi dan jaga perasaanya. Aku tidak melarang kalian dekat tapi jangan mencoba masuk dalam kehidupanya. Aku yakin kau sudah tau tentang itu Richard" Laki-laki itu mengangguk dan pamit untuk pergi dari sana. Juna bisa mengerti perasaan Richard pada Emilly adiknya. Tentu tidak sekarang ada waktunya Juna akan mengizinkan Emilly untuk Richard tapi tidak sekarang. Emilly menitihkan air matanya, sampai dia tidak sadar jika lampu hijau sudah berubah menjadi merah. Sebuah mobil besar bersuara Emilly mendongakkan wajahnya dan dia panik. Tin!!! Tin!!

Brukgg!!!

Semuanya gelap, Emilly tidak matikan. Emilly perlahan membuka matanya. Banyak kerumunan orang berlari kearahnya. Badanya terasa sakit semua, kemudian dia melihat kearah sampingnya dan menemukan Richard dengan keadaan yang sama denganya. Ambulan datang membawa keduanya. Setelah diperiksa Emilly tidak mengalami benturan yang cukup parah tapi tidak dengan Richard, laki-laki itu mengalami benturan di kepalanya dan masih diperiksa oleh dokter. Emilly dipindahkan ke ruangan yang cukup untuk dua orang pasien. Setelah itu Richard masuk bersama beberapa suster disana. Emilly bisa bernafas lega, tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Richard. " Suster apakah ada hal yang buruk terjadi pada pengawal saya ?" Suster itu tersenyum lembut. " Tidak ada nona, Pak Richard hanya mengalami benturan kecil mungkin sekitar 3 jam dia akan sadar. Kalau begitu saja permisi" Emilly menganggukkan kepalanya.

Setelah suster itu pergi Emilly beranjak dari tempatnya dan mendekat kearah Richard. " Kau memang pelindungku, jangan tinggalkan aku tetaplah disampingku " Emilly duduk di sebelah Richard. Emilly tidak akan menyia-nyiakan waktunya. Wajah didepanya begitu tampan dan gagah, wanita manapun akan tertarik melihatnya. Emilly hanya suka melihat betapa damainya Richard tidur, wajah yang biasanya menunjukkan rasa khawatir dan datar sudah hilang jika laki-laki itu tertidur. Emilly mendekatkan wajahnya dan memberikan satu kecupan di pipi kanan Richard. Di luar ruangan Juna melihat hal itu. Senyum terukir disana, ternyata adiknya itu suka dengan Richard.

Juna tidak jadi masuk kesana dan memilih pergi. Bukan Juna menghalangi hanya saja tidak untuk sekarang. Emilly hanya akan merepotkan Richard saja, lebih baik setelah Emilly sudah dewasa. Emilly kembali di tempatnya dan memejamkan matanya.

***

Emilly terbangun dari tidurnya dan melihat kesekelilingnya. Gadis itu memegang kepalanya yang pusing. " Akhirnya nona bangun juga " ujar Richard. Emilly langsung menengok kearah Richard. " Aku mau pulang saja " Emilly tidak suka menginap dirumah sakit. Richard sudah mengganti bajunya dengan baju kerja. " Tapi keadaan nona muda sedang tidak baik" Emilly tidak memperdulikan Richard. " Seharusnya kamu yang menginap disini, pokoknya aku ingin pulang" Emilly memencet tombol merah yang ada dibelakangnya. Kemudian datanglah suster " Ada apa nona?" Tanya Suster itu. " aku mau pulang bolehkan aku pulang?" Suster itu tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

HYLOPHOBIA (TAMAT) #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang