Part 30

73 2 0
                                    


Alarm Nia terus bebunyi, Nia bangun dan mematikannya. Ia melihat ponselnya. Ada satu pesan dari Febri, Nia membuka pesan itu.

Sayang, aku ada tugas di medan. Aku besok berangkat. Maaf aku ngabarinya mendadak karena aku ditugaskan malam ini. Cuma dua hari kok, jaga diri kamu baik-baik ya. Love you.

Nia melempar ponselnya asal, dia bergegas mandi dan membuat sarapan untuk keluarganya. Suasana keluarga seperti sangat Nia rindukan. Dia melewatkan semuanya saat ia berada di Australia. Termasuk Febri, dan sekarang Nia bisa bersama Febri, yang dulu hanya sebatas teman untuk Nia.

"Pagi, Ayah. Aku udah buat sarapan untuk Ayah." Ayah Nia duduk di kursi dan Nia menaruh nasi di atas piring ayahnya. Suasana pagi ini cukup membuat Nia bahagia, bisa berkumpul bersama keluarganya meski pagi tadi Febri memberi kabar buruk untuk Nia.

Setelah sarapan pagi, Nia memilih membaca buku di teras belakang rumah. Angin berhembus dengan sejuk, suasana mendadak menjadi hening, hanya ada suara ranting yang berjatuhan karena angin. Rasa rindu menghampiri Nia. Pikirannya tertuju pada Febri yang berada cukup jauh.

"Belum nyampai satu hari, gue udah kangen lo, Feb. Gimana lo dulu ya, nunggu gue dua tahun," gumam Nia.

Nia memeriksa saku celananya mencari benda pipih yang canggih itu tapi ia baru ingat kalau ia melempar asal ponselnya pagi tadi. Ia berlari ke kamarnya untuk mencari keberadaan ponselnya itu. Ponselnya terlempar di dekat kursi belajarnya, untungnya tidak apa-apa.

Dengan cepat tangannya mengambil ponsel itu. Tertera sangat banyak pesan dan panggilan dari Febri. Nia sangat menyayangkan hal itu karena Febri pasti sangat khawatir dengan Nia saat ini. Tak ada pilihan untuk Nia kecuali menghubungi balik Febri.

Halo sayang, kamu kemana aja. Nggak mungkin kamu baru bangun karena kamu udah baca pesan aku

Maaf ya, tadi pagi aku kesal sama kamu. Tiba-tiba kamu mendadak pergi gitu aja, tapi aku mikir Feb, baru ditinggal sama kamu belum nyampe satu hari aja, aku udah kangen sama kamu. Gimana kamu yang kangen aku selama dua tahun. Maafin aku ya, Feb

Febri terkekeh di seberang sana.

Tuh tahu kan. Jadi jangan marah kalau aku nggak ngizinkan siapun untuk nyentuh kamu karena perjuangan aku besar buat bisa sama kamu. Dua tahun lo aku nahan kangen sama kamu

Siapa juga yang marah, aku nggak marah kok

Aku tahu sayang, kamu marah sama aku karena aku kasar sama Wahyu. Tapi aku lakukan itu buat ngajarin dia kalau kamu bukan kayak dulu lagi, kamu sekarang udah milik aku. Kalau aku biarin kemarin, mungkin besok-besok dia ngelakukan itu tanpa ngerasa bersalah di depan aku

Iya iya, sekarang aku tahu. Balik kerja gih, aku mau lanjutin baca novel dulu

Iya sayang, jangan cueki pesan aku sama panggilan aku karena belum tentu aku bisa nelepon kamu sesuka hati aku

Iya janji nggak lagi. Hape aku siap 24 jam untuk kamu

Ya udah, aku kerja ya buat masa depan kita

Nia dan Febri tertawa lepas mendengar kekonyolan Febri hari ini.

***

Dua hari sudah terlewat untuk Nia, Febri akhirnya pulang. Nia sedari tadi menunggu kedatangan Febri di bandara. Ia tak lelah sedikitpun menunggu kehadiran Febri. Untuk mengusir rasa bosan dan gelisahnya, Nia memutuskan untuk memainkan ponselnya. Dan tiba-tiba seseorang memeluknya, ia sedikit terkejut. Ia melihat seseorang yang sudah lancang memeluknya.

Kirania [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang