Part 19

35 2 0
                                    


Nia menghabiskan liburan dengan menonton Drama Korea. Itu adalah satu-satunya hiburan di malam hari. Malam ini Nia sengaja mengisi kekosongannya dengan menonton Drama karena setelah pulang dari rumah sakit, pikirannya dipenuhi oleh Febri. Rasa khawatir selalu saja menghampiri Nia. Ia takut terjadi sesuatu pada Febri yang tidak Nia ketahui.

Jam menunjukan pukul 10 malam, Nia segera mematikan laptopnya dan segera memilih memejamkan matanya, namun ia belum mengecek ponselnya sedari pulang rumah sakit tadi. Nia mengambil ponsel yang berada di dalam tas.

Satu pesan tertera di layar ponsel Nia, ia membukanya dengan jantung yang berdegup kencang.

Iya terima kasih. Kenapa lo nggak ngampiri gue, padahal tadi gue lihat lo di ruangan gue tapi pas gue nyari keberadaan lo, lo nya udah nggak ada.

Setelah membaca pesan dari Febri, Nia segera membalas, memang pesan Nia sudah dibalas Febri jam 7 tadi tapi baru sempat dibaca Nia jam 10.

Iya, tadi geng lo ngalangi gue mau nyamperin lo

Nggak papa, mereka kan manusia kayak kita, nggak usah takut lagian ada gue kalau mereka ngelakukan hal yang buat lo nggak nyaman.

Lo kan sakit, nggak mungkin bisa ngelawan mereka haha

Tunggu gue sembuh lah, lagian gue nggak parah banget

Yah, keburu mereka kabur kali

Bisa aja lo, gue istirahat ya. Makanya jangan lama balas pesan orang!

Selamat istirahat. Sorry gue tadi nonton drama.

Besok jenguki gue ya, selamat malam

Oke

Rasa khawatir Nia sekejam hilang sektika, saat ia bertukar pesan kepada Febri yang berada jauh di sana. Mata yang tadi sangat berat, mendadak menjadi tak ingin terpejam tapi Nia tetap memaksakan matanya untuk terpejam agar ia bisa bangun pagi dan menjenguki Febri.

***

"Hai," sapa Febri saat Nia masuk ke dalam ruangannya.

"Hai, juga," jawab Nia. Ia melirik ke arah perempuan yang berada di sebelah Febri, Nia menebak itu adalah kakaknya Febri karena muka mereka sekilas sama.

"Pagi, Kak." Nia menyalami kakaknya Febri.

"Pagi, juga. Kamu mau nyenguki Febri kan?" Nia mengangguk.

"Kakak mau pulang terus kerja, kamu jagain dia bisa nggak?"

"Bisa, Kak," jawab Nia.

"Ya udah, Kakak pulang ya," pamit kakak Febri.

"Hati-hati, Kak," ucap Febri.

Nia dan Febri memandangi kakak Febri sampai keluar dari ruangan Febri.

"Itu kakak kandung lo kan?" tanya Nia karena ia takut salah dengan perasaannya.

"Iya. Masa lo nggak lihat muka gue mirip sama kakak gue."

"Gue lihat sih, tapi gue cuma mastikan aja."

"Kemarin kenapa pulang nggak pamit sama gue! Nggak sopan!" ucap Febri sedikit marah.

"Ada geng lo, gue males!"

"Emang kenapa sama mereka? Mereka nggak jahat sama lo!"

"Iya mereka nggak jahat tapi gue males aja, kalau lo kurang senang gue minta maaf."

"Lo ke sini sama siapa?" tanya Febri yang mengalihkan pembicaraan agar Nia tidak tambah marah.

"Sendiri. Kenapa nggak boleh ke sini sendiri?" tanya Nia seolah menantang.

Kirania [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang