Aku pikir,
Seiring waktu,
Kita akan lebih mengenal satu sama lain.
Aku pikir,
Seiring waktu,
Kita akan lebih memaklumi satu sama lain
Tapi kamu tak memberikan waktu untuk kita, sehingga tak ada pengenalan lebih jauh, tak ada pemahaman lebih dalam. Aku tak tahu mengapa begitu. Mungkin ini salahku, mungkin ini salahmu, mungkin ini karena kehadiran orang baru. Beberapa cerita memang tak memiliki alur menuju momen bersama, hanya sampai pada " hampir " bersama.
Kamu kini berubah tanpa sebab, hanya meninggalkan akibat. Kini kamu mendiktekan bahwa aku dan kamu sudah menjadi manusia asing. Harusnya kamu ketahui langkahku terhenti pada sebuah titik di mana jarak pandang terdekat hanyalah kamu. Aneh ya? Sama, saya juga nerasa aneh. Tapi memang begini adanya, tak dibuat-buat.
Sebenarnya mau-mu apa? Aku hilang, lantas kamu marah. Aku ada, malah tak kamu terima. Ketika lelah, kamu katai aku mudah menyerah. Ku berlari berjuang, kamu malah belok sana-sini tak tau arah. Kalau begini aku harus apa? Aku ini, tukang hiburmu, kah ?
Jika kamu memang sibuk, yang terpenting tetap ada kabar untukku. Biar akutak selalu menunggu. Biar aku tidak khawatir dan cemas akan keadaanmu. Biasanya selalu ada pesan, tiba-tiba hilang tanpa ada ucapan apapun.
Itu hanya akan membuat pikiran serba bingung. Karena tak tahu kamu sedang apa? Kamu tahu kan, menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Tetapi, karena sayang kepadamu, lelah dan capek tak lagi kurasakan.
Hanya saja, tetap tidak mau jika terus-menerus diabaikan. Aku ingin kamu tetap peduli kepadaku yang biasnya menanti balasan chatmu. Aku ingin kamu tetap ingat kepadaku yang selalu minta diberitahu apapun keadaanmu.
Tidak ada kata tak sempat bagi seorang yang hati dan perasaannya selalu ada perhatian. Apa susahnya bilang, jika kamu memang peduli dan perhatian. Aku tidak meminta apapun selagi jarak kita saling berjauhan.
Tetapi, setidaknya komunikasi selalu nyaman, tidak penuh dengan alasan. Jika sudah terbiasa ada kabar, tetapi tiba-tiba hilang, pasti akan membuat pikiranku melayang-layang dan menduga macam-macam. Kalu sudah biasa ada, jangan seketika tiada, itu bisa membuatku curiga dan mengira-ngira.
Esok hari, lusa, atau entah kapan pun itu. Jika aku mulai berjalan lagi, dan perlahan mulai meninggalkan bayangmu. Itu bukan keinginanku, aku hanya sedang belajar menjadi manusia yang sadar diri. Tahu kapan harus maju dan tahu kapan harus berhenti.
Perihal nanti aku yang merasakan kehilangan. Aku menyanggupi konsekuensi itu dengan sadar. Bahwa memang ada sesuatu yang perlu dilepas dari pada terus-menerus menggenggam dalam ilusi.
Tenanglah, jika memang bukan aku, aku tak mengapa. Mengenalmu tak pernah aku rencanakan, dan bahkan saat mulai mencintaimu menjadi hal yang yang benar-benar di luar kendali.
Maaf, untuk maaf yang belum terucap. Terima kasih untuk hadir sebagai seseorang terpilih . dan semoga langkah saya yang kian menjauh, akan meringankan pundakmu untuk menemukan seseorang yang benar-benar seperti inginmu.
Terima kasih, karna kamu telah merelakan tubuhmu selalu berada di sampingku. Aku ingin sekali ini saja duduk berdua denganmu dan bicara. Membahas awal pertemuan kita dan bagaimana status teman ini masih aku banggakan. Terlebih membahas hal hal yang menurutku penting. Entah bagimu itu penting atau biasa biasa saja.
***
Setelah kita selalu tertawa membicarakan lucunya setiap peristiwa. Mari bicara perihal rumitnya sebuah rasa. Izinkan untuk aku mengakui bahwa yang aku inginkan bisa lebih dari ini. Izinkan aku mengungkap, meski kelak kamu akan merubah sikap.
Aku sudah tidak sanggup lagi, bertengkar dengan rasa cemburu. Pun juga tidak selamanya, aku senantiasa berteman dengan penantian. Bukan maksudku merusak sebuah keadaan yang seharusnya bisa baik-baik saja untuk seterusnya.
Tapi, hati ini juga butuh tahu dan layak mendapatkan jawaban. Tentang resiko sudah aku pikirkan. Jika memang hari ini aku sudah tiada membuatmu nyaman. Dijauhi adalah hal menyakitkan, yang mau tidak mau harus aku telan sendirian.
Masih teringat jelas dalam ingatanku kejadian tanggal tujuh juli 2018 itu. Tepatnya pukul delapan malam, dimana aku yang mulai ketakutan untuk kehilanganmu kedua kalinya. Aku yang dikejar nafsu untuk memilikmu seutuhnya.
Mungkin juga ini adalah kesalahan yang selalu aku selalu sampai hari ini. Sebelum aku mengirimkan pesan singkat kepadamu, aku pun sempat meminta saran kepada satu sahabatku sendiri tentang isi pesan yang akan aku kirimkan.
Sahabatku tak mempermasalahkan isi pesannya, bahkan dia balik bertanya
"yakin, udah tau akibatnya entar gimana ? tanya sahabatku.
" udah, ya kalo dia mengizinkan berarti kisahku denganmu semakin indah, namun bila tidak dizinkan, aku bakal kehilang kamu untuk kedua kalinya bahkan mungkin selamanya." Jawabku meyakinkan sahabatku.
"ya sudah, silahkan kalo memang udah yakin. Semoga berhasil !" timbalnya sembari memberiku semangat.
Ibu jariku bergetar saat mencoba menulis pesan singkat itu. Sepertinya ibu jariku belum rela jika memang benar-benar harus kehilanganmu. Mungkin telepon genggamku akan sepi dan ibu jariku akan berhenti bekerja, karena taka da lagi pesan masuk darimu.
"selamat malam, aku mau izin pdkt sama kamu? Jika boleh jawab "ya" tapi jika tidak boleh gak usah bales pesan ini" tanyaku
"karna yang aku tau jika aku tidak bisa bikin kamu jatuh cinta samaku,berarti aku juga tidak boleh bikin kamu terganggu dengan hadirku di kehidupanmu ?" sambungku.
Cukup lama pesan itu tak menemui jawaban. Membuat aku sudah benar-benar pasrah dan tidak akan bisa medapatkanmu seutuhya. Keinginanku merubah posisimu yang kini hanya sebagai teman berubah status menjadi berpasangan.
Jika "aku mencintaimu" adalah kalimat yang tidak pernah kamu harapkan untuk ku ungkapkan padamu, aku bahkan tak menyeselah telah mengungkapkannya. Jika pengakuan malam itu, tentang apa yang ku rasakan terhadapmu adalah hal yang membuatmu takut, risih, dan menjauh dariku, aku bahkan tak bisa menyesal telah melakukannya.
Suatu hari, di saat kita mungkin sudah semakin menjauh dan tak lagi mengenal satu nama lain, di waktu kamu merasa hidup sedang tidak berharga, orang-orang yang tak peduli, orang yang kamu cintai dan mencintaimu terlalu sibuk, setidaknya kamu akan ingat, di luar sana ada satu orang yang masih begitu mencintai dan menghargaimu. Meskipun ia bukanlah orang yang kamu cintai dan hargai.
Dan aku tidak sedang mengatakan bahwa kamu akan mencariku. Aku hanya berharap kamu akan kembali diingatkan bahwa kehadiranmu memiliki arti dan telah membawa perubahan, bahkan bukan hanya padaku, tapi pasti orang-orang lain di luar sana. Semoga mengingat hal ini nanti akan membakar kembali semangatmu.
***
Akhirnya pesan itu pun menemui jawaban, senang aku melihat notifikasinya. Sebelum aku benar-benar terkejut membaca jawaban darimu. Pesan singkat dariku, kamu balas dengan pesan yang sangat panjang.
Cukup kaget aku dibuat oleh pesan darimu. Yang terlalu banyak kemana-mana. Padahal inti dari pesan itu, kenapa harus ada rasa? lebih baik kita temenan tak perlu melibatkan perasaan. Setelah beradu argument akhirnya keputusanmu tetap saja tidak berubah. Tetap memaksaku untuk menjadi seorang teman bukan menjadi satu pasangan.
Kita memang hanya sebatas teman, tetapi seolah pacar. Karena aku tetap merasa cemburu jika kamu dekat-dekatan dengan orang lain. Meskipun, aku bukan siapa-siapamu, namun aku merasa sangat memiliki dirimu.
Mungkin karena aku takut kehilanganmu, sebab kebanyakan seorang teman atau sahabat saat punya pacar atau pasangan, hubungan pertemanannya mulai renggang, dan bahkan banyak yang bubar. Selebihnya, mungkin juga karena aku cinta dan sayang kepadamu pelan-pelan.
Setelah hari dimana aku mengungkapkan perasaanku yang telah lama terpendam. Kamu hanya diam tanpa ada satu pun jawaban yang jelas. Jika jawaban itu adalah penolakan. Akan kupersiapkan hati yang tangguh untuk tetap mampu mengapreasi diri sebagai seseorang yang telah berani mengutarakan seluruh isi hati.
Pagi demi pagi aku menanti, jawaban darimu tak kunjung aku dapati. Tak ada satu penjelasan pun yang kamu beri. Kebiasaan kita yang sebelumnya hilang entah kemana.seluruh hal yang pernah kita lalui bersama tak pernah lagi kita lakukan seperti biasa.
Tatapan mata yang kini berbeda, arah langkah kaki yang kini tak sama dan tak pernah ada lagi sapa meski kita sedang bertatap muka menyadarkanku satu hal. Ternyata penjelasan ini telah kamu berikan sejak hari pertama aku mengungkapkan.
Bahwa... penjelasan paling jelas bukan hanya datang melalui kata-kata. Tapi dari sikap yang menjadi berbeda dari sebelumnya.
Seminggu sudah aku tak menghubungimu, mecoba membunuh perasaan secara perlahan dan mencoba keluar dari zona nyaman. Nyatanya hatiku masih terperangkat dalam indahnya dunia saat bersamamu.
Kejadian itu, tanpa disadari merubah kepribadianku. Mengubah pribadiku untuk menjadi manusia yang ingkar janji demi sebuah kata yaitu memiliki. Kini aku sudah pandai berbohong, bahwa kataku jika aku tidak bisa membuatmu jatuh cinta, maka aku tidak bisa membuatmu terganggu dengan kehadiranku.
Hari hariku kini selalu diselimuti rasa penasaran. Mungkin aku kurang berjuang demi meyakinkan padamu. Apa perlu melakukan hal sama seperti orang lain untuk mendapatkanmu. Bisa saja aku lakukan itu dan berhasil mendapatkanmu. Tapi itu sama saja seperti kamu balikan dengan mantanmu yang berubah bentuk.
Aku yakinkan lagi pada dirimu, bahwa aku bisa mendapatkanmu dengan caraku sendiri. Ini tubuhku maka tidak boleh ada satupun cara orang lain hinggap ditubuh milikku ini. Tubuh ini hanya boleh melakukan kegiatan yang bersumber dan berpemikiran dari otakku.
Keegoisanku ini sampai-sampai membuat tubuh ini tak ingin yang lain lagi selain dirimu. Kamu bermakna lebih dari sekedar sulit dicari. Lucunya; sikapmu yang seperti tak menginginkanku justru membuatku semakin gencar meraih. Dan memang benar bahwa wanita baik-baik ialah yang hatinya tidak mudah untuk ditaklukan.
Jika kamu mengetahui lagu dari secondhand serenade yang berjudul fall for you, maka dirimu adalah bagian pada lirik " Because a girl like you is impossible to find " iya, itu dirimu. Berlebihan? Tak masalah. Karena aku tak pernah enggan untuk mengakui bahwa hati ini memilihmu sungguh tanpa sungkan.
Karena padamu, aku menemukan sepasang kaki yang membuatku berhenti berlari. Karena padamu, aku menemukan sepasang cahaya yang membuat metaku gelap. Karena padamu, aku menemukan sebuah hati yang membuatku tak ingin yang lain lagi. Dan pada akhirnya, membersamai hidup dengamu akan menjadi penutup lubang yang selama ini selalu terasa kurang.
Aku tetap seseorang yang memerhatikanmu, tanpa kamu perhatikan. Aku tetap seseorang yang ingin peduli, tanpa peduli kamu pedulikan kembali. Aku tetap seseorang yang ingin menjaga, meski kamu telah dijaga olehnya. Aku tetap seseorang yang ingin melihatmu baik-baik saja, didekap bahagia dijauhi lara.
Bila nanti dalam lelapmu kamu mulai gelisah. Paksakan untuk bangun, berjalanlah menuju sudut yang padanya terdapat suluh yang menyala. Ambil lah, letakkan pada sebuah meja di samping tempat tidurmu.
Kira-kira itulah aku. Yang tetap sedia untuk menyala, meski pada akhirnya kamu lebih memilih untuk menutup mata.
***
" Kalau bagimu perasaanku ini adalah sebuah kesalahan, maka biarkan aku menyayangimu dengan sisa hal yang engkau benarkan. "
KAMU SEDANG MEMBACA
P E R N A H
RomanceDalam buku ini bercerita; Bagaimana 'aku' sebagai penulis, yang merangkap juga sebagai korban rasa, dan 'kamu' sebagai sebab utamanya. Perkenalan, kasmaran, patah hati, dan dipaksa mengikhlaskan adalah siklus siklus yang aku rasakan, yang aku coba s...