Part 3

2.6K 147 15
                                    

Aku merasakan jari Andre menelusup ke belakang leherku. Membuatku semakin gugup dan berdebar-debar. Ku tutup mataku rapat-rapat dan tarik nafas yang dalam.
"itu dress kamu belum dikancing belakangnya, sini ku kancingin dulu" ucapnya dengan tenang.
Aku pun membuka mataku menatapnya. Dan ternyata jarak kita sangatlah dekat. Jantungku tentu saja berdetak cukup kencang. Akupun semakin gugup, tapi aku mencoba untuk menutupinya. Aku pun mengamati wajahnya mulai dari mata, hidung, alis, dan terhenti di bibir. Bibirnya seksi.

Setelah selesai urusan dia dengan kancing dress ku, aku pun melihat diriku ke cermin. Wow.. Nice dress.. Pinter juga dia milihnya.
"Gimana? Cocok kan?" tanya nya sambil tersenyum bangga
"Yeah.. Gud job Andre.. Thanks btw" ucapku dengan tulus sambil memberikan senyum termanisku.
Dan respon dia? Hanyalah smirk. That's okay.. Aku akan terbiasa dengan itu..

"Udah sana ganti baju lagi. Aku tunggu di luar." ucapnya sambil berjalan keluar dari fitting room.
Usai dia keluar pun aku termenung. Mengingat-ingat kejadian tadi. Sungguh mendebarkan.
"Gak pake lama ya!!" teriak Andre dari luar cukup membuatku terbangun dari lamunanku. Aku pun langsung mengganti bajuku dengan cekatan.

Andreany's Pov
Sambil menunggu Auris buat ganti baju. Aku pun melihat-lihat instagramku. To be honest, she's really pretty when she wear that dress. Tiba-tiba otakku memutar kembali memori di dalam fitting room.
Ekspresinya sangatlah lucu ketika aku ingin mengancingin dress nya. Seakan-akan aku ingin berbuat sesuatu kepadanya. Padahal yang seharusnya takut kan aku ya sist.. Siapa yang culik siapa juga yang takut *tepukjidat

"Woiii.. Lamunin apaan coba? Buruan ke kasir." teriaknya yang membuatku hampir ingin sumpah serapah karena terkejut.
Dia pun menarik tanganku, dengan spontan pun aku bangkit berdiri dari kursiku. Dan.. Shit jarak kita sangatlah dekat bung. Dia pun menatapku begitu dalam. Kok jadi dramatis banget. Aku pun memalingkan wajahku ke arah lain.
"Yok ke kasir." ajakku sambil jalan meninggalkan dia.
Dia pun berlari ke arah ku dan mengaitkan tangannya ke lenganku.

Usai membayar pun kita keluar dari tempat shopping itu dengan beberapa tentengan. Cewek itu kuat banget yah belanja.. Aku yang cewek tulen aja kalah.. Hadeh capek..
Ku tatap cewek disampingku ini dan terlihat dia sedang melihat-lihat ke arah cinema.
"Dre... " panggil dia
"Hmm?" jawabku sambil menoleh ke dia.
"Film Dylan 1991 udah keluar." jawabnya sambil menatapku.
Aku hanya beroh ria. Karena aku gak tau mau jawab apa. Aku hanya melihat sekeliling dan akhirnya ku sadari bahwa tangan yang tadi melingkar di lenganku sudah gak ada lagi.

Ku lihat ke belakang dan mendapati dia sedang cemberut. Haduh ada apa lagi sama cewek ini.. Seriously dia memperlakukanku layaknya aku pacarnya..
"WHAT?!!" Teriakku kencang. Dia pun berlari ke aku layaknya anak kecil.
"Andre jahat ihh. Aku mau nonton Dylan loh. Gak peka ih padahal cewek juga." jawab dia dengan wajah cemberut.
Jujur sih dia sangatlah cute ketika seperti ini. Sisi dingin dan judes nya langsung hilang ketika dia bertingkah seperti anak kecil.
"Ohh.. Bilang lah. Yauda kita beli tiket dulu." ucapku sambil berjalan menuju cinema meninggalkan dia di belakang.
Tiba-tiba dia pun berlari dan menarik tanganku ke belakang sehingga aku pun spontan berpaling ke belakang.

Dia pun memelukku dan menatapku dengan dalam.
"Makasih dre.." ucapnya sambil tersenyum tulus.
Tiba-tiba jantungku berulah lagi. Sungguh jantungku berdetak cukup kencang. Aku berharap dia tidak mendengarkan detak jantungku.
Aku pun menatapnya dalam.
"Iyah.. Yuk beli tiket dulu." ajakku dengan lembut.
Lalu dia pun tersenyum dan mengangguk. Dia mengaitkan tangannya di lenganku dan kita pun berjalan ke arah bioskop.

"Selamat datang di Cinema XXI. Ada yang bisa saya bantu mba?" tanya orangnya kepadaku.
"2 tiket untuk film Dylan 1991." ucapku sambil tersenyum ramah
"Oke mba. Silahkan pilih tempat duduk nya mau dimana?" tanyanya sambil menunjukkan posisi tempat duduk di layar monitor.
"Kamu mau duduk dimana?" tanyaku kepada auris.
"Hmmm.. Disini aja deh." jawabnya sambil menunjuk monitor.
"Oke mba. Ini tiketnya mba. Di studio 2 kursi nomor E8 sama E9 yah mba. Terimakasih dan selamat datang kembali." ucap orang kasirnya sambil tersenyum ramah menyerahkan tiketnya.
Aku pun menerimanya dengan senang hati sambil tersenyum

SomethingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang