5 Ingin

5.7K 942 62
                                    

Jisung menatap lurus ke arah layar kaca, kalau boleh jujur. Kakinya terasa mati rasa, akibat beban berat yang terus bertumpu pada kakinya hampir 2 jam.

"Tuan." Panggil Jisung ke Minho yang asyik tiduran di atas paha Jisung. Sesekali pemuda itu mengelus pelan.

"Kaki icung terasa kram, bisakah kaki Icung istirahat ? Icung rasa sebentar lagi kaki icung akan copot." Keluhnya.

Minho bangkit. "Memang kau pernah mencopot kaki sendiri ? Darimana tau kalau kakinya mau copot ?" Tanya Minho seketika membuat Jisung bungkam sejenak.

"Tapi kan itu. Ano itu." Jisung bingung mau menjawab bagaimana. Dia terus mengumam itu, itu, itu. Kalimat yang sungguh ambigu.

"Ayo tidur, sudah malam. Jangan lupa cuci kaki dan gosok gigi." Minho bangkit dari sofa dan memungut cup cup ramen sisa makan malam mereka yang berserakan di atas meja.

Belum selangkah Minho hendak meninggalkan sofa, Jisung langsung memegang ujung belakang baju kemeja Minho. Membuat namja tampan itu mengurungkan niatnya.

"Icung boleh minta peluk ?" Tanya Jisung pelan dan takut takut.

"Ani." Jawab Minho dengan seringaian jahil.

Ekor bajing kecokelat Jisung turun, Minho terkekeh. Ia mengusap surai Jisung dengan sebelah tangannya yang bebas.

"Tentu saja, kau dapat memilikiku malam ini." Lanjut Minho puas melihat reaksi hibrid manis di depannya.

"Gomawo, Minho-ssi!" Seru Jisung semangat. Ia melepaskan ujung baju Minho lalu segera pergi ke kamar dengan langkah riang.

"Dasar bocah."

..
..
..
..

"Jisung-ah," Panggil Minho yang menelusupkan tangan lalu memeluk pinggang Jisung mesra. Jisung yang tidurnya berhadapan, mendongak wajahnya ke atas.

"Kau tidak perlu memanggilku Tuan. Aku merasa tua asal kau tau," Ujar Minho menatap si manis yang mulai menguap. Berkali kali mata Jisung terbuka dan tertutup.

"Dengar ?"

"Iya, Icung dengar. Icung akan rajin gosok gigi." Seru Jisung sedikit kesal karena Minho mengencup kedua matanya bergantian. Tangan Jisung menahan wajah Minho agar tidak menganggunya.

"Bagaimana Hyunjin bisa menemukan hibrid se menggemaskan ini ?"  Monolog Minho yang terus memperhatikan kegiatan si Kecil.

"Icung dapatnya di bawah wastafel." Jawab Jisung tak nyambung. Perlahan si manis mulai kehilangan kesadarannya dan terpejam, membuat Minho harus ekstra menahan suaranya untuk tidak tertawa.

"Jaljayo~~" Bisiknya lalu mengencup pucuk kepala Jisung.

..
..
..
..
..

Minho sudah rapi, rambut hitamnya pun sudah di sisir Jisung. Sekarang Minho akan berangkat kuliah, dan Jisung mengantarkan bekal untuk Minho. Entah kenapa pemandangan ini terlihat seperti istri yang mengantarkan suami untuk pergi berkerja.

"Jaga apartemen dengan baik. Jangan lengah."

"Iya."

"Jangan lupa bersihkan apartemen."

"Iya."

"Jangan keluar."

"Iyaaa."

"Perhatikan kompor gas. Jangan bermain api."

"Iya, ish."

Minho terkekeh senang melihat raut kesal Jisung dalam mengumamkan 'iya'.

"Jangan lupa mematikan televisi kalau sudah selesai menonton acara televisi."

Azalea -мιnѕυng- [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang