Tidak bisa dipungkiri,libur kuliah memang bagaikan surga dunia bagi semua mahasiswa. Dengan itu mereka dapat mengistirahatkan sejenak isi kepala mereka, yang telah dipenuhi deadline dan deadline. Kusambut perihal ini dengan senang hati, karena bagiku pembelajaran bisa dapatkan dimana saja. Tidak harus menggunakan media deretan kursi yang berbaris rapih yang dikelilingi tumpukan batu bata yang bersatu menjadi tembok kokoh yang biasa kita sebut dia kelas.
Ada yang aneh dari wajahmu kala itu dihari sebelum kita harus jeda bertatap larena libur kuliah. Ingin sekali aku bertanya ada apa ? . Lagi lagi nyaliku menciut, membuat kakiku seakan terserang penyakit stroke yang tak dapat kugerakan. Ah ini sangat menyebalkan bagiku.
Masih kuingat kala senja itu, kuberanikan diriku untuk mengirim pesan kepadamu. Entah apa motivasiku memulai pembicaraan dengan mengirimkan huruf "P" sebagai pembuka pembicaraan. Berbagai notifikasi muncul di telepon genggam milikku. Hufft... tapi sayang tak ada satu pun dari notifikasi itu mengatas namakan namamu.
Ah sudahlah mungkin pesanku tak penting bagimu. Kunyalakan lampu tidur kamarku, langsung saja kuputar musik sebagai pengantar tidur malam itu. Tiba tiba terdengar suara yang memecah keheningan malam, satu notifikasi muncul seakan tertinggal dari kawanannya.
***
Tidak langsung ku cek notifikasi itu dari siapa, mungkin dari grup kelas yang sedang membicarakan hal tak berfaedah pikirku. Tak sanggup aku menahan, sungguh aku dibuat penasaran oleh notifikasi tadi, sudah lah dari pada aku dibuat mati penasaran olehnya. Tanganku pun bertindak setelah mendapat perintah dari kepala untuk mengambil smartphoneku yang terletak diujung meja dekat tempat tidurku.
Betapa aku tak percaya, pesan yang aku kirim tadi akhirnya dibales dengan huruf yang sama pula. Disambung dengan kalimat "aku baru nyampe rumah ini ". Oh tuhan hidup dijaman apakah aku saat ini, dimana huruf "P" sebagai pengganti sapa.
Bodo amat tak kuhiraukan apa itu makna dari huruf "P" tadi. Ibu jariku kian lincah menari diatas kaca telepon genggam menekan abjad yang tersedia merangkainya menjadi kalimat tanya, dengan harapan pesan ini cepat menemui jawaban.
Ku lirik angka dalam jam yang menempel ditembok kosanku menunjukan jam 02;15 WIB dini hari. Ternyata aku telah memakan waktu berjam-jam untuk saling berkirim pesan. Sengaja pesan terakhir darinya tidak aku baca, bukannya aku sombong.
Tapi itu sebagian trik agar besok aku saling berkirim pesan kembali, dan tidak harus mengulang siklus yang sama dalam memulai obrolan. Karna pikirku ia begitu kelelahan setelah melakukan perjalanan jauh, sudah lah beristirahatlah kamu. "Selamat malam dan mimpi indah" ucapku dalam hati berharap pesan itu sampai juga kepada hatimu yang jauh disana.
***
"zaman apa ini ? mengapa manusia senang sekali memulai pembicaraan dengan huruf "P",apakah harus menggunakan huruf "Z" untuk mengakhirinya ?
KAMU SEDANG MEMBACA
P E R N A H
RomanceDalam buku ini bercerita; Bagaimana 'aku' sebagai penulis, yang merangkap juga sebagai korban rasa, dan 'kamu' sebagai sebab utamanya. Perkenalan, kasmaran, patah hati, dan dipaksa mengikhlaskan adalah siklus siklus yang aku rasakan, yang aku coba s...