Walaupun aku tahu kalau pernikahan ini sulit mendapat restu, apalagi pengesahan. Namun bagiku, bersamanya selalu indah.Kala bisa membelai rambutnya yang ikal panjang, kemudian membuat kepangan. Mengikatkan pita mungil menjulur menuruni leher Keona-ku yang putih jenjang.
Itu kulakukan saat ia bersiap berangkat kuliah di pagi hari. Dua tahun kami tinggal bersama di rumah kontrakan ini. Walau belum pernah menjadi sepasang pengantin, cinta kami kian tak terpisahkan.
Aku akan berangkat sore sesuai jadwal shift di tempat kerja. Sekarang tengah sibuk memasak agar Keona tidak kelaparan sepulang dari kampus.
Sebelum berangkat, sempat pula ia berkata manis sambil memainkan pita pink yang tadi kuikatkan di kuncirannya. "Nanti aku mau ke mall sebelum pulang. Kamu mau nitip apa?"
Aku tersenyum. Kurentangkan lengan merengkuh bahunya, sebelum mendaratkan kecupan ke kening itu. Lalu merapikan jepit rambut ungu di kepalanya sebelum memberikan jawabanku. "Pembalut, Key. Beliin yang ada 'wing'-nya. Punyaku habis."
(dah!)(Disclaimer : gambar bukan punya gue. Nyomot gratis di google. Heheee)
KAMU SEDANG MEMBACA
FLASH FICTION & FIKSI MINI
AléatoireKarya-karya pendek dari Ndel. Ada beberapa yg creepy, tp gak banyak. Gue gk kuat. 😝