3

426 75 18
                                    

Dajia Hao!

Thanks buat yang uda Vote.

Errr.. Keepfighting buat kalian tudei 👌









A
R
I
G
A
T
O
U

Minasan!

Saya berusaha jadi penulis yang baik, agar pembacanya juga baik.












Aku sudah menduganya. Ini akan terjadi seperti di televisi.
Mereka semua mengerubungiku dan terus saja mengajakku berbicara.
Karena sekarang posisiku yang menjadi anak baru disekolah ini.

"Nama gua Alfin. Gua paling ganteng disini, kalau ngga percaya berarti haters" ucapnya.

Huh.. Dia membeli kepercayaan diri dimana?

"Nama gua Rafli. Akhirnya dikelas kita ada anak baru"

Jujur saja, aku sebenarnya agak risih dengan situasi ini. Tapi mau bagaimana lagi, aku harus bersikap ramah dengan semua teman teman baruku ini.

Aku dapat bernapas lega, ketika mendengar bel masuk berbunyi. Mereka kembali ke tempat duduk masing masing.

Pandanganku jatuh pada seseorang yang baru saja memasuki kelas, namun dengan segera aku memalingkan pandanganku kearah lain ketika ia menatap kearahku.
Siapa lagi, kalau bukan Luthfi.

Aku melakukan itu, karena aku masih kesal padanya!

"Btw, dia itu anak Timnas lho. Namanya Luthfi" ucap teman dibelahku.

Oh ya, nama teman di sebelahku ini adalah Fio. Dia perempuan yang memakai kacamata kekinian hehe..

"Ooh?? Serius anak Timnas?" tanyaku berpura pura tidak tahu.

"iya. Sebenarnya sekolah kita itu ngirim 2 orang buat seleksi Timnas, tapi cuma Luthfi yang diterima."

"dua duanya dari kelas kita?" tanyaku

"ngga. Satunya lagi dari kelas dua belas IPA 3"

"kenapa yang satunya lagi ngga lolos seleksi?" tanyaku lagi

"dia cedera gitu, sampai operasi besar tau"

"ooh.. Kasihan ya" balasku.

Padahal dulu aku adalah orang yang paling mengetahui apa yang Luthfi lakukan. Tapi sekarang tidak.

Ketika pak guru memasuki kelas, ia langsung menyampaikan materi tentang rumus rumus yang membuatku agak sedikit pusing.

Aku menundukkan kepalaku untuk menyalin rumus yang ia berikan, namun lagi lagi aku mimisan.
Ini masih pagi, dan aku sudah mimisan?
Mengapa aku jadi sering mimisan seperti ini?

Ada beberapa tetesan darah diatas buku tulisku dan dengan cepat aku menutupinya dengan bukuku yang lainnya.

Kemudian aku menutup hidungku dengan lengan tangan kiriku. Dan.. Yash aku mengotori almamater baruku dengan darah disana.
Dasar bodoh!

Aku meraba kolong mejaku, mencari tissue yang kuletakkan disana. Setelah berhasil mendapatkannya, aku langsung menggunakannya.

Beruntung Fio sedang fokus menulis jadi ia tidak memperhatikan gerak gerikku.

Namun ketika aku menolehkan pandanganku pada Luthfi dibelakang sana, ternyata ia juga sedang menatap kearahku.

Dengan cepat aku kembali menghadap depan sambil tetap menutup hidungku dengan tissue.

Love Sick - M. Iqbal Ft M. LuthfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang