Part 6

61 2 0
                                    

Rizky, Dwi, Febri dan Nia sudah sampai di perpustakaan kampus mereka. Dwi sedang mengolah data yang ditemukan oleh Nia. Selagi Dwi mengerjakan data, mereka bertiga sibuk mengobrol.

"Eh ternyata Ilham suka sama Fanes," ucap Rizky.

"Iya lah dia cantik," celetuk Dwi.

"Banyak banget temen gue nanyai Fanes," ucap Rizky.

Nia hanya diam karena topik yang mereka bicarakan tentang Fanes.

"Tapi dia sombong banyak yang nggak suka sama dia," ucap Dwi.

"Oh pantesan, dia dijauhi dari kelompoknya di acara Friendship Day kemarin." Nia angkat bicara.

"Itu lah kekurangan orang cantik," ucap Rizky.

"Emang Ilham beneran suka sama Fanes ya?" tanya Nia.

"Nggak, Ilham nggak suka sama Fanes," jawab Febri.

"Tapi kenapa Rizky bilang kalau Ilham suka sama Fanes?" tanya Nia ke arah Febri.

"Biasalah cowok, kalau ada yang cantik sedikit, mulai diganggui," kekeh Febri.

"Ganggui kayak gimana?" tanya Nia.

"Maksudnya suka dijodoh-jodohi gitu padahal belum tentu Ilham suka beneran hahaha," ucap Febri.

"Oh gitu, lo suka juga sama Fanes?" tanya Nia memberanikan diri.

"Apa? Gue?" tanya Febri bingung.

Nia mengangguk.

"Ya nggak lah. Gue nggak suka sama dia!" elak Febri.

"Terus suka yang kayak gimana, Fanes kan cantik. Masa lo nggak suka sama dia," ledek Dwi yang sudah selesai mengerjakan tugas.

"Gue suka.... hmm nggak tahu lah. Masih rahasia Tuhan hahaha." Nia sangat senang ternyata Febri tidak menyukai Fanes, adik tingkatnya. Setelah selesai membuat tugas mereka segera pulang ke rumah masing-masing karena perpustakaan sebentar lagi akan ditutup dan langit sudah mendung menandakan sebentar lagi akan berjatuhan titik air dari langit.

***

Nia sibuk berada di depan komputernya, ia sedang mencari informasi tentang beasiswa S-2 nya, karena Nia bercita-cita menjadi dosen. Nia akan lupa waktu, saat ia sibuk mencari informasi. Ponselnya terus saja berbunyi membuat Nia terganggu. Nia yang merasa kepo siapa yang menghubunginya selarut ini, segera meraih ponselnya yang berada di atas tempat tidur. Tercetak senyuman di bibir Nia saat Febri menghubunginya.

Halo

Halo, Ya

Kenapa ?

Lo udah tugas?

Hmm tugas apaan?

Bukannya besok ada tugas ya?

Nggak ada, lo lagi mimpi ya?

Haha, oh nggak ada, okelah gue kira ada tadi. Lo lagi ngapain Ya?

Lagi nyari informasi

Informasi apaan?

Kepo lo, tidur sana! Gangguin gue aja

Wih ganasnya Buk, oke gue tutup ya. Sampai jumpa besok

Tut tut.

Febri mengakhiri panggilannya, kenapa Febri meneleponnya dengan alasan menanyakan tugas. Itulah yang ada di pikiran Nia. Bolehkan dia bahagia karena ia merasa itu hanya alasan saja tapi mengapa cuma sebentar. Entahlah Nia pun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, Nia memilih memejamkan matanya agar besok pagi dia tidak telat ke kampus.

***

Suara hentakan kaki seperti suara gemuruh yang beradu karena semua teman-teman Nia berlarian untuk masuk kelas. Sebab, lewat satu langkah dari kaki dosen hari ini akan dianggap bolos. Sesampai di kelas, ibu dosen tak kunjung datang juga. Nia menunggu sambil main ponselnya. Nia duduk di sebelah Fita. Febri sibuk saja cerita kekhawatirannya tentang ujian. Febri mengusulkan untuk membuat tim belajar, di sana ada Wahyu yang diajak oleh Febri, Nia hanya mendengarkan saja. Ia tak berharap untuk diajak oleh Febri, namun Febri melirik ke arah Nia yang sedang memainkan ponselnya.

"Nia, lo mau kan gabung ke grup kita?" tanya Febri. Nia melirik Febri sebentar, lalu berpikir sebentar.

"Iya, Ya. Lo gabungkan?" tanya Fita kepada Nia.

"Emang tujuannya apa dulu?"

"Tujuannya, ya belajar lah. Masa shopping haha." Nia melirik Febri datar, Febri segera menyadari kalau ia melucu pada tempat yang salah.

"Nggak, Ya. Gue bercanda doang kok. Gimana lo mau gabung kan?" Nia diam sebentar sebelum ia menjawab.

"Oke gue gabung." Mereka semua senang mendengar jawaban dari Nia.

"Yeee, akhirnya kita punya tim belajar," ucap Fita kegirangan.

Setelah itu, dosen yang membuat mereka keringat dingin akhirnya datang, dengan hentakan high heels yang digunakannya, membuat semua orang diam terpaku menatap ibu dosen hari ini.

***

Kirania [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang