part 2

3K 155 16
                                    

"Auristela" sambil menatapku dan tersenyum manis.
"Hmmm.. Nama yang unik. Apa ada makna tersembunyi nya?" tanyaku yang penasaran karena memang namanya lumayan unik
"Bintang Emas." jawabnya singkat namun kalem. Setelah itu dia menggenggam tanganku dan mengajakku untuk berjalan mengelilingi mall ini.

Ku edarkan pandanganku ke sekelilingku namun terhenti di suatu tempat. Yeah.. Pandanganku terhenti di cewek yang berjalan disampingku ini.
Jujur saja tangannya begitu lembut, dia juga wangi dan yang perlu kalian catat, dia sangatlah cantik. Hanya saja dia memiliki wajah yang dingin. Huh.. Ku rasa es kutub utara kalah sama wajah dinginnya.. Ketika dia tersenyum, sungguh dia sangatlah cantik.
Tiada henti-hentinya ku tatap dia terus sampai akhirnya dia berhenti dan menatapku dengan tatapan yang dalam. Deg deg deg... Apa yang terjadi? Mengapa aku merasakan sesuatu yang aneh?
Jantungku berdetak begitu kencang. Membuatku mengalihkan pandanganku ke tempat lain untuk menutupi rasa canggungku.

Auristela's Pov

Sungguh tidak habis ku pikir berani-beraninya Karin mencampakkanku ketika aku sudah memberikan segalanya. Karena dia aku pun jadi gila. Lihatlah aku bahkan menyuruh orang asing untuk menemaniku melewati hari berat ini. Ini sungguh memalukan..

Tapi jika dilihat-lihat andre juga lumayan. Dia memiliki mata yang indah dan tajam. Setajam silet.. Dia juga memiliki postur tubuh yang ideal dengan tinggi kira-kira 180cm dan juga kulit yang putih dan rahang yang tegas. Dia lumayan cantik. Tapi sayangnya dia nyebelin. Dia selalu saja bersikap dingin dan menatapku dengan tajam layaknya aku seorang penjahat. Yahh.. Emang bener kan.. Nyuri anak orang buat temenin aku ke mall.. Hufft..

Setelah aku melihat-lihat sekelilingku, aku menoleh ke arah andre. Dan rupanya dia menatapku. Sungguh jantungku berdetak sungguh kencang. Bahkan ketika sama Karin aku tidak merasakan jantungku berdetak begitu kencang. Ini kacau..

Dia pun mengalihkan pandangannya ke arah lain. Membuatku tersadar dari lamunanku.
"lantas apakah namamu memiliki makna?" tanyaku sambil mencairkan suasana.
"keberanian" jawabnya singkat tanpa menoleh kearahku.
"Hmm.. Menurutmu apakah kamu merasa nama itu cocok dengan dirimu?" tanyaku sambil mempererat genggaman di tanganku.
"Mungkin." jawabnya singkat lagi. Huh aku kesal jika dia sedingin ini.. Kok aneh sih.. Kenapa harus merasa kesal?
"Kenapa?" tanyaku asal karena aku kesal.
Akhirnya dia menatapku juga. Sungguh aku terbuai dengan tatapan dia. Matanya berwarna biru dan sorotan nya yang begitu tajam dan dingin. Membuatku seketika terhipnotis.
"Karena aku sekarang cukup berani untuk menemani orang asing yang sedang depresi ini jalan-jalan ke mall tanpa tujuan." jawabnya lalu dia menoleh ke arah lain lagi.

Entah mengapa aku tersenyum sendiri mendengar jawaban dia. Meskipun dia terlihat dingin dan cuek, rupanya dia masih bisa peka terhadap perasaan orang. Tidak menyesal aku menyuruh dia untuk menemani aku. Berkat dia aku sekarang sedikit melupakan kekacauan ku karena Karin. Udah ah gausah sebut namanya lagi.. Ga berguna bagusan sekarang aku fokus ke andreany..

Setelah lama berkeliling akhirnya andre berhenti di sebuah tempat makanan. Dia melepaskan genggamanku dan menghadapku.
"Aku lapar. Aku belum makan siang. Bisa ku tebak kamu juga belum makan siang jadi sekalian aja." ucap dia dengan tenang lalu menggenggam tanganku lagi, membuatku kembali tersenyum.
Lalu seorang pelayan pun datang ke arah kami.
"Permisi mba, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan itu dengan sopan.
"Lychee ice tea satu sama fish and chip satu" pesan andre sambil tersenyum menyerahkan menu.
"Mba pesen apa?" tanya pelayan itu kepadaku.
"Samain aja mba." jawabku sambil tersenyum dan menyerahkan menu.

Pelayan itu pun berlalu. Aku melihat ke arah andre. Dia sedang sibuk dengan gamenya sendiri. Dia keren.. Ehh kenapa tiba-tiba muji dia.. Ah kayaknya hari ini aku ada salah makan. Aku pun membuka smartphoneku dan melihat-lihat instagram.
Tak lama kemudian pesanan kita pun datang. Aku masih sibuk dengan smartphoneku sendiri sampai akhirnya terdengar suara..
"Makan dulu, main hape gak bikin kenyang" jawabnya sambil menatap aku. Tatapannya pun tidak lagi tajam ataupun dingin. Biasa aja. Lalu dia pun berdoa. Setelah berdoa dia menyantap makanannya.

Sedangkan aku? Aku masih sibuk memperhatikannya sampai lupa semuanya.
"Ngapain liat aku? Gak bikin kenyang. Tuh makanan buat dimakan bukan jadi pajangan" jawabnya tanpa menoleh ke arahku karena fokus ke makanannya.
Aku penasaran. Bagaimana dia bisa tau aku sedang memperhatikannya? Padahal dia sama sekali tidak melihat ke arahku..
Aku pun berhenti menatap dia dan mulai menyantap makananku. Hmm enak juga.. Setelah selesai menyantap makanan, andre memanggil seorang pelayan untuk bill. Aku pun mengeluarkan dompetku untuk membayar. Namun sepertinya aku kalah cepat karena andre sudah membayar terlebih dahulu.
"Gak usah bayar ke aku lagi. Anggap aja aku traktir kamu biar kamu gak galau lagi karena urusan cinta." ucapnya sambil mengotak-atik smartphonenya. Apakah dia bisa membaca pikiran seseorang? Mengapa dia selalu menjawab dengan tepat sebelum aku bertanya?

"Yuk ke Sogo. Aku mau belanja beberapa baju dan celana." ucapku sambil bangkit berdiri.
Dia hanya mengikuti aku lalu aku pun gandeng tangan dia supaya dia berjalan di sampingku. Terasa nyaman.
"Btw.. Thanks for ur treat" ucapku dengan tulus.
"Urwell" jawabnya singkat.
"Dingin amat yah padahal cuaca lagi panas" ucapku sarkastik.
"Yaudah buka baju aja biar gak panas lagi" jawabnya dengan santai.
Aku hanya shock dengan jawaban dia.

Kami berjalan mengelilingi sogo dengan suasana hening, sunyi. Sejujurnya aku tidak suka ini. Namun bagaimana lagi aku terlalu gengsi untuk ngomong duluan. Ihhh.. Bisa gak sih ngomong kek..
"Dress itu cocok buat kamu pake." ucapnya secara tiba-tiba membuatku kaget.
"Hah? Yang mana?" tanyaku untuk menutupi kekagetanku barusan.
Dia pun menyeretku ke tempat dress yang dia maksudkan. Lalu dia mengambil dress itu dan dikasihkannya ke aku.
"Coba tes di fitting room." ucapnya sambil menatapku.
"Temenin..." rengekku sambil memasangkan puppy eyes.
Dia hanya memutar bola matanya lalu membawaku ke fitting room.
Yesss.. Nurut juga dia. Dia pun masuk ke dalam fitting room bersamaku.

Sungguh ini sangatlah canggung. Kita berdiri dan tatap-tatapan cukup lama di cermin. Akhirnya dia pun membuka suaranya.
"Gantilah sekarang. Tunggu apa lagi?" tanyanya dengan polos.
Haisshh.. Untung cantik yah, kalo gak udah ku makan. Masa gak peka sih aku malu.. Aku pun memasang wajah cemberut dengan bibir maju kedepan alias manyun.
"ihh.. Kamu tuh yah, masa iya aku telanjang depan kamu sih?" ucapku sambil cemberut.
"Tapi tadi minta ditemenin.." gumam dia tapi masih bisa kedengaran oleh aku. Dia pun berbalik badan menghadap belakang.
Aku hanya cengar-cengir lalu mengganti bajuku dengan dress pilihan dari andre.

Setelah ganti aku pun berpaling ke belakang dan memanggil andre. Dia pun menoleh ke aku.
"Tuh kan bener aku bilang. Cantik banget kalo pake dress ini." jawabnya sambil melihat aku dari atas sampai bawah.
Aku pun merasakan pipiku panas. Pipiku pasti udah kek kepiting rebus deh.. Deg deg deg.. eh kenapa jantungku berulah lagi??
Aku merasakan jantungku berdetak begitu cepat tanpa aku tau alasannya kenapa. Sedangkan andre sekarang menatapku dengan dalam.

Tiba-tiba andre mendekat ke aku. Aku pun otomatis mundur untuk menjauh. Sial.. Jantungku ini kenapa tidak bisa berdetak normal? Ahhh aku bener-bener kacau.. Andre terus mendekat dan sebaliknya aku menjauh dari dia.
Sampai pada akhirnya aku merasakan dinding di belakangku, membuatku tidak bisa mundur lagi ketika Andre mendekat ke aku. Omaigat.. Kenapa ada dinding di belakang?? Shitt.. Aku hanya bisa mengumpat dalam hati.
"Ka-kamu mau ngapain?" tanyaku dengan gugup karena jarak antara aku sama dia sudah sangat dekat.
Aku bahkan bisa merasakan deru nafasnya.

Andre hanya diam dan menatapku dalam membuat aku semakin gugup dan kacau. Yang paling parah adalah detak jantungku yang cepatnya sudah melebihi dari kecepatan mobil lamborgini.
Ku tatap mata Andre dalam-dalam. Andre pun memajukan wajahnya membuatku benar-benar gugup sampai akhirnya aku menutup mata.

Dan akhirnya.....

Hayooo Andreany mau ngapain tuhh aduhh -,-"""
Maaf yah klo agak suram chapter 2 nya :(

SomethingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang