Part 12

43 3 0
                                    


Ilham hanya diam karena rapat dimulai. Selama rapat, semua fokus terhadap konsep acara. Perlombaan yang diadakan adalah futsal, volly dan catur. Peserta dari mahasiswa dan dosen jurusan ekonomi. Acara akan diadakan minggu depan.

Rapat telah selesai, semuanya berbondong-bondong keluar dari ruangan. Sedangkan Nia dan Fita masih diam di kursi karena ia tidak ingin berdesakkan keluar dari ruangan. Begitu pun Ilham yang ikut diam di kursinya.

"Lo nggak keluar, Ham?" Fita melirik ke arah Ilham yang berada di sebelah Nia.

"Bareng kalian aja." Nia hanya diam.

Nia melihat Febri yang berjalan keluar dari ruangan. Nia sengaja tidak memanggil ataupun menyapa Febri. Tatapan Febri dan Nia bertemu, Febri mengurungkan niatnya untuk keluar dari ruangan. Ia mendekati Nia saat ini. Nia berdecak kesal melihat Febri tidak seperti orang yang sakit.

"Nggak pulang?" tanya Febri.

"Nanti, tunggu semuanya udah keluar," jawab Fita dan Nia hanya diam mengalihkan pandangannya dari Febri.

Febri melihat Ilham yang masih berada di kursinya sama seperti Nia dan Fita.

"Lo ngapain di sini?" tanya Febri ke Ilham.

"Suka-suka gue dong. Urusan sama lo apaan," jawab Ilham ketus.

"Sekarang lo mau jadi banci ya?" ledek Febri.

"Lo aneh ya, gue cuma duduk di sebelah Nia dan Fita, lo malah bilang gue banci. Lo cemburu!" Ilham mendengus kesal karena ia tak terima dengan ucapan Febri.

Nia melirik ke arah Ilham, apa Febri sekarang merasa cemburu. Nia melirik Febri sebentar, untuk melihat ekspresi muka Febri. Tidak ada balasan dari Febri atas ucapan Ilham, malah Febri memutuskan untuk pergi dari ruangan tanpa pamit ke Nia ataupun Fita.

Nia dan Fita segera bergegas keluar dari ruangan. Nia mendekati motornya, tiba-tiba Febri mendekati Nia saat Nia ingin hendak melajukan motornya.

"Febri?" gumam Nia.

"Lo mau ke mana?" tanya Febri yang berdiri di hadapan motor Nia.

"Pulang lah! Lo pikir gue mau balap," ucap Nia ketus.

"Lo suka ya sama Ilham?" goda Febri.

"Nggak kok. Kenapa? Mentang-mentang dia duduk di sebelah gue, itu berarti dia suka sama gue, gitu?" sinis Nia.

"Mana gue tahu lah."

"Lagian apa urusan sama lo! Lo deket sama banyak cewek aja gue nggak ngurusi. Kenapa sekarang lo ngurusin siapa yang suka sama gue! Minggi lo!" Febri segera meminggirkan badanya dari hadapan motor Nia. Nia melajukan motornya, meninggalkan Febri yang masih berdiri di posisinya. Nia melihat sorot mata Febri yang sedikit aneh dari spion motornya.

***

Nia sibuk mendengar musik di taman kampus. Kedatangan Febri tak membuat Nia berhenti mendengarkan musik. Febri merasa kehadirannya tak dianggap oleh Nia, Febri menyenggol kaki Nia, tapi Nia tetap saja tak menghiraukan kehadiran Febri. Kemudian Nia bangkit dari posisi duduknya dan berpindah ke parkiran untuk meninggalkan Febri sendirian. Febri menggeram kesal melihat tingkah Nia yang mengacuhkannya.

Nia masuk ke dalam perpustakaan untuk meminjam buku untuk mata kuliah besok. Tiba-tiba Nia dikejutkan dengan kehadiran Febri di depannya.

"Kenapa?" tanya Febri melihat ekspresi Nia yang terkejut.

"Lo ngikuti gue?" tanya Nia kesal.

"Nggak kok, lagian perputakaan kan tempat umum bukan tetap pribadi."

Kirania [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang