PASIR (fm, senryu, ff)

83 8 4
                                    


.
fiksi mini
MEMENDEK - Ambisi manusia mengeruk habis pasirnya. Gunung kapur mencari high-heels.
🍭

fm-senryu
sampah terserak
pasir pantai menghitam
cari pemutih
🍭

fm-senryusampah terserakpasir pantai menghitamcari pemutih🍭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

flash-fiction
TAMBAL-SULAM

Pekerjaannya hari ini adalah memecah batu hingga menjadi pasir untuk bahan bangunan. Dika mengusap kasar wajahnya yang basah oleh keringat. Ia terus mengingat ada adak-anak yang harus ia suapi makan di rumah.

Pekerjaan kuli bangunan terpaksa ia lakoni mengingat kebutuhan anak-anak. Setidaknya, Dika bersikeras mereka tetap bisa makan dan bersekolah.

Selama memecah batu menggunakan alat seadanya, perasaan Dika bergolak. Antara pahit, sedih, dan marah mengingat kelakuan sang istri--ibunya anak-anak. Yang kerap menyalahgunakan penghasilannya untuk hura-hura. Menabung, katanya, ketika menyetor uang arisan. Cari koneksi, katanya, ketika ikut acara gathering ibu-ibu se-grup WA. Untuk investasi, katanya, waktu membeli logam mulia memakai simpanan dana pendidikan anak-anak.

Sepertinya lelaki itu menyesal  terhambat dalam melanjutkan pendidikan. Cuma tamatan SMP, dan pernah di-hotel-prodeo-kan, alias masuk penjara pemuda karena tawuran. Hingga sekarang, ia hanya bisa bekerja seperti itu.

Dika mengatakan terpikir untuk mengelola keuangan lebih baik. Jangan sampai hanya dihabiskan istri untuk ambisi sosialitanya. Sejak seminggu yang lalu, Dika sering diam-diam mengumpulkan pasir, membawa pulang sedikit-sedikit. Sudah hampir dua karung berhasil terkumpul, ditaruh di belakang rumah. Kini Dika agaknya berniat untuk menyelundupkan sedikit semen juga.

Bisa jadi ia berharap bulan depan sudah bisa menambal tembok rumah, untuk menyembunyikan mayat istrinya di antara campuran pasir dan semen.
🍭

- d' Elaqueen

FLASH FICTION & FIKSI MINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang