Part 14

15.2K 400 1
                                    

.Happy reading guys

"Jadi ini yang namanya Soraya " ucap seorang wanita paruh baya yang diyakini adalah mama pak Zayn, namun masih terlihat aura kecantikan nya.

" Iya Tante " angguk gue

" Cantik ya pah, pantes zayn ngerengek pengen dinikahin sama Soraya " ucap mama zayn seraya melirik suaminya dan pak Zayn

" Mah " tegur pak zayn dan papa nya

" Aku benar tak menyangka Afnan, ternyata kamu punya anak gadis... Aku kira adik nya Adam masih kecil " ucap papa pak Zayn sembari menatap ayah

" Kamu saja yang terlalu sibuk dan lupa waktu, kalo Vira udah Segede gini " ujar Ayah sembari tersenyum.

Gue cuman bisa senyum aja, gx bisa ikut nimbrung obrolan mereka. Dan sesekali menganggukkan kepala kalo mereka bertanya. Mereka terlihat akrab sekali, apalagi ada satu fakta yang baru gue ketahui.... Ternyata mama nya pak Zayn, adalah sahabat ibu gue saat ibu melakukan pertukaran pelajar di Jerman.

Sesekali gue melirik pak zayn yang ikut dalam pembicaraan ayah dan om Edward

" Vira bagaimana dengan kuliah mu nak, apakah zayn berperilaku baik kepada mu saat mengajar ? " Tanya Tante Jenni

" Buruk, Tante... Bahkan sering memancarkan aura dingin dan ketus saat mengajar " jawab gue cuman bisa lewat hati.... Gx mungkin gue bilang gitu

" Baik' Tante, seperti yang lainnya "

" Baiklah sepertinya kita terlalu lama berbincang sampai lupa apa tujuan kami kemari " ucap om Edward

" Kau benar" ucap ayah

" jadi kedatangan kami disini ingin meminang atau melamar Soraya alveera Abdullah untuk menjadi istri dari anak saya Zayn Eduardo Collin " jelas om Edward

" Saya selaku ayah dan juga wali dari Soraya alveera Abdullah menerima lamaran dari keluarga kalian, tetapi semua keputusan berada di tangan Vira... Karena Vira lah yang menjalani nya. " Ucap ayah sedang tegas. Dan kali ini giliran pak Zayn yang berbicara

" Bismillaahirrohmaanirrohiim Soraya alveera Abdullah apakah kamu menerima lamaran saya untuk menjadi istri saya dan menjadi ibu bagi anak saya kelak. Dan mendampingi saya sampai maut memisahkan." Jelas pak Zayn dengan menatap mata gue... Dan gue hanya bisa menundukkan kepala karena tak sanggup untuk menatap matanya langsung.

" Sebelumnya Vira ingin bertanya kepada pak Zayn terlebih dahulu, apa alasan pak Zayn memilih Vira? " Tanya gue, sebenarnya sudah lama gue pengen bertanya mengenai ini.

" Hanya itu Vira" ucap pak Zayn " baiklah, saya tidak memiliki alasan untuk mencintai kamu"

" Bukankah untuk mencintai seseorang itu, kita harus memiliki alasan? Itu sama aja seperti gombalan semata... Yang biasa mengatakan bahwa ia mencintainya dan pada akhirnya akan berpisah karena ketidak cocokkan dan akan mengulang kata bahwa mencintainya adalah sebuah kesalahan karena dia sudah bosan padanya " jelas gue yang mendapatkan teguran dari ibu

" Viraa" tegur ibu

" Risa, biarkan Vira berbicara... Ini adalah masa depannya. Kita selaku orang tua hanya bisa mendampingi nya saja " ucap Tante Jenni pada ibu. Sedangkan pak Zayn hanya memasang wajah datar.

" Baiklah, saya akan menjawabnya" ucap pak zayn. " Kalo saya mencintai kamu karena wajah mu, itu hanya rasa tertarik saya. Karena diluar sana masih banyak wanita yang lebih cantik dari kamu dan bisa saja saya berpaling dari kamu. lalu kalo saya mencintai kamu karena kebaikan kamu, maka itu saya anggap sebagai rasa kemanusiaan saja, karena kebaikan seseorang itu tidak dapat di ukur dari segi manapun. Bisa saja saya bosan sama kamu seperti yang kamu bilang tadi. Jadi saya tidak ingin memiliki alasan apapun untuk mencintai kamu karena kalo saya mencintai kamu dengan alasan itu, berarti sama saja saya tak menganggap mu ada " jelas pak Zayn dengan menatap mata gue dalem. Ucapan pak Zayn barusan membuat semua orang tercengang tak terkecuali gue, entah mengapa jawaban pak Zayn barusan, membuat gue bahagia

Only You My Teacher In My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang