d'Q 's Riddles

52 7 2
                                    

1. DIBURU CINTA

Aku yakin kalau dia jatuh hati padaku. Bagaimana tidak? Selalu memburu, sampai-sampai aku tidak bisa keluar dari tempat ini tanpa melongok kanan-kiri, mewaspadai keberadaannya.

Padahal perut ini telah melilit lapar. Sementara seperti biasa, PRT ceroboh itu pasti menumpahkan sesuatu yang lezat di ujung meja makan. Baunya sudah terendus sampai ke sini.

Tidak tahan lagi, aku berjingkat keluar, perlahan tapi berangsur mempercepat lari. Sial, terdengar langkahnya, padahal suwiran ayam kecap itu tinggal dua puluh langkah di depan.

Kudengar raungan sang pemburu yang memekakkan telinga. Nada bising, kira-kira di not sol tinggi. Seiring lesatan langkah empat kaki bersalut rambut cokelat kekuningan itu.

Tanpa pikir panjang, aku 'ngacir' ke arah tempat semula. Lubang kecil di sudut samping toilet. Sementara perutku masih keroncongan. Namun nyawaku cuma satu, tidak seperti dia itu, punya sembilan, kata orang.
.

2. Teruntuk Kasir Cantik

Tangan Krisna lincah menyusun lempengan-lempengan bundar itu, bertumpuk laksana menara-menara tinggi. Dikelompokkan sepuluh-sepuluh tiap tumpuk.

Na'as-lah! Tiada yang mau menerima lempengan-lempengan ini. Pengemis pun tidak mau. Padahal satu-satu dicetak resmi oleh negara.

Sambil menguatkan tiap kumpulan dengan isolasi, Krisna nyengir. Zaman sekarang, per lempeng tidak bisa untuk membeli apa pun. Namun, tetap saja wanita yang bekerja di ritel samping rumah akan tersenyum manis jika melihat tumpukkan ini.
.

3. SIAPA DIA?

Ada zamannya orang menyebut dia roti. Lazimnya diselipkan di sudut tersembunyi sebuah tas selempang. Atau di dasar ransel, di antara tumpukkan buku sekolah.

Dia bisa mendadak sangat dibutuhkan. Kalau saatnya tiba, dan seseorang tidak menjumpainya ... wah, bisa panik! Lalu berbisik-bisik kepada kawan-kawan--yang selalu wanita, tidak pernah lelaki--dengan nada kuatir.

Memang biasanya dia hanya dicari sebulan sekali. Itu juga hanya digunakan beberapa jam, lalu dimusnahkan. Tetap saja, dia laku terjual, makin lama makin mahal.
.

4. SILATURAHMI

Dengan bangga Rian memperkenalkan istrinya kepada Rendy. Tersenyum ramah, Rendy menjabat tangan wanita yang tengah hamil itu.

Lalu menoleh pada balita lelaki lucu di gandengan. "Donny, kenalan sama teman Papa. Ayo, salaman sama Tante Nur."

Nur menyalami anak itu dengan sikap canggung. Ada sunggingan senyum di sudut bibir Rendy.

Tertawa dalam hatinya. "Kalau saja Rian tidak ada, sudah kukenalkan Donny pada calon adiknya di perutmu, Nur."
.

5. Yang Berguguran

Ketajaman sisinya mengiris tiap jaringan! Dengan bunyi berdesing, dua permukaan runcing beradu memisahkan serat demi serat. Entah sudah berapa ratus jatuh berguguran dibuatnya. Gerak cepat itu semakin merenggut apa yang tadinya biasa menumpang di pundak dan dadaku.

Kutatap lantai sekitar kaki, kepada mereka yang berguguran. Maaf, kataku. Namun kemarau panjang ini membuat kita harus berpisah. Apalagi itu ... harga shampo melonjak tajam. Aku harus mengirit.

-- d' Elaqueen

FLASH FICTION & FIKSI MINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang