22

2.7K 322 131
                                    

Ini hasil ke haluan aku..
Jadi selamat menikmati..
Hahaha...
(Ifa ktwa sadis)



   Perth menangkap tubuh Saint yang sudah melemah, membaringkan kepalanya di atas pangkuannya.
Tangisnya terdengar sangat pilu, Perth  menjerit histeris melihat Banyaknya darah yang keluar dari tubuh Saint.

       "Saiint!!.. tidak.. jangan tinggalkan aku.. Saint.. buka matamu na.. sebentar lagi ambulance datang, bertahanlah baby.. phi mohon.."

Perth memukul pelan pipi Saint, saat Saint ingin menutup matanya.
Tidak ada rintihan yang keluar dari mulut Saint, dia hanya tersenyum melihat Perth yang menangis karena khawatir padanya.

       "P_phii.. Saint minta maaf na.. karena selama ini Saint membohongi phi.. Saint tidak akan pernah membuat phi khawatir lagi.. hiduplah dengan bahagia bersama dengan Mae dan N'Chompho.. Saint.. sa.. ngat menya..yangi.. kalian.. Akhh.."

        "Saiiint!.. tidaak!!.. kita akan hidup bahagia bersama selamanya, jangan bicara seperti itu.. jangan tinggalkan phi na.. Saint.."

        "I love you phi.."

Tangan Saint yang sempat memegang pipi Perth kini terkulai lemas dan matanya mulai terpejam.
Perth kembali histeris dan memeluk erat tubuh Saint yang sudah memucat itu.

"Kisah cinta memang tidak selalu berakhir dengan bahagia, namun percayalah bahwa cintaku padamu tidak akan pernah berubah meskipun waktu telah memisahkan kita nantinya."

Ucapan Saint tadi malam masih terngiang di telinga Perth, Seolah berpesan padanya bahwa dia tetap akan mencintainya meskipun dia sudah pergi meninggalkannya.

Perth menggendong tubuh Saint dan membawanya turun dari apartemennya, karena mobil ambulance sudah datang.
Wajah penuh air mata itu kini tidak bisa menampilkan ekspresi apapun, tatapan matanya kosong, dan semua orang yang ada di lobby apartemen itu menatap kearah Perth dengan tatapan terkejut karena seseorang yang ada di dalam gendongan Perth yang sudah berlumuran darah.

Mark datang bersama dengan beberapa polisi dan mobil ambulans yang akan membawa tubuh Saint untuk di otopsi.
Setelah petugas rumah sakit membawa Saint pergi dari apartemen itu.
Tubuh Perth limbung, Mark mencoba menopang tubuh Perth dan mendudukkannya di kursi loby.
Mark tidak menyangka jika sahabatnya ini akan kembali kehilangan orang yang sangat berarti dalam hidupnya.

         "Kami akan segera menikah, kau tau.. bahkan Mae dan adikku sangat mencintainya. Dan dia kini meninggalkan kami semua. Seharusnya aku yang ada di posisinya, seharusnya dia tidak mengorbankan dirinya untuk melindungi ku.. aku.. aku bodoh. Tidak melindunginya.. aku tidak berguna.. dia mengorbankan nyawanya demi diriku..."

Mark memeluk Perth dan memejamkan matanya, mencoba untuk tidak menangis. Kini orang yang ada di pelukannya sangatlah rapuh dan putus asa.
Isakan Perth terdengar pilu dalam pelukan Mark. Pemuda itu benar-benar terpuruk atas kepergian kekasihnya.























        "Plaan...!!"
Mean memegang dadanya yang terasa sakit dan panas, nafasnya mulai tercekat dan air mata kembali mengalir di kedua pipinya, namun ia melihat senyuman Plan juga terlihat terluka, tubuh Mean tergeletak di lantai tepat di samping Plan.

        "Jika dengan membunuhmu bisa membuat ayah mu menyesal dengan semua perbuatannya itu aku pasti akan melakukannya. Karena aku tau aku juga tidak akan pernah keluar dari sini hidup-hidup. P,Mean.. aku akan bersamamu selalu.. dan mulai sekarang.. tidak akan ada lagi yang bisa memisahkannya kita.."

Tubuh Plan terjatuh tepat di samping tubuh Mean.
Plan memegang pipi Mean yang masih berlinang air mata, kemudian mencium bibir itu dan mereka berdua sama-sama memejamkan mata. Sebelum itu Plan sempat mengatakan sesuatu pada Mean yang membuat Mean tersenyum bahagia.

Sweet Killer "Completed"  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang