Dirgahayu untuk mu

26 2 0
                                    

Aku tahu bahwa ini adalah hari ulang tahunmu. Sengaja sehari ini aku benar-benar pergi jauh dari hidupmu. Yang biasanya aku melihat instastory instagrammu, untuk kali ini aku tidak melihatnya sama sekali.
Salah satu temanku membawa kabar menyenangkan di siang hari ini. Temanku memberitahu bahwasanya kamu menunggu ucapan selamat ulang tahun dariku. Sengaja aku tak mengucapkan pertama, karena hal itu udah sangat biasa pikirku.
Bahwa konyolnya aku akan mengucapkan seminggu setelah hari kelahiranmu. Namun, semua temanku menyarakan nanti malam saja saat sudah berganti hari. Oke lah aku turuti saran temanku kali ini.
Sebenarnya aku sudah menyiapkan hal konyol dihari ulang tahunmu. Jauh berbulan-bulan sebelum hari ulang tahunmu datang. Dengan niatan menunjukan ini loh aku. Yang mengucapkan selamat ulang tahun untukmu dengan penuh kekonyolan.
Tuhan memberiku sedikit bakat dalam menggambar. Aku orang yang malas memberi hadiah kepada seseorang dengan barang mewah. Bukan karena pelit, atau tak punya duit, tapi hanya malas saja. Aku harap kamu melihat bukan dari apa yang aku beri, melainkan dari siapa dan seberapa perjuangannya barang ini agar bisa mendarat disamping ranjang tidurmu.
Sempat di buat putus asa saat aku mencoba melukis wajah idolamu. Sampai berulang kali ku ganti lukisan-lukisanku. Karena hasilnya tak menyerupai idolamu melainkan seperti orang yang berkebutuhan khusus.
Akhirnya lukisan itu pun jadi, meskipun memakan waktu yang sangat lama. Hingga berhari-hari demi kejar satu kata perfect. Sialnya aku hanya bisa mencapai kata sedikit mirip saja.Disini aku mencoba memberikan tiga buah hasil lukisanku. Dua diantaranya lukisan wajah dengan niatan menyerepuai idolamu. Dan satu lukisan lagi ucapan selamat ulang tahun.
Setelah kurasa semua lengkap. Aku masukan semua lukisan itu kedalam kardus bekas sepatu milikku. Sebenarnya lukisan itu bukan hadiah inti dariku. Hadiah utamanya melainkan sebuah lilin besar beserta satu buah korek api yang aku satukan dengan selotip.
Hari kemarin aku sempat menuliskan sebuah surat untuk pelengkap yang sudah dilengkapi oleh nama dan tanda tanganku. Surat itu aku tulis dengan sama persis seperti surat lamaran kerja. Hanya saja yang membedakan tujuannya di surat itu aku tulis dengan tujuan ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepadamu.
Aku cek berulang kali kardus itu, takut ada satu bagian yang tertinggal. Setelah kurasa semua aman tidak ada yang tertinggal. Kardus itu kini tertutup rapat oleh koran. Diatasnya aku tempelkan surat pendek dan mencamtumkan nama mantanmu.
Maaf waktu itu aku terlalu lancang menuliskan nama mantanmu tanpa sepengetahuan dan seizin darimu terlebih dahulu. Nama mantanmu itu aku peroleh dari teman sma yang sama sama kuliah disini. Semoga saja dengan adanya nama mantanmu di kardus itu tak mengingatkan tentang luka masa lalu.
​​​​​***
Sebelum berangkat ke kostmu, aku memberi tahu teman satu kostmu bahwa aku akan berangkat sebentar lagi. Ya, memang dia yang membantuku untuk memberi kejutan ini. Tanpa lama lama aku bergegas pergi menuju kostmu. Malam itu aku menggunakan jaket grab dengan tujuan berpura-pura sebagai abang grab yang mengantarkan titipan barang.


Penyamaranku berhasil malam itu, kamu benar benar tidak mengetahui sosok dibalik jaket grab itu adalah aku. Setelah bingkisan dan satu ikat bunga mawar merah itu mendarat langsung ditanganmu dengan selamat. Aku langsung pulang, maaf malam itu aku bertingkah sama halnya seperti abang grab pada umumnya.
Sejujurnya aku masih ingin berlama-lama dihadapanmu. Dari pada semua renacanaku gagal dan terbongkar, aku korban saja rasa rindu ini. Rencana ini harus berjalan dengan sempurna, karena aku sudah merencanakannnya dari sebulan yang lalu.
Setelah semuannya berhasil dan berjalan sesuai harapan, aku tertawa lepas. Tiba-tiba telepon genggamku berdering. Menunjukan ada telepon masuk. Namamu terpampang jelas dilayar telepon genggamku.
Aku minta temanku yang mengangkatnya dan mengatakan padamu bahwa aku sudah tidur dari sore. Tidak mudah percaya dengan ucapan temanku, kamu pun memastikannya dengan meneleponku berulang kali.
Bukan informasi yang kamu dapatkan, melainkan cacian dari temanku yang merasa tertanggu karena kamu terus menelponku karena menggangu aktivitas gamenya. Tidak kamu pedulikan cacian temanku tadi. Demi meyakinkan kamu pun berulang kali menegaskan bahwa aku belum tidur dan baru saja datang ke kostmu.
Setelah telepon darimu aku dan temank-temanku tertawa dengan puas karena bisa mengerjainyamu. Bagaimana tidak senang ini hari ulang tahunmu tapi justru aku membuatmu kesal.
Karena kasihan akhirnya aku telepon balik. Dan lalu aku ucapkan selamat ulang tahun via suara. Kamu mengucapkan terima kasih sembari menangis malam itu. Aku bingung kenapa kamu bisa menangis. Tidak lama teleponku pun kembali berdering. Tapi kali ini ada pesan masuk.
Ternyata, teman satu kostmu mengirimkan beberapa buah video rekaman selepas aku pulang tadi. Dari situ lah aku baru mengerti kenapa kamu bisa menangis.Ternyata kejutan tadi cukup membuatmu terharu sampai sampai meneteskan air mata. Senang sekali aku mengetahuinya. Semoga saja ulang tahunmu tahun ini sangat berkesan.
Dalam surat yang aku tuliskan tadi, disitu dituliskan. Bahwa aku akan memberi satu buah novel yang ingin kamu baca. Sengaja aku tak membelikannya langsung, karena memang aku tidak tau novel yang seperti apa yang ingin kamu miliki.
Dan itu pun sudah termasuk salah satu cara agar aku bisa jalan kembali denganmu. Setelah kamu pastikan hari ini (seminggu setelah hari ulang tahunmu ) bahwa kamu memang sedang tidak ada acara, akhirnya aku langsung menepati janjiku.
Tapi disini aku tidak memberitahukannmu bahwa aku akan membelikanmu novel. Aku hanya mengajakmu nongkrong dan memberitahukan bahwa ada tempat baru yang enak untuk mengobrol.
Malam itu sepeda motorku  kupacu sedikit pelan. Sengaja, agar aku nyaman berbincang denganmu. Aku parkirkan motorku diparkiran mall. Dengan alesan aku akan membeli cat acrylic di gramedia. Masuklah kami berdua ke gramedia.
Sebelum meninggalkanmu dalam gramedia, aku bisikan "sekarang pilih saja novel yang ingin kamu baca ". Disitu kamu tidak menjawab hanya saja menunjukan wajah terkejut. Aku pergi berbeda arah dalam gramedia. Karna aku pun ingin mengetahui harga acrylic yang ingin aku beli nanti.
​​​​​***
Cukup lama aku berpisah di gramedia denganmu. Setelah merasa bosan di dalam gramedia. Aku hampiri kamu di ujung toko ini. Ternyata kamu memilih kamu memilih novel karya Tere Liye yang berjudul " PERGI ". Aku pun bertanya-tanya, apa, maksud dari kamu memilih novel tersebut.
" Makasih banyak, udah mau ngebeliin novel " ucapmu.
"iya sama-sama, dibaca ya " jawabku.
" iya, padahal mah gak usah repot repot beliin  novel " lanjutmu.
" hahaha, selow sih lagian juga gak repot " jawabku.
" mending beliin kamu novel dari pada harus bikin novel sendiri, itu pun belum tentu kamu mau baca, iyakan? " sambungku.
" hahaha iya juga ya, bisa aja ah " jawabmu sembari mencubit pinggangku.
​Sepulang dari gramedia memang belum terlalu malam, karena memang aku pergi selepas adzan isya, ya jadi masih sedikit masih sore. Laper pun menghampiri perut kami berdua. Aku putuskan untuk makan tempat biasa kami sering makan bersama.
​Sekitar pukul dua belas malam akhirnya aku antarkanmu kamu pulang. Sebelum pamit dari kostmu. Aku sempat mengucapakan "cukup judul novelnya saja yang pergi, yang bacanya jangan". Kamu pun hanya tersenyum mendengar ucapan itu.
​​​​​​***
" aku kira kita searah, ternyata aku salah "

P E R N A H Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang