TERBANG (flash-fiction)

530 58 33
                                    

🌪🌪🌪🌪🌪🌪🌪🌪🌪🌪🌪

Gadiza menjerit. Tubuhnya sudah keluar nyaris separuh dari ambang jendela unit apartemen tingkat dua belas. Angin bertiup kencang, membuatnya semakin sulit mempertahankan genggaman. Mata membelalak memperlihatkan kalau ia sudah putus-asa.

Ia menjerit lagi ketika tubuhnya doyong. Tampak tidak rela jika kembali harus kehilangan.

Terdengar suara Ibu Mertua dari dapur. "Sudah, Iza. Dilepaskan saja! Siapa suruh tadi kamu tidak pakai penjepit banyak-banyak! ... Daripada kamu yang terjun! Mau?!"

Gadiza bersuara mengeluh gemas. Tampaknya ia harus menyerah. Dilepaskannya genggaman pada tali seiring menjauh dari jendela. Ia memaki dalam hati. Nasib di musim pancaroba! Suami pasti marah! Kemarin handuk yang terbang ... sekarang ...?

(selesai)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(selesai)

FLASH FICTION & FIKSI MINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang