Suamiku Bercumbu di Bawah Jemuran (flash-fiction)

68 5 6
                                    


Suamiku bukan seseorang yang romantis.

Hanya saja, akhir-akhir ini ia tampak semakin perhatian. Kalau dulu boro-boro bunga, senyuman manis saja jarang ia berikan kala pulang dari kerja. Aku berprasangka baik saja, melihat pekerjaannya yang berat, pastilah membuatnya lelah.
  
Mencoba tidak jadi istri yang nyinyir--berulang-ulang bertanya, aku meyakini penjelasannya.
  
"Jangan tanya-tanya dulu. Aku capek kerja ... untuk makan saja malas, apalagi ladeni pertanyaanmu!" Begitu ia biasa mengelak kalau kuselidik mengenai harinya.
  
  
Yah, orang bisa berubah, bukan? Kini ada yang berbeda. Ia membawakan bunga. Lalu hadiah-hadiah manis. Dari yang sederhana seperti scraf sutra, hingga tiket liburan ke Bali.

Lelakiku menyerahkannya dalam amplop pink, dengan satu senyum memukau. "Maaf, aku tak bisa menyertaimu berlibur. Tapi kau bisa mengajak adikmu, bukan? Ada tiket ekstra di sini. Walau ... sungguh berat bagiku. Aku tak bisa menjauhkan mataku darimu."

"Gombal!" rutukku, belagak kesal, tapi yakin pipi ini memerah. Belum pernah suamiku merayu seperti ini.

"Sungguh! Mataku akan selalu mengikutimu, ke Bali sekalipun!"

Aku tersenyum manis, lalu membalas kecupannya.

Jika memang benar ia tidak bisa lama-lama jauh dariku, kurasa ia pastilah senang karena pesawat ke Bali ter-cancel satu hari. Kugeret koporku perlahan agar tak menimbulkan suara. Bermaksud membuat kejutan pada lelaki yang tengah sendiri di rumah itu.
  
Dalam aku hati bermaksud membuatkan masakan kesukaannya, dan berdandan cantik untuk memuaskan matanya yang tak bisa jauh dariku itu.

Lalu, haruskah kuterkejut saat melihatnya sedang bercumbu dengan PRT baru kami ... di antara cucian baju?

Apakah bodoh kalau selama ini kuyakini ucapannya? Tak bisa menjauhkan matanya dariku. Kini, memastikan ia konsisten dengan perkataan itu, dengan hati-hati kupindahkan bola matanya. Ke dalam kotak perhiasan, terbuka di atas meja riasku. Biar bisa selalu menatap durja ini. Selamanya. Yakin.

(tamat)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(tamat)

---
d' Elaqueen

FLASH FICTION & FIKSI MINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang