17

2.1K 283 36
                                    


Hari ini para pria manis itu memilih untuk libur dan bermalas-malasan di rumah.
Hari ini cafe mereka tutup, dan mereka juga tidak ingin bertemu para pria tampan yang selalu mengejar cinta mereka. Dan pada akhirnya mereka menerima cinta para seme tampan itu, kecuali Gun, bocah satu itu masih bingung dengan perasaannya sendiri.
Setelah ciuman pertamanya dengan Mark, Gun selalu berdebar saat bertemu dengan pria itu. Namun ia tidak berani bertanya kepada para phinya.. karena mereka semua itu terlalu kepo dan cerewet seperti perempuan menurutnya, padahal Gun sendiri juga sama.. sama-sama cerewet dan suka usil.

Gun membuka laptopnya namun tatapan matanya kosong, Plan dan Saint yang melihat itu saling pandang, kemudian sama-sama menggeleng.
Earth yang datang dengan membawa sepiring besar sandwich duduk di sofa belakang Gun dan memukul kepala Gun agak keras.
Dan si empunya hanya meringis kesakitan sambil mengusap kepalanya yang tadi di pukul oleh Earth.

   
     "Apa yang kau lamunkan bocah? Ini masih pagi, anjing tetangga bisa mati karena kau melamun di pagi hari."
Ujar Earth, lalu menyuapkan sepotong sandwich kedalam mulutnya, Saint dan Plan hanya tertawa mendengar gurauan Tar.

      "Phi... Aku sedang tidak ingin bercanda."
Balas Gun, seketika semua orang terdiam dan mata mereka tertuju pada Gun yang sedang cemberut.

     "Apa yang sebenarnya terjadi? Kau seperti ini setelah pulang dari rumah P,Mark."
Tanya Saint, yang kini sedang mengambil sepotong sandwich di atas piring Earth.
Gun kembali menghembuskan nafasnya.

     "Apa aneh jika mencintai seorang pria?"
Saint dan Earth tersedak sandwichnya sedangkan Plan menjatuhkan remote televisi saat hendak mengganti channelnya, Saint segera meminum air yang ada di depannya begitu juga dengan Earth.

      "Apa menurutmu kami aneh?"  Tanya Plan. Gun menggeleng pelan.

      "Lalu.. apa masalahnya? Jika kau menyukainya maka terimalah.. toh dia juga suka padamu." Sahut Saint. Gun kembali diam berfikir.

     "Lalu... Bagaimana jika mereka tau siapa kita yang sebenarnya?"
Tanya Gun lagi, kini semuanya diam. Plan menggigit bibirnya, ia tau sebaik apapun mereka menyembunyikan sesuatu maka cepat atau lambat mereka juga akan ketahuan.

      "Maka kalian harus menghabisi nyawa mereka."
Jawab Saint, dan semua mata menatap kearahnya.

     "Apalagi jika bukan itu satu-satunya cara untuk melindungi diri? Bukan hanya kita yang menjadi incaran polisi, lalu bagaimana dengan keluarga Gun? Mau tidak mau kalian harus melakukannya."
Mereka bertiga masih terdiam tanpa melihat kearah Pete.

      "Lalu.. Bagaimana denganmu? Bukankah kalian akan bertunangan sebentar lagi?" Earth memandang wajah Saint yang tiba-tiba berubah sendu.

     "Aku akan melakukan hal yang sama, karena aku lebih mencintai kalian keluargaku satu-satunya. Kita sudah berbagi segala hal di rumah ini, aku tidak akan ragu untuk melakukannya."
Jawab Saint seraya tersenyum manis pada mereka bertiga.

     "Saint apa kau yakin dengan keputusanmu?" Plan nampak ragu akan keputusan yang diambil oleh Saint.

     "Kenapa? Apa kau mulai mencintai anak dari pria tua yang sudah membunuh nenek mu sendiri?"
Ujar Saint bsarkas, mata Plan membola karena terkejut dengan ucapan Saint. Jadi selama ini Saint sudah tau siapa yang telah membuat neneknya terkapar tak berdaya di jalanan sampai meregang nyawa.

     "Apa kau ingin terus menyembunyikan semua itu dariku? Yaah.. aku akui.. aku bukan keluarga bagimu.. tapi kau lebih berarti di dalam hidupku lebih dari siapapun. Kau dan nenek adalah orang yang sangat penting dalam kehidupanku."
Plan menunduk lesu, ia merasa bersalah karena selama ini Plan menyembunyikan kebenaran tentang kematian neneknya.

Sweet Killer "Completed"  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang