Auristela's Pov
Pagi ini cerah sekali, cuaca yang cukup bagus untuk jalan-jalan bersama andreany. Yahh, ini kencan pertama kita setelah kita resmi pacaran. Mengingat momen itu membuatku kembali tersenyum merona. Sungguh diriku senang sekali.Aku saat ini sedang sibuk memilih baju. Kira-kira baju apa yang cocok untukku ? Hmm aku rasa baju kaos dipadu dengan celana pendek dan sepatu nike adalah pilihan terbaik. Mengapa tidak pakai dress? Karena ini tidak akan cocok dengan kencan kita. Andreany mengajakku melihat-lihat alam seperti taman bunga, kebun binatang, lalu pergi ke bandung untuk nginap selama 3 malam 4 hari yang dimana itu cukup membuatku senang.
Aku memilih 3 setelan dress, 2 baju kaos biasa dipadu dengan joger, 3 pasang piyama, dan 2 pasang kaos dengan celana pendek. Yah bawa agak banyakan buat jaga-jaga. Setelah semuanya beres aku langsung merias wajahku. Tiba-tiba terdengar suara bel pintu berbunyi, membuat diriku langsung turun ke bawah membuka pintu. Karena aku tau itu pasti andreany.
"Uda siap?" tanya andreany kepadaku
"Belum, bentar aku mau rias wajahku. Tunggu sebentar." ucapku yang hanya ditanggapi dengan wajah datarnya. Menyebalkan.
Aku pun naik ke atas lalu merias wajahku dengan cepat. Sesudah itu aku langsung membawa koper dan tas jalan-jalanku. Ternyata ini sungguh berat. Baru menuruni 5 anak lantai aku sudah kepayahan."Sini" ucap andreany yang dengan mudahnya mengangkat koper itu turun ke bawah. Aku masih terheran-heran kapan dia naik tadi.
Ku lihat penampilan andreany, sungguh dia keren. Meskipun penampilannya tergolong sangat simple. Rambut dikuncir kuda, dengan kaos oversize dipadu dengan celana joger dan sepatu adidas. Dengan penampilan sesimple ini dia mampu membuat dirinya terlihat keren. Meskipun dia mempunyai aura yang tomboy, dia masih mampu menunjukkan kecantikan dia yang natural. Seketika aku iri kepadanya."Neng mau sampe kapan berdiri disitu?" tanyanya sambil teriak membuyarkan lamunanku.
"Hah? Apa?" tanyaku yang gelagapan
"Ayo naik ke mobil" ucapnya sambil memutar bola matanya ke arah lain.
Aku pun langsung turun dari tangga dan mengunci pintu. Setelah semuanya aman aku pun langsung naik ke mobilnya."Uda sarapan?" tanyaku ke andreany.
Jawaban dia hanya gelengan kepala.
"Mau makan sandwich?" tanyaku lagi. Dan lagi-lagi dia hanya menganggukan kepala.
"dingin banget yah padahal masih panas." ucapku sarkastik sambil menyerahkan sandwich ke dia. Untungnya sih sebelum aku bersiap-siap aku sudah menyiapkan sandwich dan juga buah-buahan untuk dimakan."Pake aja hoodieku biar gak dingin" ucap andre yang masih fokus ke jalanan.
"kok nyebelin sih!" ucapku sambil memasang wajah jutek.
"apaan?" tanyanya tanpa merasa bersalah.
Sungguh dia manusia tercuek dan terdingin yang pernah aku temuin. Dia menyebalkan. Yah gini-gini juga aku nya jatuh hati sama dia :(Dia menyetir sambil memakan sandwichnya. Untuk sesaat aku memperhatikannya. Aku berpikir apakah aku pantas untuknya mengingat dalam hubungan percintaan dia sangatlah polos. Aku senang dan takut dalam waktu yang bersamaan. Bagaimana jika aku melukainya nanti? Bagaimana jika aku tidak mampu menepati janjiku untuk tidak menyakitinya? Atau bagaimana jika dia nanti berakhir seperti Karen?
Entahlah untuk saat ini aku tidak mau memikirkan itu. Yang aku tau saat ini adalah menjalaninya dengan baik dan menjadi yang terbaik untuknya. Sepertinya aku harus berterimakasih kepada Tuhan atas sinar matahari ini. Membuatku dapat melihat dia dengan jelas. Dia sangat cantik. Mata biru terangnya yang begitu tajam dan dingin membuat siapapun membeku jika menatapnya. Wajahnya juga sangat putih bersih dan mulus tanpa jerawat. Beda dengan diriku yang masih ada jerawat meskipun tidak begitu banyak. Sungguh bagiku dia sempurna.
"aku tau aku keren jadi gausah liatin aku kayak gitu. Cepet makan sandwich nya keburu gak enak nanti." ucap dia membuyarkan aku.
"ih geer siapa juga yang liatin kamu" ucapku ngelak sambil memakan sandwich ku.
Kita sama-sama terdiam. Dia menikmati sandwich sambil menyetir.
"Kita nanti kemana dulu?" tanyaku
"Kamu mau ke taman bunga atau kebun binatang?" tanya andre balik
"Hmm ku rasa taman bunga dulu." ucapku.
"Oke" jawab dia sambil mengangguk.Setelah selesai memakan sandwich, aku pun mengeluarkan buah-buahan aku.
"Mau makan buah-buahan? Aku uda potong loh" ucapku sambil tersenyum.
"Ada buah apa aja?" tanyanya
"Apel, pear, pepaya, semangka, jambu klutuk, melon madu, nenas, ada pisang juga lo tapi aku gak masukin ke dalam" ucapku panjang lebar.
"Ente jualan?" tanya dia membuatku bingung
"Hah?"
"Kamu macem mau jualan banyak banget bawa buah-buahannya." ucap dia sambil fokus dengan jalanan.
"Haha, iyah mamaku selalu suruh aku makan banyak buah-buahan. Jadi gitu deh" jawabku sejujur-jujurnyaDia hanya terdiam.
"Suapiin aku aja. Aku lumayan suka makan buah-buahan kok. Mama sering motong buat aku" akhirnya dia membuka suaranya.
"Hmm kamu bisa motong buah?" tanyaku
"Gak" jawab dia singkat.
"Kenapa gak belajar?" ucapku sambil menyuapi dia buah.
"Mama gak kasih." lagi-lagi singkat
"Loh kok gak kasih?" tanyaku lagi
"Karena gak dikasih." ucap dia yang membuatku kesal.
"Au ah." ucapku dengan kesal.Dia hanya tertawa. Ku diam sejenak melihat dia tertawa. Entah kenapa rasanya adem jika liat dia ketawa. Cantik. Dia pun menginjak rem karena lampu merah. Dia melihat ke arahku sambil tersenyum.
"Dari dulu kecil aku tidak pernah mempunyai kenangan indah dengan pisau. Selalu terluka jika aku megang pisau. " ucapnya dengan tenang.Jujur saja itu menganggu pikiranku sejenak. Mungkin tidak terlalu aneh mendengar penjelasannya namun entah kenapa hatiku jadi merasa tidak enak. Ku suapin dia buah lagi.
"Nenas?" tanyanya. Keningnya berkerut.
"Iya, kenapa? Gak enak yah?" tanyaku khawatir.
"Gapapah, enak kok." ucapnya kalem.Pernyataan Andre tentang pisau tadi terus mengusik pikiranku. Seketika aku ingin bertanya kepada dia. Tapi kutunda seketika melihat andre seperti menahan sakit dan wajahnya terlihat pucat.
"Andre, kamu kenapa?" tanyaku khawatir.
"Can u drive this car for a while?" tanyanya dengan serius.
Itu bukan lagi sebuah pertanyaan melainkan permintaan.
"Okay" ucapku.Dia pun menepi mobilnya. Aku pun segera keluar dari mobil bertukar tempat dengannya. Aku melihat dia jalan tergopoh sambil memegang perutnya.
"What happen to u andre? Kita mau kemana sekarang?" tanyaku yang sudah mulai panik.
"Take it easy honey. Just follow the GPS." ucapnya dengan suara yang masih parau.
"Gimana bisa tenang kalo kamunya kek gini. " ucapku sambil meninggikan suaraku.
"I'll talk to u but later kay? Lemme take a rest for a while." jawab dia dengan nada yang tak bisa dibantah.Ku lihat dia mengeluarkan obat lalu meminumnya. Ku perhatikan dengan jeli sepertinya obat untuk lambung. Ada apa dengan lambung Andre? Apa karna nenas tadi?
Ku tetap fokus membawa mobil ini sambil mengikuti GPS yang sudah Andre set. Jujur saja aku tidak tau jalan apa yang ku lalui.
Ku lihat Andre sudah mulai terlelap. Mungkin efek obat? Atau mungkin dia mengantuk. Yang jelas aku harus tetap fokus.Melihat di GPS jarak yang harus kita tempuh membuat rasa takutku muncul. Memang aku bisa membawa mobil, namun aku tidak pernah menyetir jarak jauh. Hah, demi Andre apapun ku lakukan :(
Setelah 1 jam lebih aku menyetir, dimana aku mulai terasa bosan dan ngantuk. Akhirnya ada yang membuka suara."Hey girl.. " sapa Andre dengan mata sayu dan suara yang serak.
"Hey.. Feel better?" tanyaku sambil melirik dia.
"Much better, let's change" ucap Andre sambil menegakkan kursi penumpangnya.
"U sure?" tanyaku kurang yakin.
"100%" jawabnya sambil tersenyum.
Kita pun bertukaran tempat. Gantian dia yang menyetir sekarang."Andre.. Can u tell me what happen to u just now?" tanyaku yang sudah penasaran setengah mati.
"Hmm aku punya maag juga asam lambung. Uda lama sih dari aku SD" jawab dia sambil fokus jalanan.
"And then?" tanyaku yang masih menatap dia serius karena tau penjelasannya pasti bukan cuma segitu.
"Aku gak dibolehin nyentuh segala sesuatu yang bersifat asam. Contohnya nenas, markisa, dll yang asam. Kalo kemakan yah kambuh." jelas Andre."Kok gak bilang sama aku sih?" tanya aku ke dia dengan wajah jutek.
"Maaf, gamau bikin kamu kecewa aja karena uda siapin ini semua." jawab andre sambil tersenyum manis.
Aku merasa senang, sekaligus tersentuh.
"Stupid." gumamku sambil tersipu malu.
"Kita makan dulu yuk, uda siang nih. Kita makan di restoran ini aja yah, kata orang-orang si enak." ajak Andre sambil terlihat mencari parkir.
"Yuk" ucapku terlihat girang.Ku rasa bukan hanya aku saja yang merasa, kalian pasti juga merasa bahwa Andre mempunyai 2 sisi yang berbeda. Seperti yang sekarang ini dia terlihat sangat ramah, hangat. Berbeda dengan sebelum dia kambuh maagnya. Dia sangat dingin dan jutek. Membuatku kadang bingung dengan sikap dia. Iyah dia selalu membuatku bingung akan dirinya yang penuh dengan kejutan dan penasaran dengan dirinya yang penuh mystery. Seperti sekarang ini.
"Kenapa selalu terluka ketika memegang pisau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Something
Fanfictionkata orang ketika kita sedang jatuh cinta, maka kita akan merasakan banyak kupu-kupu yang berterbangan di perut kita... tapi aku merasakan lebih dari sekedar kupu-kupu yg berterbangan di perutku.. aku merasakan sesuatu.. sesuatu itu terjadi karena s...