Part 20

37 1 0
                                    


Wahyu kembali ke ruangan Febri. Ia menggantikan Nia karena Nia mendesask ingin pulang. Wahyu baru saja membeli nasi bungkus unutknya dan Febri, karena Febri mengeluh makanan di rumah sakit sangat tidak enak. Dan Febri hanya sakit di bagian kaki bukan di dalam perut, yang harus memakan makanan dari rumah sakit dengan minim rasa.

"Tadi gue ketemu Nia di rumah makan seberang sana," ucap Wahyu sembari menutup pintu.

"Bukannya dia mau pulang tadi."

"Iya dia mampir makan, anak orang nggak lo kasih makan. Katanya babysister lo," ledek Wahyu.

"Dia bilang apa tadi?" tanya Febri penasaran.

"Dia bilang ngurusin bayi besar buat dia lapar." Febri terkekeh. Ia membayangkan Nia berkata sesuai yang disampaikan Wahyu.

Wahyu memehatikan gerak tubuh Febri yang sedang terbaring di tempat tidur.

"Lo suka sama Nia?" tanya Wahyu penuh selidik.

"Apa? Gue?" Wahyu mengangguk sambil tersenyum jahil.

"Nggak kok," jawab Febri sedikit gugup.

"Tapi-"

"Udah-udah, gue laper." Febri merampas bungkusan nasi yang masih dipegang oleh Wahyu. Ia tidak ingin Wahyu mewawancarainya seperti tersangka yang baru saja melakukan kesalahan.

***

Ketukan pintu membangunkan Nia malam di pagi hari. Malam tadi Nia begadang hanya untuk menonton kelanjutan Drama Korea kesukaannya. Nia mengucek matanya sebelum ia membuka pintu dan mengikat rambutnya asal.

"Kenapa dek?" tanya Nia.

"Teman kakak ada di bawah." Nia segera turun dari lantai dua untuk menemui temannya.

"Selamat pagi," sapa Febri.

Nia terkejut. Ia tidak menyangka kalau yang datang di pagi ini adalah Febri. Ia tidak sempat merapikan penampilannya dulu. "Ha? Kenapa lo di sini pagi-pagi." Tunjuk Nia tak percaya.

"Pagi apanya, sekarang udah jam 11 siang." Nia melirik jam dinding yang berada di ruang tamu.

"Eh iya, udah jam 11," kekeh Nia.

"Lo baru bangun ?" tanya Febri sambil memperhatikan penampilan Nia dengan baju santainya dan rambutnya yang diikat asal. Sangat berantahkan.

Nia hanya bisa tersenyum untuk menutup rasa malunya. "Hehe iya. Mau duduk di luar atau dalam?" tawar Nia.

"Luar aja." Febri dan Nia duduk di teras depan.

"Lo begadang?" tanya Febri.

"Iya, habisnya Drama Koreanya bagus banget, jadinya gue nonton sampai episode terakhir."

"Dasar, lo sering banget ngomel-ngomel kalau gue begadang main game sedangkan lo begadang nonton drama."

"Biarin, tapi kan nggak tiap hari kayak lo," ucap Nia yang tak mau disalahkan.

"Bentar deh, lo udah keluar rumah sakit?" Nia memperhatikan Febri dari ujung rambut sampai kaki. Nia menatap serius kaki Febri karena ia mengalami keseleo di bagian kaki.

"Iya udah," jawab Febri dengan sebuah cengiran.

"Ya udah, bayaran gue mana?" Nia menadahkan tangannya ke depan muka Febri.

"Bayaran apaan?" Febri menurunkan tangan Nia yang berada di hadapannya.

"Gue udah ngurusin lo. Lo pikir mudah, masih mending ngurus bayi. Kan mereka lucu daripada lo, lucu nggak, nyusahkan iya."

Kirania [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang